They say love is blind.

168 12 15
                                    

Mereka bilang cinta itu buta. Kau hanya melihat dia yang kau cinta, melihat segala hal tentangnya tanpa bisa membedakan mana yang salah dan mana yang benar. 

Ketika dia melakukan suatu kebajikan, kau akan memujinya dan merasa senang. Dan ketika dia melakukan suatu kesalahan kau akan memakluminya, dan berkata bahwa itu hal lumrah yang dilakukan kebanyakan orang.

Seperti halnya Ranjana Putri Gantari, gadis yang sudah dibutakan oleh cinta, mungkin itu hal yang dapat disimpulkan oleh Cakrawala Dewangga Prawara, sahabat Jana.

Menurut Cakra, semenjak berpacaran dengan Dimitri Ryan Pradipta, Jana yang dulunya realis dan ceria menjadi pemimpi dan cengeng. Menjadi lemah, hanya karna cinta.

Suatu ketika hari dimana Jana dan Dimi akan berkencan tiba, Jana tidak bisa menghentikan senyum di wajahnya. Pasalnya Dia dan Dimi jarang sekali pergi berdua, bahkan dalam sebulan mereka pernah hanya bertemu dua kali, dan itu pun karna Jana yang sangat merindukan Dimi.

Tapi saat jam dimana Dimi berjanji akan menjemputnya, Dimi tak juga kunjung datang. Satu jam Jana menunggu, tapi tetap tak ada tanda-tanda bahwa Dimi akan datang. Sampai akhirnya ia memutuskan untuk menelpon Dimi, tapi tidak ada jawaban, hanya ada pesan dari Dimi.

Pesan itu berisi "maaf sayang, aku tidak bisa pergi denganmu hari ini. Sepupuku datang dan aku harus menemaninya. Tak apa kan jika kita pergi lain hari?" Jana menghela nafas, membaca pesan dari Dimi. Lagi, Dimi mengingkari janji yang Dimi buat sendiri.

"Tidak apa-apa, kita masih punya banyak waktu untuk pergi berdua. Kau bersenang-senanglah." 

Ya, meskipun sudah berulang kali Dimi mengingkari janjinya pada Jana, tapi tetap saja Jana tidak bisa kesal terhadap Dimi. Dia tetap menghargai kegiatan Dimi, bukankah itu salah satu hal yang disukai pasangan dan dapat mempertahankan suatu hubungan?.

Setelah menunggu beberapa menit dan tidak ada balasan pesan dari Dimi, Jana pun memutuskan untuk pergi ke rumah Cakra, mengajak Cakra pergi. Dia sudah berdandan cantik, jadi sayang kalau hanya berdiam diri di rumah.


---


Dengan alibi ingin sekali makan permen kapas, Jana pun berhasil membujuk Cakra untuk menemaninya pergi ke pasar malam yang hanya diadakan satu tahun sekali itu.

 Setelah sampai, Jana menarik tangan Cakra agar cepat sampai di stand permen kapas. Tapi sekitar 50 meter sebelum sampai di stand, Cakra menghentikan langkahnya.

Jana menoleh kebelakang, menatap Cakra dengan alis saling bertaut seolah berkata ada apa?

Cakra yang melihat tatapan Jana pun menunjuk kearah sepasang kekasih yang saling bergandengan mesra, berjalan menuju stand penjual permen kapas, stand tujuan mereka. 

"Bukankah itu Dimi, pacarmu?" tanya Cakra ragu, karna banyaknya orang yang berlalu lalang dan penerangan yang kurang, membuat Cakra tidak bisa mengenali Dimi dengan jelas. Begitupun dengan Jana, ia juga tidak bisa mengenali Dimi.

Jana mengangkat bahu nya tak acuh. 

"Ayoo!" Jana menarik tangan Cakra lagi menuju stand yang menjadi tujuan mereka datang kesini. 

Tapi sekitar 10 meter dari stand, dengan tiba-tiba Jana membalikkan badannya, menghadap Cakra. Lalu ia menarik Cakra (lagi) kearah berlawanan dengan stand permen kapas. Menyadari gelagat Jana, Cakra menghentikan langkahnya dan membuat Jana menjadi gugup. Apa dia melihat Dimi? pikir Cakra.

"Ada apa?" tanya Cakra. 

Jana melihat sekeliling, tidak berani menatap Cakra. Kebiasaan jika ia menyembunyikan sesuatu.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 08, 2016 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Revered Back - Love is Blind by Amaylia259_Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang