Ting tong.....
Shizuo terkejut saat membuka pintu apartementnya. Dia tidak menyangka kini musuh bebuyutannya berani datang ke apartemennya.
"Izaya ngapain kamu kesini! Mau mati huh" amarah shizuo langsung meledak. Izaya tidak mengatakan apapun dia diam untuk beberapa saat, lalu pingsan didepan shizuo.Shizuo langsung saja menutup pintu rumahnya, membiarkan izaya tetap terbaring didepan pintu.
Shizuo menonton film terbaru Kasuka sambil menikmati secangkir kopi. Sudah lebih 3 jam sejak kejadian tadi, membuat perasaan shizuo menjadi tidak tenang. "Izaya, kurang ajar. Permainan apa lagi yang sedang dia mainkan" gerutunya. Akhirnya Shizuo kembali mengecek kedepan pintu rimahnya. Dan izaya masih terbaring disana. Tempat yang sama saat shizuo meninggalkannya. Dengan berat hati, shizuo membawa izaya masuk ke dalam apartmentnya. "Izaya! Dasar flea.. Menyusahkan orang saja! Kalau mau mati jangan datang ke tempatku!" Gerutu shizuo saat meletakkan izaya ditempat tidurnya.
Shizuo memerhatikan wajah izaya, hari ini dia tidak menyebalkan seperti biasanya. Dia terlihat tenang san sedikit manis saat tertidur. Sedikit manis? Apa yang Shizuo pikirkan.
'Shinra aku memerlukan bantuanmu. Aku menunggumu di apartment ku'
Setelah mengirim pesan pada shinra, shizuo melanjutkan kegiatannya menonton film kasuka.
Teng tong.....
Bel berbunyi.
"Ada apa? Tumben sekali?" Sang dokter gelap datang, shizuo tidak mengatakan apapun tapi langsung menunjuk kearah kamarnya dengan wajah yang juga kebingungan tidak tahu harus menjelaskan dari mana.
"Sepertinya izaya mengalami hari yang melelahkan. Tapi aku tidak menyangka dia malah datang ke apartemenmu. Hah padahal kami sudah bersama sejak smp" kata shinra setelah selesai memeriksa keadaan izaya.Untuk pertama kalinya bagi shizuo ataupun shinra melihat izaya menjadi selemah ini. Pingsan didepan apartment musuhnya, lebam disekujur tubuhnya. Seperti bukan orihara izaya yang biasanya. Wajah pucat, demam, ataupun pingsan benar-benar tidak cocok untuknya.
"Karena kita sudah berteman sejak lama kali ini aku akan memberikan pelayanan gratis" ucap Shinra sambil tersenyim. Dia segera memasukkan semua peralatannya. "Kalau begitu aku pulang dulu." Lanjut Shinra.
"Ah, iya makasih. Salamku untuk Celty"
Shizuo mengantar shinra sampai depan pintu.Tidak masuk akal. Membiarkan orang yang dia benci tidur dikasurnya sedangkan Shizuo harus tidur disofa.
"Izaya sialan. Aku akan membunuhmu kalau kau sadar!"
Sinar matahari yang menyilaukan membangunkan shizuo. Sudah jam 9 pagi. Shizuo memeriksa keadaan izaya. Demamnya sudah turun, tapi sampai sekarang dia masih belum bangun. Shizuo duduk disamping tempat tidur. Mengamati orang yang paling dia benci sedang tidur dihadapannya. Untuk pertama kalinya, dia merasa kasihan pada izaya. Melihat kurus Izaya dipenuhi lebam. Kulitnya yang putih memucat membuatnya sudah seputih mayat.
"Shizu-chan kau tidak usah melihatku begitu" wajah shizuo memerah, tapi entah mengapa mendengar suara Izaya langsung membuatnya kesal.
"Oi, izaya kau mau cari masalah yah! Mau mati hah! Aku akan membunuhmu" shizuo sudah bersiap-siap mencari barang untuk dilemparkan. Izaya tertawa kecil mendengar perkataan shizuo. Dia berusaha menggerakkan badannya walaupun itu sangat menyakitkan.
"Makasih yah shizu-chan" izaya memeluk shizuo, membuat wajah shizuo langsung merah. Dengan kasar shizuo langsung melepaskan pelukan izaya dan berdiri dari tempat tidur.
"Sepertinya otakmu sudah rusak. Minum dulu obatmu" Walaupun nada bicara shizuo keras dan kasar tapi dia tetap tidak bisa menyembunyikan rona merah di wajahnya."Shizu-chan aku lapar"
"Huh, kalau begitu pulang sana!"
"Shizu-chan, Shizu-chan, Shizu-chan "
"Berisik! Kau mau aku lempar keluar!"
Walau shizuo berkata seperti itu. Walau setelah itu dia menggalkan izaya dengan ekspresi marah di wajahnya. Tapi dia tetap pergi keluar membeli bubur untuk Izaya.
Shizuo memberikan semangkuk bubur, pada izaya yang sedang berbaring.
"Suapin"
"Kau punya tangankan!"
Walaupun berkata seperti itu shizuo menyuapi izaya. Tidak seperti dirinya. Hari ini, kemarin dia dan izaya sudah bukan seperti yang dulu lagi. Dan mereka berdua saling menyadarinya."Kapan kau mau pulang?" Izaya tidak menjawab, dia menyandarkan kepalanya dibahu shizuo. Kali ini shizuo tidak langsung melemparnya, dia menunggu jawaban izaya. Atau dia menikmati momen ini.
"Aku ingin selalu, selalu, selaaaaaaaaalu selamanya bersama shizu-chan"
"Apa yang kau bicarakan"
"Aku mau mulai semuanya lagi dari nol, jadi aku bisa se-la-lu selamanya bersama shizu-chan"
"Aku tidak mengerti, ada apa denganmu?"
"Kemarin aku hampir mati. Aku ingin memulai lagi semuanya dari awal. Aku ingin bersama shizuo-chan"
Udara diantara mereka seakan menipis. Izaya mulai menangis dibahu shizuo. Dan shizou merangkul izaya mencoba menenangkannya.
Sudah 1 bulan izaya dan shizuo tinggal bersama.
"Aku pulang" mendengar suara shizuo izaya langsung berlari ingin menyambut kekasihnya.
"Selamat datang" dengan wajah sumringah Izaya menyambut kekasihnya yang baru pulang bekerja.
Semua penat Shizuo hilang seketika melihat Izaya menyambutnya menggunakan apron sexy.
"Makanlah, aku sudah masak" kata izaya dengan rona merah dipipinya. Dia jadi seperti ibu rumah tangga yang menunggu suaminya pulang.
Apartemen Shizuo kini tidak sepi lagi. Akan selalu ada seseorang yang menunggunya pulang. Dan begitu pula bagi Izaya, kehidupannya sekarang sudah memiliki tujuan yang jelas.
'Bahagia selamanya bersama Shizu-chan' ^/////^
Fin.