Marah

5 0 0
                                    

Saat itu, dimana kami start proker pertama di divisi. Dondar. Ya, kami semua menjalankan proker ku, dengan partnerku Puni.
Dari awal kami sudah merasakan hawa tak nyaman ketika menjalankannya, entah mengapa.
Semakin lama, mendekati hari-H, waktu itu kami sedang berbincang sedikit di group social media yang kini telah menjamur.
"Lelah sudah aku. Serasa kerjaan ini tidak rampung rampung" ketikku di situ.
Ada beberapa yang menanggapi dengan setuju, ada pula yang diam saja.
Mungkin karna rasa lelahku saat itu, aku terlalu berlebihan dalam melontarkan kata-kata. Yang isinya aku kapok dan bakal mengacuhkan mereka(partner kerjasama kami). Aku lupa apalah itu. Tapi intinya seperti itu.
Hal yang tak diduga-duga, nila meledak. Ia marah, karna dia anggap aku balas dendam.
Bukan seperti itu sebenarnya. Hanya saja aku dan Puni mulai capek, karna kerja sendiri. Ya, kami ber-8 yang mengerjakan sendiri. Bukan secara teori sih, tetapi teknisnya.
Aku cuma tak terima saja mereka memperlakukan dengan sepele pekerjaan kami bersama.
Setiap orang berbeda, mulai dari sikap, cara berbicara hingga cara menanggapi sesuatu. Termasuk aku, Puni, Nila, Febri, Nisha, Adhin, Erina, dan Wira. Cara Nila mengeskpresikan perasaan marahnya, dan naluri ingin memotivasi kami, sukses terlaksana.
Meskipun mendarat kasar, di landasan yang berbatu dan bersemak, itu tapi tetap saja. Beruntung kami memiliki anggota cerewet like a witch semacam dia. Haha
Dan pada akhirnya, kami bangun. Berdiri lagi. Membenahi segala hal, termasuk hati. Kami tata sedemikian mungkin, sampai rasa ikhlas dan tulus senantiasa mengiringi kerja kami.
Yeay!

it's all about usTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang