01 • First Meeting

10.1K 197 19
                                    

Saat ini aku bisa di bilang Mahasiswa Abadi di kampusku. Karena sudah 2 tahun lamanya aku belum saja menyelesaikan tugas akhirku alias skripsi. Namun tahun ini aku memiliki target untuk segera menyelesaikannya.

Bukan hanya aku saja tetapi ada 4 sahabatku yang sama-sama belum menyelesaikan skripsi. Ada Evan si cogan badan atletis dan banyak tingkah. Ada juga Baim dan Tyo, kakak beradik yang malas kuliah. Lalu yang terakhir ada Aril yang anaknya susah diatur dan sering buat kasus di kampus. Sedangkan diriku bernama Rey, dengan perawakan cukup tinggi dan memiliki warna kulit sawo matang khas orang Indonesia.

Kita berlima berada dalam satu UKM, yaitu Futsal. Akan tetapi dalam UKM itu hanya ada kita saja, tidak ada mahasiswa yang mau ikut dengan UKM kita. Mereka enggan bergabung karena kita di cap rese oleh mahasiswa lain, padahal kita sama sekali tidak seperti itu. Sedihnya lagi, UKM kami dibubarkan oleh kampus karena tidak ada kegiatan yang jelas.

Biasanya setiap sore aku kumpul di ruang UKM, tapi karena sudah dibubarkan kita tidak punya tempat untuk nongkrong lagi. Aku pun menjadi bingung, karena biasannya kita berkumpul tapi kali ini tidak. Mungkin mereka masih geram karena UKM kita dibubarkan.

Karena tidak ada kegiatan yang jelas, aku pun memutuskan untuk mencari kegiatan lain. Yaitu dengan mencoba berolahraga di gym. Karena masih awam aku pun menyewa jasa personal trainer untuk melatihku.

Personal trainerku bernama Naufal, aku biasa memanggilnya Bang Naufal. Setahuku dia saat ini berumur 27 tahun. Tubuhnya tegap dan berisi dihiasi dengan otot kekarnya. Kurang lebih sudah 3 minggu aku nge-gym dengan Bang Naufal.

*****

Disela-sela saat kita berdua beristirahat, kita berbincang-bincang mengenai kesibukan kita. Bang Naufal tertawa terbahak-bahak mendengar kalau aku masih belum lulus kuliah.

"Hahaha...kamu serius belum lulus kuliah...kok bisa, padahal berdasarkan dari penampilan Abang kira kamu orang pinter."

Aku menjawab, "Ya begitulah," aku juga penasaran dengan pekerjaan Bang Naufal lalu menanyakannya, "Bang Naufal sekarang kerja dimana?"

"Di penginapan, Abang kesana 1 Minggu sekali," jawabnya.

"Kerja apa Bang?" Tanyaku penasaran.

"Jadi tukang pijat," dia mendekatkan bibirnya di telingaku dan berbisik, "Pijat Plus-plus."

Tidak heran bagi pria seperti Bang Naufal bekerja menjadi tukang pijat. Wajah Oke, badan Oke pasti banyak sekali yang mengantri untuk dipijat Bang Naufal.

"Boleh dong dipijat Bang Naufal," ledekku.

"Bayar tapi," ledeknya.

"Yah, kirain gratis. Padahal badan Rey lagi pada pegal-pegal."

"Hahaha...Rey..Rey, kamu ini bisa saja. Sini Abang pijat, tapi pijat plus-plus."

"Gak mau kalau plus-plus mah. Punya Bang Naufal gede. Kalau pijat biasa Rey mau," jawabku dengan melirik ke arah selangkangan Bang Naufal yang terlihat menonjol.

"Oke, tapi pijatnya di kontrakan Abang yah, karena peralatan pijatnya ada di kontrakan."

"Rey gak bakal disodomi kan?" Tanyaku.

"Gak bakal, 100% Abang gak bakal menyodomi kamu."

"Kalau begitu, ayo pergi ke kontrakan Bang Naufal."

*****

Sampailah kita berdua di kontrakan. Bang Naufal menyiapkan kasur lantai di ruang tamu dan memintaku untuk merebahkan diri, "Tiduran di sana Rey."

Bang Naufal pun mulai menghampiriku dan membawa minyak urutnya. Kaosnya terlihat begitu ketat sampai-sampai putingnya tercetak jelas. Ditambah lagi tonjolan besar di bagian selangkangannya juga terlihat begitu jelas, apa Bang Naufal sedang tegang, pikirku.

Personal Trainer [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang