Part 3

607 25 8
                                    


"YA!!!"
"Ngapain lo cipika-cipiki sama cewek itu?" Shila dengan kecepatan seribu tangan bisa sampe di depan gue secepat tikus got yang lagi nyari eek.

"Shilla. lo ngapain sih disini?"kata gue risih sama mantan gue yang gak pernah bisa nrima kalo kita udah putus. Dia selalu ada aja di setiap langkah gue. Cewek cantik yang cuma punya seperempat otaknya tikus ini gak bisa dibilangin buat ngejauh dari gue. Susah.

"gue sekolah disini." kata Shilla yang tiba-giba ngerubah ekspresi marahnya jadi girang.

"boong lu. emang lu jadi lulus SMA?" kata Gabriel yang inget jelas nama Shilla ada di deretan siswa yang gak lulus. Trus Gabriel juga liat Shilla nangis kejer dibawah pohon rindang tempat tukang cukur biasa nongkrong.

"jadi lah. Gue kan cantik." kata Shilla menanggapi Gabriel. Dan entah sejak kapan tanggannya mulai memeluk bahu Rio.

"Shilla."panggil Rio halus setelah menyadari ada yang memperberat bahunya.

"iya Rio"kata Shilla tersenyum lebar.

"gak usah gandengan ya?" kata Rio sambil nglepasin tangn Shilla.

"hehe"Shilla hanya tersenyum senang memperhatikan wajah Rio.

WUZZZ....

Gabriel sama gue lari secepat kilat. Yang sangat disayangkan adalah kilat itu gak nyamber Shilla oon itu. Kali aja abis kesamber otak dia waras.

......
Haru ini gue semangat buat kuliah karena Gabriel duduk disamping gue. Bukan itu sih. Gue semangat karena gue abis mandi kembang delapan rupa. Wih. Trus gue campurin kemenyan juga di bak.

Gue angkat tangan gue trus ngirup bau ketek six pack gue. Ya harus dipastiin gak ada semerbak wangi kemenyan. Ok aman.

Asisten Dosen dateng. Oh jadi itu yang punya IP tiga koma sembilan.

"syut... eh Kka. Asdosnya namanya siapa?"tanya gue sama Cakka yang duduk dibelakang gue.

"kenapa yo?" tanya Cakka gak denger sambil turunin kacamata berlensa bulet kecil.

"itu. namanya siapa?"tanya gue lagi sambil nunjuk asdosnya.

"ooh. bentar ya?" kata Cakka nyuruh gue nunggu dia buka buku super tebel dan nyari nama asdos cantik itu.

Gak ada yang tau apa aja yang ada di dalem buku keramat Cakka itu. Yang gue inget dia dapet jawaban dari pertanyaan gue tentang jenis kelamin anjing piaraan Pak Mahmud tukang akik keliling itu. Cakka bilang jenis kelamin anjing Pak Mahmud cowo berdasarkan buku catatan tebel itu.

Percaya gak percaya, gue aja gak tau kalo pak Mahmud piara anjing. Padahal gue cuma asal nanya buat ngetest isi buku Cakka. Eh malah gue dapet jawaban. Yang bisa gue tangkep disini adalah Cakka itu cowok paling kurang kerjaan sejagad.

"namanya Alyssa Saufika Umari. Dia anak perempuan dari..." belum selesai Cakka menjelaskan Rio memotong.

"Oke oke. cukup. makasih ya Kka." kata gue yang gak mau dia jelasin banyak hal gak penting.

"selamat pagi" kata Ify memulai.

"perkenalkan nama saya Alyssa Saufika Umari. panggil saja Ify." jelas IFy kemudian.

"Hai Ify." sapa gue yang notabennya duduk di barisan depan.

Belum dapet balesan senyum dari Ify, Gabriel malah nyikut-nyikut gue. Trus dia nunjuk ke arah pintu tepatnya ke seorang cowok yang berdiri disana.

"itu cowoknya Yo. liatin aja dia melotot." kata Gabriel yang ngrasa dapet ancaman dari cowo tionghoa disana.

" dia sipit bego. mana bisa dia melotot. ada-ada aja lo." kata gue yang kesel sama Gabriel.

Trus gue lirik cowok itu sekali lagi. Dan gue inget banget itu kating yang udah nolongin Gabriel tadi di kantin. Kalo gak salah namanya Alvin. Kalo gue salah gak papa daripada gue harus nanya Cakka.

seet. Gue puter leher gue buat nengok Cakka.

"Apa lagi Yo?" kata Cakka kenceng.

"Aish" kata gue nyesel udah nengok dia.

"Siapa nama kamu?" kata Ify keliatan kesel sama gue. Apa muka gue anarkis.

"gue Rio." kata gue sambil nyelodongin tangan dan pasang senyum termanis gue dengan gingsul andalan.

"ooh" kata Ify nyalamin gue dan gak jadi kesel. iyalah gue kan ganteng.

"YAAA....!!" tiba-tiba ada suara melengking yang ngancurin suasana hati gue saat ini. Saking kencengnya seisi kelas nengok ke arah Sivia, sang empu suara.

"gua gak bawa pulpen"kata Sivia kesel sama dirinya sendiri dan gak sadar ada banyak pasang mata yang liatin dia pake heran.

Aduh. Bisa karatan kuping gue sekelas sama dia. Ya Tuhan doa gue pagi ini cuma, semoga gue bisa liat matahari besok.

"Sivia, lo disini ternyata" sapa Ify sok kenal. Atau mungkin mereka emang saling kenal. Atau mungkin juga gue gak perlu tau soal itu.

"yoma...." kata Sivia sok asik.

"em... Ify, bisa dimulai sekarang?"kata gue nyuruh Ify buat lupain Sivia.

.......

"ASTAGA" kata gue kaget setelah liat Shilla udah matung aja di depan kelas. Tiba-tiba niat pengen ke kantin berubah jadi pengen ke toilet cewek eh.

"Hai Rio" kata Shilla senyum pager.

"hehe...."gue cuma bingung pengen ngapain.

Akhirnya gue milih buat lari pulang, karna jadwal kuliah udah abis hari ini. Shilla ikut lari dan ngejar gue. Kita main kejar-kejaran. Gue lari ke kantin, trus belok kanan lewat taman, lanjut lari lagi ke arah toilet, masih berlanjut dan kali ini gue yang ngejar Shilla. Shilla lari ke arah Mushola, belok kiri ke arah parkiran dan tiba-tiba gue sadar. Kenapa gue musti kejar dia coba? Harusnya kan Shilla yang kejar gue.

Bodo. Gue harus pulang sekarang.

.........
"huft.." lega banget bisa sampe rumah dengan selamat.

Gue gak pernah berharap di rumah gak ada masalah. Masalah terbesar gue adalah Chelsie. Adhe perempuan gue yang notabennya cantik tapi bloon.

Dia pasti sibuk nyikatin gigi Warjo, anjing jenis Labrador warna monocrom kesayangannya. Gak jarang juga dia mandiin Warjo di kolam renang. Dan kalo sampe Debo tau pasti gue yang disemprot.

"Rio... " kata Chelsie kaget liat gue. Dia dateng sama Warjo.

"hai Chelsie..." gue sok manis.

"nanti malem Warjo pengen bobo sama kamu" kata Chelsie lagi sambil ngelus-elus Warjo yang julurin lidahnya.

"BODO!" najis gue lama-lama. Bayangin aja, Adhe lo sendiri jodohin lo sama anjing piaraannya. Parahnya Warjo itu jantan. Baru denger kan ada anjing guy.

"Rio... nanti aku bilang Ka Debo." bisanya cuma ngancem.

"Di pikiran lo tuh cuma Warjo sama Debo. Ni sebenernya gue saudara tiri apa sampah" bentak gue sama Chelsie.

"Di pikiran kamu tuh cuma tante Angel yang jelas-jelas udah tente-tante." bales Chelsie bahas temennya Debo itu.

"Tau apa lu sama hubungan gue sama Angel."
"awas aja lu. Gabriel gak akan gue suruh dateng kesini buat ajarin bahasa arab"ancam gue sama Chelsie.

"Hu... dasar pacarnya tante Angel."

PLUK

yap sepatu gue berhasil kena kepala Chelsie

Daftar Panjang GebetanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang