Chapter 2: Making Our Own Meals

2.3K 278 32
                                    

C O F F E E D A T E S

Chapter 2: Making Our Own Meals (2:00 PM)

***

"Aku anggap itu sebagai 'ya'."

Hal yang bisa disimpulkan dari kejadian saat ini ialah antara dua alasan; 1) Sehun yang memang kelabakan merespon Krystal yang tengah bersedih, atau 2) Dalam hati Krystal, dia juga tidak bisa menolak permintaan Sehun. Tetap saja, Sehun menyimpulkan Krystal menerima ajakannya karena gadis itu terdiam menatapnya intens. Asal Sehun tahu, Krystal Jung merupakan gadis yang terlampau sangat jujur dengan ekspresinya. Sedih ya sedih, senang ya senang.

Krystal mengerutkan dahinya. "Aku belum menjawab apapun."

"Aah, aah," Sehun menggoyangkan telunjuknya ke kanan dan ke kiri berulang kali. "Waktu menjawab telah habis. Tenang, aku bukan lelaki jahat yang seringkali para gadis tonton di drama," jelasnya.

Faktanya, mereka berdua saling berbincang satu sama lain tanpa mengetahui nama masing-masing lawan bicara. 

Sehun mengetukkan jari telunjuk dan tengahnya berulang kali sambil memikirkan sesuatu. "Oh! Pernah bermain twenty questions?" Senyumannya mengembang begitu mendapat sebuah ide yang ... jujur, tidak menarik sama sekali. Krystal memutar bola matanya malas. 

"Yaa! Hanya itu yang ada di pikiranmu? Kau pikir aku mau berinteraksi denganmu karena kau bersikap baik sebelumnya? Kau tetap stranger ya stranger, ingat itu!"

"Beautiful stranger?"

Sehun menyeringai. Seingatnya, belum genap sepuluh menit Krystal menangis tersedu-sedu akibat diputuskan oleh kekasihㅡralat, sekarang mantan kekasihㅡsendiri. Hatinya ikut nyeri membayangkan wajah pilu gadis itu tadi. Nah, melihat raut wajahnya yang perlahan-lahan kembali membaik memancing Sehun untuk menghiburnya walau cuma sehari saja. Menyenangkan orang lain tak ada ruginya, meskipun pada awalnya dia memasuki kafe ini karena hujan membasahi bumi Seoul.

"Lalu apa kau punya masalah dengan stranger? Hana, tidak semua stranger itu jahat. Bagaimana dengan para pelayan di sini? Aku tidak mengenal mereka, tapi mereka baik. Dul, kalaupun aku berbuat kejahatan di sini, pengunjung kafe bisa dengan leluasa melihatnya. Set, memangnya kau berpikir kita akan bertemu lagi setelah ini?"

Hana, tentu saja para pelayan itu baik. Mereka di sini karena digaji dan itulah kriteria kerja yang harus mereka penuhi

Dul, 80% orang dari kehidupan ini hanyalah berpura-pura peduli atau munafik. Sisanya mereka yang benar-benar peduli. Tapi hanya segelintir orang memiliki hati nurani.

Set, mungkin itu bisa terjadi jika kau adalah orang jahat. Sebaliknya, itu termasuk dalam daftar keinginanku yang mendekati paling terakhir.

Krystal mengetahui seluruh jawabannya. Namun lidahnya kelu, seluruh balasan atas pernyataan Sehun tertahan di sudut bibirnya. Sehun sendiri menganggapnya skakmat, dia berseru senang dalam hati. "Kalau 20 menurutmu terlalu banyak, aku tukar menjadi 10. Bagaimana? Ten questions?"

Coffee Dates | sestalTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang