***
"Miris sekali..." seorang laki-laki menggelengkan kepala, menimpali cerita adik perempuannya yang baru saja selesai."jadi anak itu sekarang benar-benar gila?"
Yang diajak bicara mengangguk, wajahnya prihatin "sekarang ia dirawat di rumah sakit jiwa daerah.." lanjutnya sambil menatap kakaknya yang sedang asyik memotong-motong buah dengan pandangan hampa, memainkan sendok es buah dihadapannya.
Sejenak sunyi, hanya terdengar bilah irisan pisau dan bunyi dentingan sendok.
"Kakak juga.." suara Nayla menyobek keheningan. "kakak juga tidak boleh seperti itu.." matanya menatap lurus potongan-potongan daging semangka yang berwarna merah menyegarkan dalam mangkuknya, merupakan hasil kerjaan kakaknya selama menunggunya tiba.
"kakak harus berhenti menekuni bidang potong-memotong buah!"
Laki-laki yang disebut kakak itu tertegun. Gerakan tangannya terhenti, menatap adiknya lamat. Tidak mengerti.
"Semakin lama kuperhatikan, Kakak semakin menggilai bidang itu, setiap hari membeli buah, berlatih, tak peduli uang habis, bahkan kemarin nama akun kakak diganti 'psikopat buah'. Kak! Itu gejala yang amat buruk! Kumohon berhentilah... jangan sampai seperti Agatha!" teriak Nayla terengah-engah. Menggebu-gebu. Terlihat sungguh-sungguh. Kakaknya hanya terdiam.
"Bahkan Kakak juga mensyaratkan padaku untuk selalu membawa buah-buahan bila ingin mengunjungi kos-kosanmu! Aku takut, Kak.. aku takut.."
"Terimakasih sudah mengingatkanku, Ratu Protektif.." setelah beberapa lama terdiam, pemuda itu angkat bicara. "selamat untuk kamu yang berusaha keras untuk tidak phobia sosmed demi mengawasiku dari jauh.."
"..tapi impian tetap impian Nayla... Tahu? Kini aku telah mempelajari seni memotong baru.." ia berjalan mendekati Nayla, mengelap pisau.
"Mau kupraktekkan padamu, Nona manis?"
Nayla terkesiap. Beringsut, menatap bilah pisau dan wajah kakaknya lekat tak percaya. Sekilas, ia dapat merasakan pandangan malaikat maut menembusnya.
Namun, itu tak berlangsung lama. Sedetik kemudian kakaknya tersenyum. Meletakkan pisau. Tertawa lepas. Nayla tertegun. Bernapas lega. Ikut tertawa.
Sang rembulan diluar sana terlihat sangat indah.
***THE END***
Nggak penting:
mau nanya..page pertama kakak laki-lakinya potong apa ya? A. daging manusia, B. semangka.Aku udah letakin banyak clue di beberapa adegan lho.. selamat memastikan... Applause buat jawabannya....**prokprokprok
YOU ARE READING
The Last Escape
Mystery / Thrillerbukan novel bukan cerpen,, hanyalah sebuah khayalan penulis tentang betapa berharganya teman, dengan ide cerita bergenre thriller