Chapter 1

1.1K 42 1
                                    


Don't forget to leave ur vomments before reading guys:)

Enjoy xx

Oh astaga kepalaku.

Aku mengerjapkan mataku beberapa kali.

Hey! Mengapa gelap sekali?

Apa yang terjadi?

"Hey, kau sudah bangun ternyata." Aku tersentak kaget.

Sial badanku diikat. Aku tidak bisa menggerakkan tubuhku.

Terdengar suara langkah kaki yang mendekat diikuti cahaya diruangan ini yang sedikit terang dari sebelumnya.

Seorang lelaki tinggi berpakaian rapi dengan tuxedo dan dasi yang terpasang asal dibadannya yang sedang berdiri didepanku. Aroma mint nya memasuki indra penciumanku.

Aku lupa, aku sudah dibeli oleh pengusaha kaya raya.

Miris sekali.

"Aku Harry. Senang bertemu denganmu Lexina."

Hey! Bagaimana dia tahu namaku?

Aku mendongkak, menatap wajahnya yang tidak terlalu jelas karena pencahayaan diruangan ini. "Kau siapa?"

"Aku Harry."

Aku memutar kedua bola mataku.

"Maksudku, apa jabatanmu? Apakah kau yang membeliku?"

Harry tak berkutik.

1 detik

2 detik

3 de-

"Tidak."

Aku mengeryit bingung. Jika bukan dia siapa?

"Jika bukan kau-"

"Shhh." Harry mengisyaratkanku untuk diam.

Dia membungkuk dan sekarang wajahnya tepat berada didepanku. "Jika aku, kau akan mengamuk?"

Seketika darahku naik. Rasa perih dihatiku mulai terasa kembali.

Aku menormalkan sikapku. Toh, tidak sepenuhnya salahnya karena membeliku, itu artinya aku terbebas dari Dad. Telingaku tidak akan terasa panas lagi akibat makiannya.

"Hey jawab aku."

Aku menatap mata hijau emerald nya. "Aku mencoba untuk tidak mengamuk padamu. Mengapa kau membeliku?"

Dia menatapku. "Well, karena aku mau menolongmu."

"Baiklah. Bisakah kau membuka ikatan ditubuhku ini? Aku yakin kau yang melalukannya."

Harry berjalan ke belakangku. Dia membuka tali yang melilit tubuhku dengan cepat. Aku bernafas lega karena dililit oleh tali itu menyesakkan. "Terimakasih."

Harry mengangguk dan berjalan ke suatu tempat. Kuyakini ia berjalan ke arah saklar lampu karena ruangan ini jadi terang setelahnya. "Kalau boleh kubertanya, kenapa kau mengikatku?"

Harry mendekat kearahku. "Bukan aku, tapi, bodyguardku."

Aku menelan ludah kala wajah Harry sangat dekat denganku. Gosh! Dia tampan!

Eh? Apa?

Aku mengangguk sebagai balasan. Dan aku baru sadar kalau sedari tadi kita berada di garasi. Aku diikat di garasi. Karena banyak oli dan peralatan lainnya yang digunakan untuk memperbaiki mobil.

Tidakkah ada tempat yang lebih elit selain garasi?

Itu sudah lebih baik dari pada gudang. Batinku.

"Kau gadis baik-baik sepertinya." Ucap Harry menatapku.

Aku yang ditatap hanya bisa luluh karena tatapan mata hijaunya yang seakan akan membakar mataku.

"Apa maksudmu? Tentu saja aku gadis baik-baik."

Harry menatapku datar. "Sebenarnya, aku ingin menjualmu ke pub langgananku-"

Dengan segera aku memotongnya. "Pub?! Apa?! Kau membeliku untuk menjualku?!"

"Hey, tidak sopan memotong pembicaraan orang."

Aku hanya memutar bola mataku untuk jawaban. Pub?! Hello! Aku gadis baik-baik! Hanya mahasiswi dan badanku pun tidak terlalu eksotis, mengapa masih bisa terbesit dipikirannya untuk menjualku ke pub?!

"Tapi setelah melihatmu yang sepertinya tidak memiliki bakat apapun, kuurungkan niatku untuk menjualmu ke pub. Tenang saja."

Aku mendengus. "Kata siapa aku tidak berbakat?!"

"Keberatan untuk menunjukkanku?" Ujarnya menantang.

"Bakat seperti apa?"

Harry terkekeh. "Blow job mung-"

"No! Aku tidak mempunyai bakat seperti itu, dude."

Yang benar saja? Aku ngeri melihat Harry. Sempat terpikir bahwa dia adalah pedophil yang akan memperkosaku.

"Tenang, aku tidak akan menyentuhmu. Apalagi sampai masuk kedalammu."

What?

"Shut up! Kau menggelikan!"

Harry hanya terdiam dan mengisyaratkanku untuk mengikutinya ke sebuah pintu. Aku hanya menurutinya. Dia membuka pintu itu dan cahaya yang sangat terang menghiasi indra penglihatanku. Aku menyipit untuk memfokuskan penglihatanku.

Tunggu.

Ini sebuah bengkel?

Pantas saja banyak peralatan di tempat ku diikat.

Tapi, itu berarti, Harry mengurungku di bengkel seseorang?

What

The

"Bengkelku." Ujarnya seakan-akan bisa membaca pikiranku.

Atau mungkin dia bisa membaca pikiranku?

"Tidak. Tenang saja aku tidak bisa membaca pikiranmu."

"Kau selalu menjawab pertanyaan yang ada dipikiranku!"

"Selalu? Kurasa tidak."

"Iya!"

"Tidak."

"Iya, Harry!"

"Whoa! Calm gurl. Terserahmu saja."

Aku hanya memutar kedua bola mataku. Menatapnya dari atas sampai bawah. Penampilannya cukup baik dengan 3 kancing yang sengaja dibuka dan dasi yang diikat asal dan hey! Aku baru sadar jika rambutnya itu keriting. Tertera nama 'Harry Styles' di name tag nya.

He's hot.

What

"Welcome, come on in."

Kidnapped // h.sTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang