Pernahkah Kau Merasa Seperti Ini?

24 3 0
                                    

Pernahkah kau merasa seperti ini?
Ketika yang kau lakukan selama ini hanyalah memendam semua perasaanmu tanpa mengeluarkannya sama sekali. Dan ketika semua perasaan itu terasa memenuhi hatimu. Membuatmu seakan tak mampu bernafas karena perasaan yang memenuhi dadamu itu. Tapi walaupun begitu kau tetap tak mampu mengeluarkan semuanya. Karena kau mengerti apa yang membuatmu merasa sesak tak akan bisa hilang begitu saja. Karena kau mengerti meskipun kau mengatakannya, bukan berarti mereka akan mendengarkan.

Aku mengenal seseorang yang seperti itu. Dia adalah seorang anak laki-laki yang periang dan memiliki banyak teman. Tapi dibalik keceriaannya terdapat rasa kesepian. Perasaan yang ditinggalkan di hatinya oleh orang yang berharga baginya. Yang membuatnya kehilangan rasa berani untuk mendekatkan dirinya dengan orang lain. Yang membuatnya tanpa sadar membuat tembok tak kasat mata di sekelilingnya. Sehingga orang-orang tak akan mengerti bagaimana dia yang sebenarnya. Sehingga ia tidak akan merasa tersakiti bila mereka kembali meninggalkannya. Dan tembok tersebut juga menyembunyikan air matanya. Sehingga mereka hanya akan mengenal dirinya yang ceria.

Tapi ia adalah seorang anak lelaki yang baik. Yang akan membiarkan dirinya tersakiti demi orang yang disayanginya. Yang rela memasang topeng senyuman secara terus menerus sehingga orang tersebut tidak akan khawatir mengenainya.

Dan hal ini yang membuatnya sesak. Baik di dada maupun di hati. Membuatnya tak mampu bernafas. Membuatnya memilih untuk mengunci diri di kamar untuk menenangkan dirinya ketika ia sedih sebelum kembali keluar dan berhadapan dengan teman-temannya sambil kembali memasang topeng senyuman yang selalu dikenakannya. Tak membiarkan seorang pun melihat garis tipis di pipinya bekas dari tetesan air matanya.

Hingga suatu hari datanglah seorang gadis. Gadis dengan hawa keberadaan yang lemah. Yang sangat pemalu dan pendiam. Yang disisi lain memiliki hati yang tegar. Yang membuatnya tak mudah menangis dihadapan orang lain. Gadis manis yang menarik perhatian anak lelaki tersebut. Yang suatu saat akan membuat anak lelaki itu melepas topeng senyumannya.

Gadis itu membuat sang lelaki tertarik karena kepribadiannya yang manis sementara ia berpenampilan tomboy. Dan membuat anak lelaki tersebut berusaha membuat percakapan diantara mereka. Yang kemudian membuatnya mengetahui jika sang gadis mengalami hal yang sama dengannya. 'Seseorang yang kusayangi juga meninggalkanku ketika aku kecil.' Atau setidaknya itulah yang dikatakan sang gadis. Membuat anak lelaki itu terenyuh. Dan tanpa sadar topeng yang selalu digunakannya itu mengendur. Membuatnya untuk pertama kalinya membuat ekspresi yang benar-benar berasal dari hatinya dan bukannya dari topeng yang selalu dikenakannya. Sedetik kemudian anak lelaki itu memeluk sang gadis. Seakan ia berkata, 'Tenanglah, aku tak akan meninggalkanmu, maka jangan tinggalkan aku.'. Pelukan yang begitu erat yang sempat mengejutkan gadis manis itu. Pelukan erat yang dibalas oleh sang gadis sama eratnya.

Hari-hari pun berlalu dan mereka semakin dekat. Anak lelaki itu semakin terbuka kepada sang gadis. Topeng senyuman itu lama kelamaan kehilangan tali penahannya, membuatnya terjatuh dan meninggalkan wajah tampan anak lelaki itu. Sang anak lelaki mulai berekspresi dengan wajahnya sendiri. Tapi hal ini hanya terjadi di hadapan sang gadis. Dan sang gadis membiarkannya terjadi karena ia tahu anak laki-laki itu membutuhkan waktu untuk menyembuhkan luka di hatinya.

Semuanya berubah sejak keduanya semakin dekat. Sang gadis yang sebelumnya pendiam mulai banyak berbicara di hadapan anak laki-laki itu. Entah untuk menanggapi cerita konyol dari anak itu, atau pun hanya sebatas tertawa. Dan anak laki-laki itu membiarkannya terjadi karena ia tahu suatu saat sang gadis akan bercerita padanya apapun yang ingin diceritakannya jika waktu telah menyembuhkan luka di hatinya.

Keduanya tahu jika mereka membutuhkan waktu untuk dapat memahami satu sama lain. Dan keduanya juga tahu jika mereka saling membutuhkan satu sama lain. Sehingga tak satu pun dari mereka berusaha meninggalkan yang lain. Sehingga tak satu pun di antara mereka akan merasakan arti 'ditinggalkan'.

Have You Ever Feel Like This?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang