Story Begin

3K 160 17
                                    


Aroma biji kopi yang diseduh oleh peracik handal menyebar diseluruh ruangan. Hyera meneguk lagi espresso yang ada dihadapannya. Rintik hujan yang membasahi jendela besar membuat gadis itu menoleh. Dijalanan yang tetap ramai banyak pengguna kendaraan motor berhenti sejenak untuk berteduh. Tak sedikit pula beberapa pasangan berjalan beriringan dengan sebuah payung yang menaungi mereka kemudian tertawa kecil ketika salah satu dari mereka melontarkan sebuah lelucon.

Hyera mengembalikan pandangannya kedepan kearah lelaki yang tengah memandangnya serius. "Ada apa?" Bahkan setelah 5 tahun tidak bertemu, hanya kata itu yang mampu dilontarkan Hyera untuk lelaki dihadapannya.

Lelaki itu mendesah pelan kemudian mengusap tengkuknya dengan ragu.

"Aku ingin bertemu dengannya. Hanya sekali." Ucapnya tenang namun penuh permohonan. Kemudian menatap Hyera dengan sungguh. Dalam hati ia ragu bahwa Hyera akan mau mengabulkan permohonannya.

Mendengar permintaan laki-laki itu membuat Hyera menolehkan pandangan kearah jalan, seperti awal tadi. Nafasnya yang berhembus menempel dikaca besar menimbulkan titik-titik embun kecil. Perasaannya kacau lagi, setelah 5 tahun ia bersembunyi akhirnya hari ini datang. Ia tidak boleh goyah lagi kali ini, cukup sekali saja ia terjatuh didalam lubang yang sama. Kali ini ia akan mencoba menghindar walaupun akan terasa sulit.

"Aku tidak bisa." Tanpa mengalihkan pandangan , Hyera menjawab pertanyaan tadi. Ia tidak terkejut dengan jawaban Hyera walaupun itu membuatnya kecewa. Tangannya terjulur memegang tangan Hyera yang berada diatas meja, kemudian memegangnya dengan lembut membuat gadis itu menoleh.

Berdehem sebentar kemudian mulai melancarkan aksinya kembali. "Aku tahu dia sangat ingin bertemu denganku. Dan aku sangat merindukannya begitu juga denganmu."

Tanpa sadar Hyera menahan nafas membuat wajah gadis itu sedikit memerah. Namun hal itu tidak berlangsung lama, dengan cepat ia menghempaskan tangan yang sedang menggenggamnya kemudian tersenyum sinis.

"Benarkah Tuan Cho Kyuhyun? Benarkah semua yang kau katakan? Aku ragu jika tidak ada kebohongan didalamnya." Kyuhyun membuang muka ketika Hyera mengungkit masalah itu lagi. Ya, ia mengakui jika ia bersalah di masa lalu. Tapi tidak bisakah Hyera memaafkannya setelah sekian lama ia berusaha menebus kesalahannya.

Kyuhyun memegang café latte miliknya kemudian meneguknya sekali hingga habis.

"Tidak bisakah kau melupakan dan memaafkanku dimasa lalu?" Hyera menunduk menatap lantai dingin dibawahnya. Otaknya memutar ulang kejadian kelam 5 tahun lalu. Bagaimana perlakuan kejam Kyuhyun terhadapnya, menganggap gadis itu boneka yang dapat dimainkan jika ia suka dan membuangnya ketika ia mulai bosan.

Deringan ponsel Hyera membuatnya tertarik kedunia nyata. Kemudian merogoh ponsel miliknya, ia sedikit terkejut ketika seseorang yang tidak dipikirkannya sama sekali tiba-tiba menghubunginya. Ia beranjak untuk menjawab panggilan namun tangan Kyuhyun lebih dulu memegang lengannya membuatnya kembali duduk dikursinya.

"Jawab saja." Ujar laki-laki itu dingin. Rahangnya mengeras ketika menyadari ekspresi ceria yang terpatri diwajah cantik Hyera. Ia senang, tentu saja. Mendapati gadis itu tersenyum setelah hampir 1 jam Hyera tidak menunjukkan ekspresi santai sama sekali. Namun yang membuatnya marah adalah gadisnya tersenyum bukan karenanya melainkan karena panggilan telepon dari orang lain dan ia sendiri yang merenggut senyum gadis itu.

"Mom, Kau dimana?" Suara kecil diseberang telepon membuat Hyera mengerutkan dahi, ia kembali mengecek layar ponselnya. Kemudian menempelkan benda persegi panjang itu ditelinganya.

"Aku di café baby, ada apa?" Kyuhyun meringis ketika mendengar kata baby terlontar dari mulut Hyera. Apakah wanita karir berumur 28 pantas memanggil pacarnya dengan baby yang kemungkinan umurnya diatas gadis itu sendiri? Kyuhyun menepis pemikirannya yang terlalu jauh.

Mom, I'm SorryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang