SELAMAT MEMBACA !!!!
______________
Aku menatap takjub ke arah pantulan cermin yang menampakan bayangan diriku. Tubuh ringkih berisis, terbalut dengan kebaya berwarna pink dengan bagian dada dan punggung tanpa manik dan payet sehingga punggung dan dada ku terlihat samar.
Rambut panjang ku di hias sedemikian rupa hingga berbentuk sanggul berukuran sedang dengan hiasan bunga mawar dan melati yang bergelayutan di atas kepala ku ini.
Siang ini aku bisa bernafas lega setelah tadi pagi, tepatnya subuh tadi seisi rumah geger karena tragedi kebaya pengantin yang hilang.
Aku sesak nafas mendengarnya, menangis takut bila acara pernikahan ku ini gagal mengingat kebaya yang hilang pertanda tidak bagus. Namun semua itu bisa di atasi ketika Ibu membawakan ku kebaya milik Lani --- Kakakku.
Kebaya ini Lani siapkan untuk acara pernikahannya besok dengan Astha kekasihnya. Sebelum mengenakan ini aku sempat bertanya pada Ibu mengenai kak Lani tapi ibu menjawab kak Lani tidak apa-apa.
Kak Lani kakak perempuan ku usianya 25 tahun kak Lani sudah lama tinggal di Jakarta di sana kak Lani bekerja di perusahaan sekaligus sahabat dari Devon kekasih ku. Aku kenal Devon dari kak Lani ia bilang Devon itu sahabatnya aku menjalin hubungan dengan Devon sudah lima bulan dan lelaki itu datang Melamar ku setelah satu minggu kak Lani juga dilamar oleh kekasihnya.
"Bu semuanya lancar kan?" tanya ku pada Ibu yang sejak pagi tadi selalu menemani ku.
"Baik. Nggak usah khawatir," jawab Ibu mencoba membuat ku tenang.
Detak jantung ku terus saja berdetak tidak karuan ada rasa tidak enak didalam dada ini seakan ada sesuatu yang buruk akan terjadi.
"Kak Lani mana Bu?" tanyaku lagi.
"Mungkin di bawah. Soalnya kan Ibu di sini," jawab Ibu pelan.
Tangan lembutnya mengelus punggung ku mencoba membantuku agar menghilangkan rasa takut ini.
Dibawah sana ada keluarga dan sanak saudara termasuk paman Ilham dan Bibi Ila. Paman Ilham itu adik dari Ayah yang akan menjadi waliku karena Ayah sudah meninggal dan aku tidak mempunyai kakak lelaki jadi paman lah yang akan menjadi wali nikah ku.
Suara ramai di bawah sana sudah terdengar pertanda keluarga mempelai lelaki sudah datang. Devon juga hanya mengundang sanak saudara dan keluarga nya saja karena dalam acara ini hanya akan dibuat sederhana tidak ada acara yang mewah.
Dadaku seakan bergemuruh sekaligus mengucap rasa syukur, ketika dengan suara lantang tanpa hambatan Devon mengucapkan sederet kalimati itu.
Sah...
Sah...
Sah...
Mata ku memanas rasa lega merangkak memenuhi seisi rongga dada ini. Tangan kanan ku di apit oleh Ibu di ajak nya untuk turun kebawah menemui Devon suamiku.
Tubuh ku sudah duduk di sebelah Devon yang nampak menggunakan jas berwarna senada.
Aku sempat heran sejenak melihat Devon memakai jas ini, mengingat pakaian pengantin ku raib dibawa orang tapi aku berfikir mungkin Ibu yang menelpon Devon agar menggunakan jas berwarna sama.
Tangan ku dan tangan Devon sama-sama terulur untuk mengambil cincin pernikahan dan di sematkan di dalam jari kita. Aku mendongak kan wajah ini mataku dan matanya saling bertemu.
"Kamu?"
"Kak Astha?"
Aku dan kak Astha saling menatap bengong dan heran sama seperti tatapan Ibu dan juga tamu lainnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
KEBAYA YANG DI CURI
RomanceKEKASIH KU MENIKAH DENGAN KAKAK KU DAN KEKASIH KAKAK KU MENIKAH DENGAN KU. ____ REVISI