Revered Back - Fate

95 3 0
                                    

Jana, Ranjana Putri Gantari, memandang lekat foto dihadapannya. Sesekali bibirnya menyunggingkan senyum, tak jarang pula wajahnya tersipu malu. Gezzzz, Jana baru memandang fotonya namun wajah gadis itu sudah memerah bak kepiting rebus, bagaimana bila ia bertemu langsung dengan sang objek foto? Bisa dipastikan dia akan berubah menjadi patung! Namun harus Jana akui, pria ini, pria yang ada difoto ini adalah pria yang sempurna. Dengan wajah bak dewa Romawi, tubuh atletis, senyum memikat, dan otak diatas rata-rata alias pintar. Bisa dibayangkan wanita mana yang tak jatuh cinta? Termasuk Jana. Gadis itu sudah memendam perasaannya sejak lama.
"Jana. Ranjana Putri Gantari, back to earth please!!!" Jana mengerjap kaget.
"Jangan bikin gue kaget, Cakra!" omel gadis itu, sementara Cakra hanya mengedikan bahu.
"Rese!" rutuk Jana saat melihat respon sahabatnya.
"Kalau suka bilang Jan, jangan cuma mandangin fotonya." goda Cakra.
"Kalau dia gak kaya es kutub sih sudah gue kejar Cak." keluh Jana.
Memang benar, Jana termasuk perempuan nekat yang akan melakukan apapun untuk mendapatkan yang dia inginkan. Namun pengeculian untuk pria ini. Dimitri Ryan Pradipta adalah seseorang yang dinginnya bahkan melebihi suhu dikutub utara!
Cakra tersenyum mendengar keluhan Jana. Dia tahu bagaimana dalamnya perasaan Jana pada Dimi, dan dia juga tahu bagaimana sulitnya mendekati Dimi.
"Kalau menurut lo dia gak bisa lo gapai, lebih baik lo lepas Jan. Karena, lo gak bisa berhentiin poros lo sama dia, sedangkan ada seseorang yang jadiin lo itu poros hidupnya dia."
"Maksudnya?" Jana bertanya heran. Cakra itu kadang-kadang omongannya gak bisa dimengerti orang lain! Sedangkan Cakra memutar mata mendengar respon Jana.
"Ibaratnya nih, Dimi itu matahari, lo itu bumi. Bumi gak bisa tetap diam ditempat, ngejadiin matahari sebagai porosnya, sedangkan ada bulan yang ngejadiin bumi ini juga sebagai poros hidupnya." jelas Cakra.
"Ck, bilang aja Jana, lo jangan terlalu terpaku sama Dimi. Kali aja di luar sana ada orang yang suka sama lo! Itu kan inti omongan lo? Sok-sokan pakai bawa-bawa matahari-bumi-bulan!" omel Jana.
"Kan biar otak lo mikir dikit Jan!" Cakra berkata seraya tertawa.
"Sialan!" Jana mencebikan bibirnya sebal.

-Revered Back (Fate)-

Dimi berjalan pelan menuju kelasnya. Sesekali dia tersenyum simpul, mengangkat sedikit sudut bibirnya, saat ada beberapa orang yang menyapanya. Sampai dia melihat pemandangan yang membuat hatinya sesak seketika. Disudut lapangan basket, terlihat seorang perempuan yang sedang mencebikan bibirnya, sedangkan sang laki-laki tertawa renyah seraya mengelus rambut gadis itu. Pemandangan yang manis, namun menghancurkan bagi Dimi. Tanpa sadar, tangan Dimi mengepal melihatnya.
"Cemburu itu benar-benar gak enak kan Dim?" suara bernada halus itu menyentak Dimi. Dia melirik ke kanan, disampingnya tampak berdiri Gwen yang sedang melihat kearah yang sama dengan Dimi.
"Gue gak cemburu." elak Dimi.
"Terus aja bohong Dim. Semakin lo bohongin perasaan lo, semakin sakit hati lo Dimitri Ryan Pradipta." ejek Gwen. Kemudian gadis itu pergi tanpa peduli ekspresi Dimi. Dimi menghembuskan napas jengkel kemudian melanjutkan langkahnya.

-Revered Back (Fate)-

"Cakra."
Panggilan bernada bass itu membuat Cakra menoleh, sedangkan Jana mematung seketika.
"Eh, hai Dim." sapa Cakra. Dimi, lagi-lagi, hanya tersenyum singkat.
"Lo dipanggil Pak Pur." ucap Dimi.
"Oh, oke." Cakra kemudian berdiri, dia mengacak rambut Jana sebelum pergi.
"Cakra rese!" omel Jana, sedangkan Cakra tetap berjalan seraya tertawa.
Kini hanya ada Dimi dan Jana. Jana yang menggigit bibirnya lantaran gugup, sedangkan Dimi yang berdiri santai sambil memasukan tangannya kedalam saku celananya. Jana baru saja berniat bangkit saat suara Dimi terdengar.
"Jangan suka cemberut. Lo lebih cantik kalau ketawa." Dimi langsung meninggalkan Jana yang terpaku diam.

-Revered Back (Fate)-

Sumpah, demi apa?! Dimi baru saja bilang kalau Jana cantik?! Oke, oke, Dimi memang tidak secara langsung memuji Jana, namun jika yang mengatakan itu Dimi, maka anggap saja dia memuji Jana cantik!
Jana tak henti-hentinya tersenyum. Bahkan sampai dia duduk didalam kelasnya. Cakra yang baru saja kembali, mengernyitkan keningnya.
"Kesambet setan mana Jan?" tanyanya iseng.
"Sialan!" rutuk Jana seraya melempar pulpen.
"Jana mainnya kekerasan nih. KDRT Jan! Gue laporin Kak Seto lho." Cakra mengelus keningnya yang terkena lemparan pulpen.
"Bodo." acuh Jana.
"Jadi, ada apa dengan Nyonya Ranjana Putri Gantari?" tanya Cakra usil.
"Dia bilang gue cantik." Jana berkata tanpa penjelasan.
"Setan mana yang bilang lo cantik Jan?"
"Tuh." Jana menunjuk Dimi yang sedang membaca buku dipojok kelas dengan dagunya.
"Itu mah setan kutub, hahaha."
Jana hanya mengangkat satu alisnya.
"Tapi beneran dia bilang lo cantik?" Jana menganggukan kepalanya. "Berarti itu orang benar-benar kemasukan setan."
"Cakra rese ih!" Jana memekik kesal seraya memukuli badan Cakra.

Revered Back - FateTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang