Flashback

1.2K 89 14
                                    

Club itu nampak ramai. Beberapa orang terlihat turun kelantai dansa, menggerak-gerakkan tubuh mereka sesuai irama yang berdentum dengan keras. Kyuhyun meneguk vodkanya lagi, entah sudah gelas yang keberapa. Yang pasti saat ini ia merasa kepalanya pusing dan tubuhnya sulit digerakkan.Seorang gadis yang sejak tadi menatap Kyuhyun dengan minat, akhirnya berjalan mendekati laki-laki itu.

"Hai Tuan tampan." Ucapnya dengan suara menggoda. Kyuhyun hanya melihatnya sekilas kemudian membuang mukanya kearah lain, membuat gadis itu berdecak kesal. Laki-laki ini jual mahal padaku. Geramnya dalam hati. Dengan berani wanita itu menyentuh dada Kyuhyun hingga membangkitkan amarah lelaki itu. Ia menghempaskan dengan kasar tangan yang menyentuhnya dengan lancang.

"Menjauh dariku jalang." Teriaknya geram. Ia benar-benar kacau malam ini, dan kehadiran wanita penggoda itu justru semakin menghancurkan suasana hatinya. Ketika Kyuhyun hendak meraih gelasnya lagi, seseorang menghentikan tangannya. Menyambar gelas Kyuhyun dan menaruhya agak jauh dari jangkauan pria itu.

"Apa yang kau lakukan?" Bentak Kyuhyun dengan keras, ia hendak bangun untuk mengambil gelasnya kembali. Baru saja ia menginjakkan kakinya kelantai, tubuhnya terhuyung kedepan. Untung saja seseorang yang berada didekat Kyuhyun segera menahan tubuh Kyuhyun agar laki-laki itu tidak terjatuh.

"Sajangnim, anda sudah mabuk berat." Ucap orang itu sambil membantu Kyuhyun berjalan keluar club dan menuntunnya ke mobil. Kyuhyun hanya memegang kepalanya yang terasa semakin berat. Ia tidak dapat merasakan apapun hingga semuanya terasa gelap.

***

Matahari pagi yang masuk melalui gorden jendela membuat Kyuhyun mengerjapkan kepalanya. Salah satu tangannya terulur untuk memegang kepalanya yang terasa berat, hingga sentuhan halus dipunggung tangan kirinya membuat laki-laki itu menoleh. Ia menyipitkan mata mencoba mengenali siapa perempuan yang saat ini tersenyum padanya. Posisi wanita itu yang membelakangi gorden membuat Kyuhyun sulit mengenalinya karena terpaan sinar matahari menyilaukan kedua matanya.

"Kau sudah bangun. Aku membuatkanmu sup dan segera minumlah obat penghilang mabuk." Suaranya yang sehalus sutra membuat Kyuhyun terpesona, namun tekanan kuat diperutnya membuat laki-laki itu segera bangun dan beranjak menuju kamar mandi. Perempuan itu juga ikut masuk kekamar mandi kemudian mengelus punggung Kyuhyun dan sedikit menekannya. Ia terkesiap ketika wanita itu tersenyum padanya kemudian memeluknya dengan erat.

"Ayo kita turun untuk sarapan." Wanita itu menarik pelan tangan Kyuhyun menuntunnya turun kelantai satu.

"Terimakasih Hyena-ya." Setelah itu Ia hanya diam ketika gadis itu menuntunnya turun dari tangga. Yang Kyuhyun lakukan hanyalah mengamatinya dari samping. Perawakan dan sikapnya yang dewasa membuat Kyuhyun cemas. Ia takut hatinya berpaling. Pandangannya menoleh kearah sebuah foto dengan pigura besar menempel didinding dekat ruang keluarga dirumahnya. Kemudian ia mengalihkan pandangannya pada gadis yang saat ini tengah mengambilkan sup untuknya. Ini salah. Batinnya berteriak. Mungkin ia sudah gila karena mencintai dua orang wanita dalam waktu yang bersamaan. Apalagi....

"Kyu, Kau melamun." Hyena berjalan mendekati Kyuhyun yang masih berdiri diambang pintu dapur kemudian menariknya agar duduk dimeja makan. Ini bukanlah dirinya, ia tidak suka disentuh oleh siapapun kecuali gadisnya. Tapi saat ini, bahkan tubuhnya tidak menolak ketika perempuan yang ada dihadapannya menggenggam tangannya.

"Ayo makan." Kyuhyun hanya memandangi sup yang tersaji dihadapannya tanpa minat. Pikirannya saat ini melayang jauh, memikirkan gadisnya. Apa gadis itu baik-baik saja? Apa ia makan dengan baik? Dan yang terpenting apa gadis itu merindukannya? Semua pemikiran itu seakan menghimpit dada Kyuhyun hingga terasa sesak.

"Terimakasih Hyena-ya." Ia menatap wajah Hyena yang terlihat kecewa karena Kyuhyun tidak menyentuh masakannya sama sekali. Dengan terpaksa, Kyuhyun menarik bibirnya hingga sebuah senyum terbit dibibirnya. Senyum terpaksa.

Mom, I'm SorryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang