6

237 17 1
                                    

Hyoyeon Pov

"Gwaenchana, kau tenang saja. Dan sesuai dengan ucapanmu tadi, aku akan mengejar yeojaku meski ku tahu dia...yah intinya aku akan mengejar cintanya." pandangan kami kembali ke arah sungai Han.

Aku hanya tersenyum miris mendengar pernyataan Eunyuk, tak tahukah dia? Entah mengapa hatiku sakit sekali mendengarnya, aku ingin membentaknya lebih keras. Tapi, memangnya aku siapa? Kenapa harus marah padanya? Apa aku jatuh cinta padanya? Pada asistenku sendiri? Lupakan jabatan, aku tak perduli. Lalu bagaimana dengan seseorang di masa laluku? Oppa kecilku? Kapan aku bertemu dengannya lagi? Oppa, aku merindukanmu.

Hari terus berlanjut, semakin gelap.
"Ehm Eunyuk, bisakah kita pulang?" pintaku.
"Oh, ne. Lagipula disini juga semakin dingin, kajja nanti kau sakit lagi." Eunyuk menggandengku.
"Ah, mianhe." Eunyuk melepas tanganku ketika sadar dia telah mengandengku, memegang tanganku erat dan hangat.
"Gwaenchana." jawabku singkat.
"Hyoyeon, sepertinya aku mengenal namja itu." Eunyuk menunjuk seorang namja tinggi tegap berdiri tak jauh dari tempat kami memakai jas hangatnya memandang ke arah sungai Han.
"Bukankah itu Leeteuk hyeong? Kajja kita kesana." Eunyuk menggandengku (lagi) hingga sampai di dekat namja yang ditunjuknya tadi. Ah kenapa dia? Bisakah tak mempermainkan perasaanku.
"Leeteuk hyeong?" namja yang di panggil menoleh dan tersenyum ramah.
"Kalian?" senyumnya berubah ketika melihat tangan kami yang masih terpaut.
"Ah ini tak seperti yang kau kira hyeong." Eunyuk menggaruk kepalanya yang tak gatal, aku hanya mengalihkan pandanganku.
"Kalian mau kemana?" tanya Leeteuk.
"Kita mau pulang, kau sendiri?" jawab Eunyuk.

Tak menjawab pertanyaan Eunyuk, Leeteuk oppa malah memperhatikanku. Aku mengetahuinya, aku hanya menunduk dan mengalihkan pandanganku asalkan tak membalas tatapannya.
"Hyeong?" Eunyuk melambai-lambaikan tangannya di depan wajah Leeteuk oppa.
"Ah, aku juga. Ehm, Eunyuk bolehkah aku pinjam Hyoyeon?" Eunyuk memandangku dan Leeteuk oppa bergantian, kemudian mengangguk.
Aku hanya diam, bingung dengan sikap Leeteuk oppa akhir-akhir ini.
"Baiklah, aku duluan ya. Hyeong, jaga Hyoyeon ya." Eunyuk melambaikan tangannya dan menjauh.
"Hyo, maukah kau ikut denganku?" tanya Leeteuk ramah, aku hanya mengangguk menuruti keinginannya.

Kami sampai di sebuah taman kecil dengan beberapa lampu yang menerangi taman kecil itu.
"Kenapa kau membawaku kemari?" tanyaku mengikutinya yang duduk di ayunan. Aku mengambil tempat di ayunan yang kosong bersebelahan dengannya.
"Kau ingat? Dulu kau takut sekali naik ayunan karena katamu kau ketinggian?" Leeteuk menerawang ke atas, membuka kenangan lama. Aku memandangnya, terukir senyuman lembut di wajahnya.
"Jinja? Ah, ne." aku bahkan lupa pernah seperti itu, yang ku ingat aku sering bermain ayunan di sini bersamanya...dulu.
"Sampai-sampai aku dimarahi appamu karena memaksamu bermain ayunan dan membuatmu menangis hinnga kau tak mau menemuiku lagi." Leeteuk tertawa, aku ingat sekarang. Ternyata dia juga masih ingat saat-saat dulu bersamaku.
"Tapi bukan Kim Hyoyeon namanya jika kau tak penasaran dan mencobanya sendiri. Benarkan?"
"Maksudmu?" tanyaku heran.
"Kau nekat mencoba bermain ayunan, malam-malam kemari agar tak ada yang menggoda dan mengganggumu kan?"
"Darimana kau tahu?" bukannya aku mengendap-endap kemari, lagipula untuk bisa kemari tak perlu melewati rumah Leeteuk oppa.
"Aku mengikutimu, tak mungkin aku diam saja kau menghindariku sampai-sampai tak mau bertemu denganku? Kau kejam sekali." Leeteuk mencibir.
"Jadi, orang yang mengawasiku seharian itu kau?" aku mengingat-ingat, dan saat itu aku merasa ada yang mengikutiku. Mendengar pertanyaanku, Leeteuk mengangguk.
"Salah sendiri, kau menyebalkan sekali sudah membuatku takut sampai tak berani keluar rumah." kami tertawa mengenang masa lalu kami.

Keheningan menghampiri, kami sama-sama diam sambil sedikit mengayunkan ayunan.
"Hyo, mianhe." ucap Leeteuk sambil menunduk.
"Ne? Untuk apa?" tanyaku menatapnya, mencoba mengerti maksud perkataannya.
"Kalau dulu kau menjauhiku karena aku memaksamu bermain ayunan, kemarin aku menjauhimu karena kesalahan yang bukan kau perbuat." Leeteuk membalas tatapanku.
"Sudahlah, kau jangan membahasnya. Itu menyedihkan sekali." aku terkekeh pelan.
"Tapi sungguh, Mianhe Hyo." aku memegang pundak Leeteuk oppa lembut.
"Ne, bukan salahmu juga. Sudahlah, kau jangan merusak moodku hari ini." aku mencoba tenang, kutahan diriku agar tak jatuh dalam kesedihan lagi.
"Ah kau jutek sekali denganku, jangan seperti itu pada oppamu sendiri." dia mengacak-acak rambutku.
"Hentikan, kau membuat rambutku berantakan." pintaku manja dan berhasil membuat Leeteuk menghentikan aktivitasnya.

BossTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang