PROLOG

21 0 0
                                    


Karena ini baru pertama kali nulis, ya harap dimaklumi lah kalo penyampaian dalam kata nya kurang baik.

So, Happy Reading.

Aku terus menangis dalam kesedihan ini. Entahlah, bagi ku ini terlalu cepat. Bunda pergi meninggalkan aku, dan ya ini bukan pergi waktu bunda ke luar rumah buat ke supermarket ataupun pergi ke rumah saudara nya. Tapi, ini pergi dan gaakan pulang lagi. Penyakit asma yang udah akut ngebuat bunda nutup mata dan istirahat di atas sana, di tempat yang sangat jauh. Dan makin lama, semua yang ada disini kembali ke rumah.

Terdengar suara Aldian disampingku  sambil memelukku dan berkata, "Udahlah Bel, jangan nangis terus, bunda gamau liat anak gadis nya ini jadi cengeng" entahlah aku tak menghiraukan apa kelanjutan kata-kata Aldian, dan tangisan ku makin kencang seketika.

Dan sekarang, aku mendengar Aldian mendengus  dan tersenyum seraya mengeratkan pelukannya.

"Hmm gini deh Bel, kalo lo emang mau nangis puasin aja sekarang, asal lo janji ama gue besok gaakan nangis lagi. Kalo lagi kangen sama Bunda, gue mau kok nemenin lo dateng ke sini. Kita berdoa sama-sama buat Bunda disana. Dan lo harus buktiin ke Bunda kalo lo bisa jadi kesayangan Bunda yang membanggakan. Gue yakin kok Bel, suatu saat lo bakal bisa."

Emang bener apa yang dibilang Aldian, gue harus ikhlasin Bunda. Dan gue akan buktiin ke Bunda kalo gue bisa.

"Iyaa, yan"

"Pejamkanlah matamu untuk sesaat, dan ingatlah kedua orang tuamu, jadikanlah mereka sebagai penyemangat untuk meraih keindahan yang tertunda sesaat." ucap Aldian sarkastik

"Yuk, pulang bel. Ayah lo udah nungguin dari tadi." lanjutnya sambil menggenggam tangan Bella.

Lo tenang aja Bel, gua janji berusaha selalu ada buat lo dan gue gaakan ngebiarin lo sedih lagi. trust me. Ucap Aldian dalam hati.

sometimes, we have to give up what is not for us. Because something new is coming. Although not as beautiful as what's already gone-

***

OverdueWhere stories live. Discover now