Mungkin aku ingat seperti apa saat aku dilahirkan, bahkan mungkin saat-saat sebelumnya. Tak ada cahaya, tapi ada musik, suara darah yang berdesir, detak jantung bagai lagu nina bobo. Suara menyelubungiku, dan aku aman.
Kemudian dunia terbelah, aku ditarik ke dalam cahaya menyilaukan yang dingin dan hening. Aku berusaha mengisi kesunyian dengan menjerit, tapi ruangan itu terlalu luas. Aku mengamuk, tetapi tak ada jalan kembali.
Itu menurutku, aku lebih memilih kembali ke tempat yang gelap penuh dengan lagu itu, dibanding dunia menyebalkan ini.
Saat itu aku hanya anak kecil yang tak mengerti apa-apa, aku tidak ingat ayah dan ibu yang menangis karena kelahiranku, aku belum mengerti berharganya sebuah jiwa di dunia ini. Ayah meninggalkan warisan yang rumit dan merepotkan. Ibuku menyembunyikan detail-detail yang mengerikan dari semua orang termasuk aku. Ayah membawa kami pergi dari sumpeknya kota ke desa kecil di pinggiran kerajaan Talon tempat para Ocarovat tinggal.
Aku anak yang rewel, aku tidak akan tidur sampai ibuku menyanyikan lagu dengan nada yang benar "dia mempunyai telinga yang pemilih" ucap Marchus, lelaki jangkung dan kaku kenalan ayahku yang sering berkunjung kerumah kami. Marchus mirip seperti ayah, mempunyai rambut perak dan telinga yang sedikit lancip. Sedangkan Ibu tidak mirip sama sekali dengan ayah, rambut ibu hitam, telinga ibu juga tidak sama seperti ayah, ayah bilang ibu berasal dari 'ras' yang berbeda dari ayah.
Keluarga ku hidup dengan harmonis, sampai terjadinya perang antar ke 3ras. Karena ketamakan untuk mendapat sumber daya alam, wilayah kekuasaan dan uang. Semenjak itu, ayahku selalu dalam keadaan siaga dirumah, ibu selalu memelukku dan mengatakan "semuanya akan baik-baik saja, ayah dan ibu mencintai mu"
Lalu pada musim dingin tahun itu, Marchus datang kerumah kami dengan tergesa gesa "Joed, 'mereka' sedang menuju kesini' " ucapnya, Ayah yang mendengar marchus tersenyum pahit, ibu menangis dipelukan ayah "mitos itu hanya omong kosong belaka, ramalan tidak menentukan masa depan anak kita" tangisnya, ayah mendekatiku, mencium keningku yang kecil,
"kamu anak yang kuat, tak pernah menyerah sampai akhir, dengarkan paman Marc baik-baik ya" aku yang masih kecil itu tersenyum polos menganggukkan kepalaku "ya!"
"Terimakasih sudah lahir ke dunia ini, aku adalah ayah yang paling bahagia di dunia" Ucap ayah, "ayah juga! terimakasih sudah melahirkan ku ke dunia" mendengar jawabanku, ayah menangis, mengahapus air matanya dan mengucapkan sesuatu, setelah itu jari telunjuk ayah bersinar, jari telunjuk ayah yang bersinar itu ditempelkan ke dahiku, aku tidak merasakan apa-apa, hanya merasakan kehangatan ayahku saat itu.
"Marc, tolong lindungi anakku dan istriku" ucap ayah "dan terakhir, bisakah kau hapus semua ingatan akan anak ini dalam diriku?" Marchus terkejut mendengar permohonan ayah, aku tidak mengerti apa yang mereka bicarakan "kau pasti yang paling mengerti, Ocarovat mempunyai sihir membaca ingatan, kita tak boleh ambil resiko kalau-kalau 'mereka' berusaha mengorek informasi dariku" Tangan Marchus bergetar menyentuh dada ayah, muncul lambang aneh di tangan Marchus.
"Sedih rasanya... tak bisa membawa kenangan akan senyum anak ini sampai ke kubur"
Setelah ayah mengucapkan itu, ayah hanya berdiri diam, Marchus menggendongku dan menarik ibu jauh dari rumah "Ayah? ayah tidak ikut?" teriakku, tapi sosok ayah yang makin menjauh hanya melihatku dengan tatapan hampa. Aku tidak bertanya kenapa ayah tidak pergi berlari bersama kami, aku hanya bisa menangis. Belum lama kami berusaha kabur dari 'mereka' yang mengejar kami, suara ledakan terdengar. Asap terlihat di udara, arahnya dari rumaha kami.
Ibu berhenti berlari, "Marc tolong lindungi anak kami" ucap ibuku, aku menangis memohon ibuku untuk tetap berlari bersama kami, ibu menggelengkan kepalanya
"Apapun yang terjadi, jangan melepas baton kehidupan mu, dan tetaplah berjalan dimana ada cahaya disana"
lalu mengalungkan leontin miliknya keleherku. Marchus menganggukan kepalanya, lalu mulai berlari membawaku menjauhi ibuku jauh kedalam hutan. Aku berusaha melawan Marchus, tapi anak kecil sepertiku memang bisa apa?
Lalu ingatan muncul dikepalaku, wajah ayahku yang hangat, dan suara ibu ku menyanyikan lagu yang selalu ia nyanyikan sebelum aku tidur.
Setelah itu aku tidak mengingat apapun...
.
.
.
Tidak... ada suara, suara yang berbicara padaku saat itu..
"Hei,berikan aku kuncinya"
~PROLOG - END~

KAMU SEDANG MEMBACA
Symphony of Eshtar
FantasyNai Edenia,merupakan anak dari Ocarovat dan Clovek. Mitos berkata, kalau darah Nai memiliki darah yang bisa membuat hidup seseorang abadi. Bertahun-tahun ia hidup dalam pelarian, terus menerus melihat peperangan antara 3 ras kerajaan yang tiada hent...