Can't leave.. Can't Breakup..

4.3K 205 8
                                    

Seorang yeoja yang tidak bisa mengatakan kata putus. Seorang Namja yang tidak bisa meninggalkannya.

Kami tidak saling mencintai lagi. Begitulah yang aku rasakan. Walau hidup bersama, walau melewati waktu yang sama, semua seakan tidak ada artinya. Waktu berputar dengan lambat di sekitar kami.

"Omma terus bertanya kapan kita akan menikah.." aku membuka pembicaraan.

"Kita bahas nanti.." ujarnya datar, masih sibuk memeriksa berkas-berkasnya yang berserakan diatas meja makan.

"Tidak bisakah kau memeriksanya nanti??" Aku melirik kearah tumpukan kertas yang sedari tadi ia baca.
"Jika waktunya untuk makan maka seharusnya makan" lanjutku mengintrupsi apa yang ia lakukan.

"Aku tidak punya banyak waktu.." ia mengambil selembar roti tawar lalu memasukannya kedalam mulutnya kemudian membereskan semua berkas yang sedari tadi berserakan di meja itu.
"Aku akan pergi sekarang" ucapnya kemudian berlalu begitu saja dari hadapanku. Meninggalkan aku sendiri di dalam rumah ini.

Aku mengamati seluruh penjuru rumah ini. Setiap sudutnya terasa asing, tidak ada kenangan yang bisa aku ingat disini. Tidak ada hal berharga yang aku ingat. Semua yang aku rasakan hanyalah kebisuan..

Hati ini hampa, duduk disini sendirian rasanya sudah ribuan kali aku lakukan. Terkadang aku merasa bahwa aku terbelenggu. Aku tidak tahu apa yang terjadi pada diriku, aku hanya tahu bahwa hati ku kini tidak lagi sama.

Tujuh tahun sudah kami menjalin hubungan, berjuang bersama-sama, dari yang belum menjadi apa-apa hingga menjadi yang sekarang. Aku yang dulu hanya mahasiswa design kini telah menjadi seorang fashion designer yg cukup dikenal. dan Jongin yang dulu hanya karyawan biasa di sebuah perusahaan asing kini telah jadi direktur perencanaan yang super sibuk.

Dahulu saat awal tinggal bersamanya walau hanya di apartement kecil, aku merasakan begitu bahagia. Seluruh penjuru apertement itu menjadi saksi canda tawa kami berdua. Tapi itu rasanya telah lama berlalu, semakin umur bertambah, semakin lama kami bersama, semakin banyak yang kami lalui. Kami makin berubah pula.

Aku tahu kalau kami tidak lagi sama. Hati kami tidak lagi berdetak seirama. Kami tidak lagi merasakan getaran yang sama. Kini yang kami jalani hanya rutinitas.
Tapi tidak ada salah satu pun dari kami yang menyinggungnya. Tidak ada salah satu pun dari kami yang mencoba untuk mengatakan apa yang kami rasakan ini.

Malamnya..

Aku mendengar suara pintu rumah kami yang terbuka. Aku melihatnya.. wajah kusut yang selalu ia bawa kerumah. Baju lecek bau alkohol itu. Ia habis minum-minum lagi.

Kim Jongin.. demi pekerjaannya ia bahkan rela minum bergelas-gelas bir yang dituangkan bosnya padahal ia bukanlah orang yang kuat minum. Demi pekerjaannya ia rela tidak makan atau pun tidur.
Kim Jongin ku ini berubah menjadi orang lain dimataku.

"Minum lagi??" Tanya ku sambil masih sibuk menukar acara televisi dengan remote.

"Sedikit.." jawabnya.. kemudian ia berjalan kearah ku, duduk disampingku, disofa yang sedang aku duduki.

"Kau bau alkohol" aku masih acuh terhadapnya. Aku bahkan tidak berniat membuatkan sesuatu yang bisa meeringankan mabuknya.

"Aku tahu.."

"Kalau begitu, mandilah!" Aku tidak suka mencium baunya, aku benci saat dia pulang kerumah dalam keadaan mabuk dan bau alkohol.

Aku tidak mendengar jawaban apapun darinya, tiba-tiba saja aku merasakan sebuah kepala bersandar di bahu ku, aku mulai mengarahkan pandanganku kepadanya.

"Kau tidur??" Aku rasa dia memang sudah tertidur, Seperti ini aku bisa melihat wajahnya secara dekat. mendengar hembusan nafasnya yang teratur. Dan mencium bau alkohol yang menyengat dari tubuhnya.

Love Story.. (Oneshot, Ficlet, Drabble,..etc)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang