Goodbye

6.6K 412 51
                                    

Aku pulang agak terlambat hari ini. Kubuka pintu apartement.
"Hyung~"
Panggilku didepan pintu sembari melepas sepatuku. Hening. Tak ada jawaban.
"Oii~ Jin Hyung~"
Ucapku sekali lagi sambil masuk kedalam.
"Jin Hyung?"
Kulihat Jin Hyung yang masih tertidur di sofa. Posisinya sama seperti tadi pagi.
"Hyung! Jin Hyung!!"
Aku menggoyang goyangkan tubuh Jin Hyung. Tapi ia tetap tak bangun. Kenapa?
Tanpa basa-basi aku langsung membawanya kerumah sakit.

#####

-Di Rumah Sakit-

Aku duduk di loby menunggu dokter keluar dan memberitahu kondisi Jin Hyung.
Dan dokter pun keluar. Aku langsung menghampirinya.
"Bagaimana kondisi kakak saya dok?"
Tanyaku khawatir kepada dokter dihadapanku.
"Sebenarnya pasien yang bernama Seokjin sudah lama memiliki tumor di otaknya"
Ucap dokter tersebut. Dan
DHEG
Kenapa ia tak pernah memberitahuku?

*******

2 minggu sudah Jin Hyung dirawat dirumah sakit.
Setelah pulang kuliah, jin hyung menyuruhku menemuinya. Apa ada hal yang terjadi?
Sesampainya di rumah sakit, aku langsung menuju ke ruangannya.
Kenapa Jin Hyung ditemani oleh dokter?
"Permisi"
Ucapku di depan pintu.
Kulihat mata Jin Hyung yang sembab. Apa ia habis menangis?
Taehyung : "Ada apa dok? Apa ada sesuatu yang terjadi?"
Tanyaku menghadap dokter itu. Jin Hyung tetap diam.
"Sebelumnya kami minta maaf"
Ucap sang dokter.
"Me...memangnya ada apa? Apa yang terjadi dengan Jin Hyung?"
Tanyaku sambil menatap Jin Hyung.
"Penyakitnya membunuhnya. Jin hanya punya kesempatan hidup selama kurang lebih 1 bulan lagi"
Ucap sng dokter.
"Apa?! Kenapa begini mendadak?!"
Tanyaku panik.
"Sebenarnya saat pertama kali pasien datang kemari. Saya sudah memeriksanya dan kisaran hidupnya kurang lebih 3 bulan lagi. Tetapi baru kali ini ia ingin memberitahunya padamu".

Ucap sang Dokter menjelaskan.
Tanpa sadar air mataku sudah jatuh dari tempatnya.
Apa begini? Kenapa ia begitu cepat meninggalkanku?
Apa aku begitu merepotkannya? Hingga ia benci padaku?
Batinku konyol sambil menangis.

"Taehyungie. Jangan menangis. Aku tidak mau melihatmu menangis karenaku. Aku menyayangimu'.
Ucap Jin Hyung menenangkan.

"Tapi Hyung! Kenapa kau begitu tega meninggalkanku? Hyung... Kumohon jangan pergi"
Ucapku sambil meraih tangan Jin Hyung.

"Taehyung... Takdir tetaplah takdir. Tuhan pasti akan mempersatukan kita kembali. Jangan khawatir. Aku akan tetap manjagamu dari sana"
Ucap Jin Hyung yang menggenggam tanganku.

"Hyung...."
Ucapku lirih.
"Sudahlah berhenti menangis. Berjanjilah padaku selama aku masih ada kau tak boleh menangis. Lagipula kau itu namja"
Ucap Jin Hyung yang tidak henti menenangkanku.

#####

Hari ini sudah hampir sebulan. Dan aku benci mengingat ini.
1 minggu lagi.
Kisaran hidup Jin Hyung...
Akh!! Aku memikirkan apa?!!!
Aku tidak boleh berpikiran seperti itu?
Bisa saja tuhan memperpanjang waktu hidupnya.

Aku berhenti di depan pintu ruangan Jin Hyung.
Aku menahan mataku agar tidak mengeluarkan air mata. Karena aku sudah berjanji pada Jin Hyung untuk tidak menangis selagi ia masih ada.
Kubuka pintu ruangan itu akhirnya.
Kulihat Jin Hyung yang terbaring lemah.
Kugenggam tangannya yang kian kurus.
Dia membuka matanya pelan.
"Taehyungie~"
Sapanya padaku sambil tersenyum.
Aku tahu hyung, sebenarnya kau sangat sedih. Tapi, aku bahkan lebih sedih darimu. Aku takut.
Aku takut kau pergi. Aku
tak ingin kehilanganmu Hyung.

"Hyung..."
Ucapku pelan tanpa ekspresi.
"Taehyungie... Bolehkah aku meminta sesuatu?"
Tanya-nya padaku.
"Apapun untukmu Hyung"
Jawabku yang dibalas senyuman bahagia miliknya.
" Besok apa kau akan kemari?"
Tanya-nya.
"Tentu saja Hyung"
Jawabku.
"Besok bisakah kau membawa sebuket mawar merah?"
Aku mengangguk. Meng-iyakan permintaannya.

Hyung SarangheTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang