"Kau tau, apa itu cinta? Cinta itu dimana seseorang mulai panas dan merasakan debaran aneh yang tak biasa dalam dada nya. Debaran aneh itu, sontak menjalari setiap inci tubuh hingga bagian yang terdalam. Menimbulkan hasrat nafsu atau sifat tersipu malu yang membuat mu lupa diri." Rena menunjuk tepat di hidung Evan dengan mata menyeringai evil. "Dan cinta ku itu muncul ketika aku melihat mu saat itu. Saat kau sedang, menginjak kucing di tengah jalan."
Seperti tersadar akan sesuatu, sontak Evan bersuara tertahan jengkel. "Aku saat itu gak sengaja!!!"
"Sengaja gak sengaja itu lah kebenaran nya." Rena mengalingkan pandangan seraya mengelus-elus dagu putih nya. "Wajah mu saat itu begitu natural. Hingga aku jatuh klepek-klepek pada pandangan pertama-""Maaf..." Evan menyelak. "Maksudnya klepek-klepek itu apa ya?"
"Wajah mu yang merona ketika melihat jeritan tertahan kucing itu, entah kenapa membuat 'punyaku' di bawah sana tergorak kontras tak seperti biasa nya. Begitu panas dan gatal.""Kau tak mendengar ucapan ku tadi ya?" Evan merasa sebal, pertanyaan nya di anggap angin lalu oleh si gadis berambut ombak sepanjang pinggang itu yang kini mulai berbicara sendiri dengan wajah ero nya.
"Baru kali ini aku merasakan hal yang nikmat seperti itu... Ini benar-benar di luar dugaan. Kau membuat ku terangsang.-"
Evan tergerak mendengarnya, "tunggu... Apa?-""Ya kau!" Rena berbalik cepat, menunjuk Evan yang ada di depan nya seraya membusungkan dada nya yang nampak begitu bergoyang karena saking semangat nya. "Nge-seks lah dengan ku!"
[Touch me like you do!] #bagian_awal
_______Dengan rambut acak-acakkan. Evan menghembuskan nafas lelah seraya jatuh bersandar di kursi nya, letih.
Tora, si teman sekelasnya mendadak nyengir melihat tampang kusut teman lelaki nya itu. "Ada apa Van? Gak biasa nya kau mendesah begitu, jangan-jangan..."
"Dasar mesum!" Evan menghardik "aku tadi habis lari maraton dari ruang UKS tau."
"Buat apa lari maraton? Di UKS pula.."
"Bacot lah.. Aku sedang kesal hari ini. Jangan mencari celah untuk mengganggu ku." Evan bertopang dagu menatap jendela dengan mimik wajah gak habis pikir. "Dasar gadis sinting.." Gumam nya keki."Kau bilang sesuatu?" Suara entah berasal dari mana, membuat Evan tergerak.
"Ah-tidak... Aku tak bilang apa-apa k-!" Suara Evan melengking begitu melihat sosok gadis berpakaian olahraga minim tertangkap di bola mata nya yang tajam. "K-KOK!!!""Kok?" Gadis itu bingung, "maksudnya?"
Evan lantas memalingkan wajah merona, ketika wajah polos gadis bernama Mae itu mulai menatap nya."Waah.. Kau nampak sexi dengan pakaian itu, Mae.." Tora bersuara nafsu, melihat dada yang menonjol milik Mae dan paha yang mulus juga milik gadis berambut pendek itu.
"Sexi?" Karena terlalu polos dan suci, tentunya. Mae bertanya bingung ke arah Tora yang sudah bertampang mesumers dengan air liur yang hendak menetes karena melihat mangsa begitu lezat.
"Sexi itu... Manis."Jawaban Tora, lantas membuat Evan mendengus. "Jangan dengarkan orang gila itu Mae." Lelaki itu menyahut. "Dan kuingat kan, jangan terlalu mengumbar setiap inci tubuh mu itu. Karena di sekolah ini banyak hidung belang, termasuk Tora."
Tatapan mereka bertumpuk, yang membuat bingung Mae di sana adalah... Kenapa sesuatu benda keras berdiri di sela-sela selangkangan lelaki bernama Evan itu.
"Evan... Kenapa ada benda aneh dalam celana mu?" Pertanyaan polos Mae, sontak membuat Evan terperanjat, ketika gadis itu ingin menyentuh nya.
"JANGAN!! KAU HANYA AKAN MEMBUAT NYA MAKIN BERDIRI!!!" Teriakan Evan mengundang beberapa pasang mata dalam kelas itu.Mae yang di bentak begitu mengernyit, tidak dengan Tora yang kini nyengir menyebalkan. "Kau pun sama Evan, malah lebih parah.." Cemoohan Tora yang lirih, langsung membuat Evan jatuh jengkel.
"Berisik ah!"[Touch me like you do!] #bagian_tengah
______"Hemph!... Kenapa lelaki itu tak mau melakukan nya dengan ku?" Rena si gadis berambut ombak sepanjang pinggang itu mulai berjalan bersedekap membusungkan dada nya yang menonjol dengan wajah berpikir.
"Aneh deh, apa semua cowok akan lari ketika ku ajak nge-seks?" Pertanyaan Rena, langsung menggerakkan kepala nya, mata nya dengan bingung mulai berpandang berkeliling ketika beberapa anak lelaki yang sempat memperhatikan nya jatuh pura-pura sibuk dengan kegiatan nya masing-masing.
"Mungkin, aku akan tau jawaban nya ketika mencoba mengajak seseorang..." Rena menurunkan tangan nya, dan berjalan cepat ke samping salah seorang murid lelaki yang sibuk memainkan ponsel di sandaran tembok jendela koridor.
"Hei kau! Mau nge-seks dengan ku gak?" Pertanyaan Rena yang biasa tapi begitu nampak sedang berteriak hingga orang-orang di sana mendengar semua.Orang yang diajak bicara, lantas syok dengan wajah merona hebat. Pertanyaan Rena tak mendapat jawaban karena si lelaki itu mendadak jatuh pingsan hingga hidung nya berlumuran darah dalam posisi nyengir-ngiler. (Dia noseblood*saking senangnya)
Orang-orang langsung panik dan membawa siswa itu keruang UKS dengan buru-buru, melewati Rena yang kini kembali berpikir heran. "Ternyata benar... Aku itu nampak mengerikan di mata cowok-cowok." Gumam nya, bego. Karena tak menyadari hal yang sebenar nya. Maklum, otak nya agak sedikit gesrek.
[Touch me like you do!] #bagian_akhir
______"...aahh...uuh-aahhh...hhh...ka..-kak..aaahh!!!..."
GLEK! Suara saliva tertelan dengan kasar, langsung membuat panas-dingin seseorang yang kini sedang menonton layar tancep di ruang klub pribadi nya yang nampak kecil dan rahasia itu.Dua kunciran rambut nya kini bergerak, gadis itu diam membisu menonton adegan percintaan antara kakak-beradik yang begitu panas dan menggairahkan itu. Hingga entah kenapa, dalam posisinya yang duduk memeluk lutut langsung bergerak gelisah seperti sedang duduk di bawah penuh paku runcing.
"Kakak... Aku menyatu...hhh.. Kita menyatu, kakak..! Aahhh!!!"
Teriakan,desahan dan adegan goyangan bernafsu itu, membuat gadis berkuncir dua itu kembali menelan ludah, apeng."Kakaakk...! Aku mau keluar...hhh.. Pelankan, gerakkan nya.... Aaahhh...!!!"
"Tak apa adik ku yang manis... Kau bisa keluarkan semaumu... Percaya pada kakak mu ini..."
"Kakak..." Sahutan dari sang adik, langsung menekankan sang kakak dengan penuh kepuasan. Tubuh mereka menegang sesaaat dengan teriakan nikmat sang adik yang kini begitu puas.
"Kakak...kau luar biasa..."
"Kau pun kuat adik ku tersayang..."
CIUMAN!Dan END! Gadis berkuncir dua itu sesaat diam menunduk, tak bergerak. Hingga beberapa menit kemudian. Dia berteriak nikmat begitu diri nya jatuh terbaring di atas lantai ruangan dengan posisi jari yang kini menekan kuat bagian bawah 'punyanya'.
Ya ampun, dia ngocol. "Kakak... hhh... Stefi pengen milik mu...." Desis nya, dengan wajah merona terangsang, ero banget!
End!
>to be continued.
Jangan cemooh macem2 oke? Ini hanya karangan yang kubuat tanpa copy atau nyetak punya orang. Lagi pula, cerita ini agak sedikit gesrek. Voment yang mendukung yaahh... ^_^
Salam kocok2 :3
KAMU SEDANG MEMBACA
TMLYD! [COMPLETED]
Teen FictionWARNING 18+ ! "Kau! Nge-seks lah dengan ku!" "Kakak.. Nge-seks lah dengan ku.." "Evan.. Mau coba nge-seks dengan ku?" Ini hanya cerita rekayasa. Dimana aku, penulis! Yang jadi tuhan nya. Touch me like you do! ### *** Ad...