PROLOG

635 47 8
                                    

Namanya Rena, Rena Megantara Addison anak bungsu dari Adi Megantara dan Riana Megantara.

"Couldn't ask for better family" itulah kalimat yang sering Rena ucapkan saat ia melihat keluarganya berkumpul.

Reza Megantara Addison, yang satu ini adalah Kakak Rena. Reza dan Rena merupakan Adik Kakak yang tidak pernah melewatkan satu hari pun tanpa berkelahi, meskipun demikian mereka tetap menyayangi satu sama lain. Reza tidak akan membiarkan hal buruk terjadi pada Rena, begitu pula sebaliknya.

"Renaaa cepet!" teriak Reza dari luar kamar.

"Iyaa sabar,"

"Lagi ngiket rambut." sambung Rena.

"Gue duluan ke bawah ya." sesaat setelah Reza selesai berbicara pintu pun terbuka, menampilkan Rena yang sudah siap dengan seragam putih dan rok abu-abunya.

"Sabar dong, baru juga 5 menit nunggu." ucap Rena sambil mengerucutkan bibirnya.

Tidak menjawab, Reza pun malah menarik ikatan rambut Rena dan langsung berlari menuruni anak tangga.

"Kak Rezaaa!!"

Dan akhirnya kejar-kejaran antara Adik dan Kakak yang satu ini pun terjadi, "Reza, sudahlah kamu ini sudah besar masih saja gangguin Adik kamu terus." Adi membuka suaranya.

Reza pun hanya tertawa mendengar perkataan Adi dan berjalan menuju Meja makan.

"Pa, Kak Reza tuh, setiap hari hobinya gangguin aku terus." adu Rena.

"Yeu ngaduan lu, bocah." Reza merespon tak acuh sambil melahap Nasi goreng yang sudah tersedia di piringnya.

"Biarin gue bocah, daripada lo sok dewasa" Jawab Rena dengan cuek.

"Enough kids. Mendingan kalian sekarang makan, habis itu langsung berangkat sekolah, nanti telat." sahut Riana di sela-sela sarapan.

"Ma..Pa.. Berarti aku udah boleh bawa mobil sendiri kan?" Tanya Reza untuk memastikan.

Keluarga Addison ialah keluarga yang taat akan peraturan, Robby dan Riana tidak akan mengizinkan anaknya membawa kendaraan sendiri sebelum berusia 17 tahun.

Dan akhirnya hari-hari yang ditunggu Reza pun tiba kemarin SIM atau Surat Izin Mengemudi miliknya telah selesai cetak, yang artinya ia sudah boleh membawa kendaraan sendiri ke sekolah.

"Semoga pilihan Rena untuk pindah sekolah engga salah," ucap Riana.

Reza dan Rena pun hanya tersenyum.

"Reza, kamu harus jagain Rena ya." tutur Adi.

"Kamu juga Ren, jangan lupa minum obat nya ya."

Setelah berpamitan dengan kedua orang tuanya akhirnya Rena dan Reza pun berangkat menuju sekolah.

Diperjalanan menuju sekolah, Rena dan Reza sibuk dengan kegiatan mereka masing-masing. Reza fokus menyetir sedangkan Rena fokus melihat posting-an instagram orang lain di akunnya.

"Yah, gue lupa bawa minum." ucap Rena sambil menepuk dahinya, "Dasar, nanti kita beli di kantin dulu." jawab Reza.

Suasana di koridor sekolah kali ini cukup ramai karena dipenuhi oleh siswa siswi yang sedang melihat mading untuk pembagian kelas.

"Kantinnya di sebelah sana, lo duluan aja. Nanti gue nyusul," ucap Reza.

"Emang kenapa engga barengan aja?" tanya Rena sambil mengerutkan dahinya.

"Gue mau liat pembagian kelas di mading dulu." sambung Reza.

Rena pun hanya membulatkan mulutnya dan langsung berjalan melewati arah yang sudah Reza beritahu.

"Bu air mineralnya satu, berapa?" tanya Rena.

"3 ribu neng."

Sedari tadi senyuman di bibir Rena tidak hilang, ia merasa senang karena akhirnya ia bisa merasakan kembali suasana Sekolah formal setelah satu tahun lamanya ia home-schooling.

'bruk'

Air mineral di genggaman Rena pun terjatuh, "Kalau jalan matanya lihat kedepan." ucap seorang siswa dengan intonasi nada yang datar namun tegas.

Rena pun mengambil botol air mineralnya yang jatuh dan mengangkat wajahnya setelah siswa yang berbica kepadanya itu menghentikan ucapannya "Maaf, tadi engga sengaja."

Waktu seakan berhenti bagi Rena, tatapan siswa itu tidak asing baginya.

"Rena?" ucap siswa itu tidak percaya.

Bagaimana bisa takdir mempertemukannya kembali.

•••

Unexpectedly [ON HOLD]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang