Perfect Fake 2

332 22 12
                                    

Disclaimer:
Naruto by Masashi Kishimoto
Kuroko no Basket by Fujimaki Tadatoshi

Himuro Tatsuya x Tenten

Warn: Typo(s), nista, hina, alur lompat2, hilanganya beberapa kalimat, dan kesalahan pemula lainnya.

Don't like don't read

No Flame
.
.

"Psst~"

Gerombolan para siswi yang berada di depan pintu kelas X-C segera buyar ketika suara berat dari belakang menyambangi telinga mereka. Lima siswi yang berkumpul tadi membubarkan diri satu persatu ke arah yang berbeda begitu mereka sadar kehadiran Kagami di belakang mereka. Pria itu tau siapa yang menjadi perhatian pada siswi maniak tersebut.

Langkah lebar Kagami pilih dan seketika itu juga dirinya sudah berada di dalam kelas. Maniknya segera mencari sosok gadis bersurai cokelat yang ternyata sedang menyisir rambutnya di bangku bagian ujung kelas. Terlihat rambut panjang terurai tersebut jatuh menutupi area bahunya. Kagami melangkah cepat begitu sang gadis mencabut sesuatu dari akar rambutnya.

"Ulah mereka lagi, eh?" Tanya Kagami duduk tepat di samping Tenten.

Tidak ada jawaban apapun yang Tenten lontarkan. Dirinya terus mengambil satu persatu gumpalan tepung setengah basah yang mendiami kepala bagian atasnya hingga merangkap setiap helai akar rambutnya.

"Butuh bantuan?"

Hening.

"Andai kau tau, mengikutimu kemanapun kau pergi adalah hal yang paling membosankan bagiku." Ucap Kagami sembari menggosok dagu bawahnya.

"Kalau begitu kau tidak perlu melakukannya." Balas Tenten cepat.

"Andai aku bisa. Tapi berkat dirimu, kini nyawaku ada di tangan saudaraku sendiri." Tukas pria itu terkesan acuh. "Tepatnya sudah berapa lama kau mengalami ini?" Tanyanya lagi.

"Seminggu lebih 5 hari." Singkatnya sembari mengaduh ketika satu helai rambutnya ikut tercabut dari kepalanya.

"Apa itu artinya sudah selama itu kau berhubungan dengan Himuro?"

"Tidak ada apapun di antara kami."

"Itu karena kau selalu menghindari Himuro setiap kalian bertemu."

"Aku menyadari sesuatu ketika aku menuruti pikiran bodohku. Sikapku yang terlalu gegabah membuat Himuro kini mulai di pandang remeh oleh orang-orang di sekitarnya."

"Maaf soal itu." Pandangan Kagami melemah. Pria itu ingat ketika ia dan Himuro memergoki seorang siswi tengah menguping pembicaraanya dengan Himuro di belakang sekolah.

"Tidak apa. Lagipula dengan begini aku menyadari bahwa wanita sepertiku tidaklah pantas bersanding dengan Himuro."

Penderitaan Tenten seolah tidak akan pernah berakhir. Sejak satu sekolah mendengar kabar tentang sikap tidak tau malunya itu, kini dirinya menjadi bahan bullyan seisi siswi di sekolah ini. Mulai dari di guyur tepung terigu, di dorong ke dalam kubangan lumpur, di kunci dalam gudang, sampai mendapat ancaman beragam sudah menjadi makanan sehari-hari bagi Tenten. Dan yang terbaru, hari ini terpaksa ia harus membolos dari kelas sastra yang di ikutinya setiap hari rabu dan sabtu. Bukan karena malas, sesuatu yang melekat di rambutnyalah yang mengharuskan Tenten pulang lebih cepat. Atasannya basah kuyup. Beruntung beberapa saat lagi bel pulang akan segera berbunyi.

Entah di mana letak kesalahannya, bukankah dirinya dan Himuro tidak memiliki hubungan apapun? Satu hal menjadi pertanyaan Tenten, apakah ketika Araki menjadi kekasih Himuro, wanita itu juga mengalami hal yang sama seperti Tenten? Tapi bukankah Araki dan Himuro satu kelas, jadi mana mungkin para militan itu berani menyentuh Araki.

Perfect FakeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang