Part 02 //

361 36 2
                                    

"Maaf, tapi kita engga kenal." tutur Rena.

Terdengar Alan yang menghembuskan nafasnya kasar sesaat setelah Rena mengucapkan kalimat itu. "Yaudah, gapapa kalo kamu belum inget aku. I Hope you get better soon." senyuman dari Alan membuat hati Rena menghangat seketika.

Alan pun pergi kembali meninggalkan kelas dengan perasaan yang campur aduk "Kalian saling kenal sebelumnya?" tanya Zalfa dengan sorot mata yang tajam.

Rena pun berusaha menjawab pertanyaan Zalfa, "Sekitar 1 tahun lalu gue kecelakaan, koma selama 2 minggu. Pas gue udah sadar diagnosa dokter bilang kalau gue amnesia."

Tubuh Zalfa pun tegang seketika, "Ja--di satu tahun lalu lo kecelakaan dan akhirnya lupa ingatan?" tanya Zalfa.

"Ya gitu, engga banyak kenangan atau orang yang gue inget dari masa lalu. Tapi berjalannya waktu gue bisa inget diri gue sendiri dan keluarga terdekat gue." Jelas Rena.

"Maaf ya jadi bikin lo sedih lagi." kalimat itu menjadi penutup pembicaraan antara Zalfa dan Rena karena Pak Rudi sudah memasuki kelas, jangan lupa dengan penggaris kayu panjang yang ia bawa.

- - -

Bel panjang sudah berbunyi tiga kali yang menandakan jam pulang sekolah telah tiba seluruh murid langsung bersiap-siap merapihkan buku di atas mejanya.

Tak terkecuali Rena, ia sudah siap dengan tas di pundaknya. Sesaat setelah mengucapkan salam seluruh murid pun berhamburan meninggalkan kelas.

"Ren, gue pulang duluan ya. Udah di jemput di parkiran." Rena pun hanya mengangkat ibu jarinya. Ia sedang menghabiskan air mineralnya.

Rena merasa senang memiliki teman baru seperti Zalfa. Menurutnya Zalfa baik, periang dan suka membantu Rena dalam urusan pelajaran seperti tadi.

"Ren, balik sekarang?" tanya Ashton--tangannya bergerak untuk memegang pipi Rena dan 'byur' semburan air dari mulut Rena pun keluar mengenai seragam Ashton. "Yah Ren, baju gue jadi basah kan." Rena pun tak kuasa menahan tawanya dan langsung mencubit pipi Ashton.

"Salah sendiri, gue lagi minum pipi gue malah lo pencet." balas Rena, Ashton pun masih mengelap bajunya yang basah dengan tisu, "Kan gue gemes, pipi lo gede gitu eh engga taunya ada air" Ashton dan Rena pun tertawa bersama sepanjang jalan menuju parkiran.

"Lo udah bilang Kak Reza kan gue balik sama lo hari ini?" tanya Rena, Alan pun menganggukan kepalanya dan memberikan helm kepada Rena. "Ash, besok jangan bawa motor kaya gini gue susah naiknya" eluh Rena.

"Bawel banget sih, mau pulang apa engga nih?" dengan bibir yang mengerucut Rena pun dibantu Ashton menaiki motor sport milik Ashton.

"Biasanya diperempatan depan suka banyak Kakak kelas yang nongkrong." Rena pun menaikan kaca helmnya agar suaranya terdengar oleh Ashton. "Kalo ketemu Kakak kelas gitu gue harusnya senyum atau engga?" pertanyaan Rena membuat Ashton tertawa.

"Ya itu naluri lo aja pengen senyum atau engga, tapi yang pasti mukanya jangan songong." ujar Ashton.

"Untung muka gue imut gini ya engga songong," Ashton pun hanya tersenyum dibalik helm full face nya.

"KAK REZA" panggilan yang berupa teriakan itu membuat Reza menoleh ke sumber suara, Reza melambaikan tangannya terhadap Rena dan mengucapkan hati-hati dengan suara yang sangat pelan namun bisa terbaca dari gerak bibirnya.

Unexpectedly [ON HOLD]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang