Chapter I : prolog

40 4 1
                                    

Salju putih itu berubah menjadi merah dalam semalam, seorang anak lelaki berteriak sambil menghampiri mayat kedua orang tuanya yang tergeletak didepan seorang wanita yang sedang berdiri...
"Kau... Aku akan membunuhmu!!"

*darr*

Suara tembakan senapan mengakhiri tekad anak lelaki itu, dia terjatuh dengan dada bersimbah darah. Sekali lagi memberi warna pada kanvas putih dingin itu..
Malam semakin dingin, kegelapan menelan kembali sang wanita pergi..meninggalkan isak tangis seorang gadis kecil yang bersembunyi...

*terengah*

"Aku bosan dengan semua mimpi buruk ini" omel victoria sambil meraih gelas berisi air di sampingnya.
Victoria bangkit dari kasurnya dan melangkah berjalan ke arah kamar mandi disudut ruangan kamarnya, lalu sambil menatap dirinya dicermin dia berkata
"Aku akan menemukanmu, tak perduli selama apapun itu"

Victoria turun menyusuri tangga, pagi ini sudah cukup melelahkan bagi dirinya untuk memulai hari dengan dibangunkan oleh sebuah mimpi buruk. Selagi victoria berpikir dan berjalan menuju meja makan, dia bertemu dengan rebecca yang sedang membuat sarapan di dapur
"Pagi vi, kau bangun lebih awal dari biasanya" sapa becca
"Ya, aku terbangun lebih tepatnya"
"Mimpi buruk lagi?"
"Yeah, begitulah"
"Hmm. Oh iya, kau bisa memulai sarapan duluan jika kau mau, aku hanya tinggal mengangkat telur ini"
"Baiklah"
Victoria tidak berniat untuk tersenyum pagi ini maupun hari ini, tapi melihat becca yang selalu bersemangat dan sepertinya selalu dipenuhi kebahagiaan tidak dapat menghentikan victoria untuk mengangkat sedikit ujung-ujung bibirnya. Rasa manis dari roti isi strawberry yang dibuatkan becca juga cukup memperbaiki suasana hatinya yang tadi kacau karena terbangun.
"Apa hari ini kau ada pekerjaan vi?" Tanya becca sambil menghampiriku di meja makan dengan telur mata sapi yang dibawanya
"Ya, aku harus bertemu klienku nanti. Ada banyak pekerjaan yang harus kuselesaikan minggu ini. Dan aku akan memulai kontraknya hari ini" jawab victoria sambil meraij telur mata sapi dan mulao memakannya
"Oh, kelihatannya kau akan jarang berada dirumah lagi satu minggu ini"
"Begitulah"
"Apa kau akan makan malam dirumah hari ini?"
"Tentu saja gadis manis, aku tidak akan membiarkan gadis kecil ini makan malam di meja yang besar sendirian" sahut vi sambil mengusap kepala becca
"Jangan menggodaku vi"
"Sudah jam 8, aku harus pergi. Jaga dirimu becca, jangan bawa orang lain masuk kedalam rumah dan jangan biarkan orang asing berbicara kepadamu apalagi sampai masuk kedalam rumah ini. Dan jika ada yang mencariku, jangan percaya padanya" sambil mencium kening becca, victoria melangkah pergi menuju ambang pintu keluar
"Baik vi, jaga dirimu juga" sahut becca sambil melemparkan senyum

Namaku victoria salvatore, Aku adalah seorang ahli komputer, dan bekerja di perusahaan yang aku bangun sendiri sejak aku kuliah.  Aku mempunyai sebuah pekerjaan sampingan yang sebenarnya tidak dilakukan banyak orang, dan aku selalu menggunakan nama samaranku di pekerjaan sampinganku. Untuk mencegah hal hal yang buruk terjadi kepadaku atau pun orang terdekatku. Rebecca adalah seorang gadis kecil yang kutemukan sedang mengutil disebuah pusat perbelanjaan, aku sempat ingin membiarkannya dan pergi begitu saja. Namun saat melihat wajahnya, aku sadar ada yang berbeda dari dirinya. Entah dalam kecantikan ataupun hal lain. Sudah lima tahun dia tinggal bersamaku dan tidak sekali pun dia melakukan hal yang membuatku geram bahkan mengangkat tanganku untuknya.

Hari ini aku harus bertemu klienku disuatu kedai kopi di dekat pusat kota, cuaca yang cukup cerah untuk menandatangi sebuah kontrak kerja. Aku duduk di tempat yang sudah dipesankan sebelumnya oleh klienku, lebih tepatnya dibagian sudut kedai kopi bergaya eropa dengan nuansa abad ke 18 tersebut. Aku menunggu sambil memerhatikan orang-orang yang keluar masuk kedai untuk bersantai atau hanya sekedar menyelesaikan beberapa assignment, atau kau juga bisa sekedar datang dan mengaggumi karya-karya seniman besar eropa seperti da vinci  dan mungkin bila kau menyukai karya van gogh yang cukup eksentrik.

Seorang lelaki paruh baya, berusia sekitar pertengahan 50 tahunan menghampiri ku, dari caranya berjalan aku tau dia bukanlah klien ku. Karena perawakannya yang lebih menggambarkan bahwa dia telah mengabdi pada seseorang selama puluhan tahun.
"Apa kau nona Dark? "
"Seperti yang kau lihat" sahutku
"Namaku Samuel, Tuan James mengutusku untuk memberikan amplop ini langsung kepadamu" katanya sambil menaruh amplop diatas meja
Aku lalu meraih amplop itu dan dengan hati-hati membukanya, dari segelnya bisa kutebak Tuan James ini adalah orang yang cukup penting hingga berani memanggilku untuk menjadi kaki tangannya. Aku mempelajari berkas yang diberikan Samuel kepadaku dan mulai berpikir.
"Seperti yang sudah ku katakan ditelfon, aku akan menyelesaikan ini dalam waktu satu minggu"
" Baik nona. Kalau begitu tugas saya disini sudah selesai"
"Ya, kau boleh pergi"
Aku masih mempelajari berkas-berkas tersebut seraya Samuel melangkah pergi, sudah sekitar dua jam aku berada disini. Sampai akhirnya aku mulai menyusun rencana ku, aku tidak pernah membuat sebuah note untuk memulai pekerjaanku ataupun untuk jadi bahan pengingatku dalam pekerjaan sampingan ini. Karena setiap benda dapat menjadi bukti, maka aku akan meminimalisir setiap gerakanku agar tidak terbaca oleh siapapun. Bahkan becca pun tak akan mengetahuinya.

Aku berkeliling pusat kota, kali ini aku tidak sedang mencari senjata atau pun alat yang bisa kugunakan untuk melancarkan Pekerjaan sampingan ku. Melainkan aku sedang mencari banyak manisan dan makanan lokal untuk ku bawa pulang dan memakannya saat makan malam nanti. Aku suka makanan lokal dan becca menyukai manisan, kurasa sudah sepantasnya aku membawakan makanan kesukaan becca untuk makan malam bersama, apalagi akhir-akhir ini aku jarang menyapanya karena terlalu sibuk dengan pekerjaanku. Tiba-tiba seorang wanita paruh baya menghampiri ku, menunjukan sebuah foto padaku
"Maaf nona, apa kau pernah melihat gadis ini?"
Aku sontak terkejut dengan apa yang ku lihat, tetapi aku menahan diriku untuk bertanya
"Aku tidak pernah lihat" sahutku lalu pergi berlalu melanjutkan perjalananku

Becca sedang menyiapkan meja makan saat aku sampai dirumah, dia memakai mini dress berwarna merah yang kubelikan akhir pekan lalu, aku memang suka membelikannya banyak barang-barang terlebih karena aku tidak memiliki sanak saudara.
"Vii... Kau sudah pulang" sambutnya dengan penuh semangat
"Ya aku sudah janji kepadamu akan makan malam dirumah kali ini kan, aku juga membawakan banyak makanan lokal dan manisan kesukaanmu"
"Waah, aku sudah lama tidak makan manisan. Kalau begitu aku akan menyiapkan semua ini. Dan kau bisa berganti pakaian dulu"
"aku ke kamar dulu"
"Sampai nanti vi" sahutnya dengan sumringah lebar menghiasi wajahnya

Seluruh ruangan terlihat gelap gulita, aku mulai menyusuri tangga yang akan membawaku ke ruang utama rumah ini. Aku tak melihag apapun, seluruh ruangan terasa sangat dingin seperti tak pernah tersentuh manusia. Aku melihat dia, wanita yang selama tujuh belas tahun aku cari, dia tersenyum penuh keangkuhan dengan sebuah belati ditangannya...

''Victoria....."

Beneath The ShadowTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang