Dor!
Tembakan itu memecahkan suara hujan yang semakin deras. Tembakan kedua. Tembakan ketiga terdengar lagi. Gadis berpiyama bergambar hello kitty itu menutup telinganya dengan kedua tangan. Beringsut ke kolong tempat tidur. Lampu tiba-tiba mati, semakin membuat gadis kecil berumur enam tahun itu ngeri. Dipeluk lebih erat boneka hello kittynya, mencoba menghentikan tubuhnya yang bergetar ketakutan.
Tiba-tiba, pintu kamarnya berderit terbuka. Gadis itu mengigit bibir erat-erat. Matanya yang berkaca-kaca itu menemukan bayangan seseorang di ambang pintu. Kilatan petir mengambarkan jelas tubuh tambun dan tinggi lelaki yang melangkah mendekat ke ranjang tempat tidur.
"Anakku! Keluarlah!" lelaki itu menodongkan pistol. Dan tiba-tiba, Dor!
"Ah!" Sala terduduk, menutup matanya erat-erat. "Jangan!"
Sayangnya, ia tertarik masuk ke dalam kenangan milik cowok yang sedang bermain basket di tengah hujan itu.
YOU ARE READING
Stalker Memory
Teen FictionBagi beberapa orang, hujan memiliki rasa berbeda. Kadang, rasa pahit kopi tanpa gula. Kadang, semanis cokelat. Atau setawar air putih. Tetapi, bagi Sala, hujan selalu membuat dunia Sala berisik dengan kenangan orang-orang yang kadang, tanpa dikehen...