Satu

32 1 0
                                    

Dug...dug...dug...
Suara bola basket di drible
Syuuuunnngggg....
Cletakkk....
Bola di lempar ke dalam keranjang
Prok...prok...prok...
Tepuk tangan bergemuruh di seluruh ruangan, sura bel berbunyi tanda pertandingan bola basket antar universitas telah berakhir yang tentu saja dimenangkan oleh kampus ku.

Sura cheerleader tertutupi oleh jeritan para mahasiswi yang memanggil 'THE SIX PRINCE'
Tim basket kami, bukan nama regunya tapi julukan untuk ke enam çowok ganteng bin populer di kampus.

Samy....!!
Gio....!!
Nicky....!!
Indra....!!
Dany....!!
Mike....!!

Mahasiswa cewek menyebutkan nama mereka sambil bawa tulisan.

"Bell... lo mau kemana?"
Sahabat ku Alice memanggil sambil menarik tanganku.
"Gue mo ke kelas ada kuliahnya Mr.Hadi."
"Oh ok...." Alice menganggukan kepalanya setelah mendengar jawabanku.

Nama ku Bellvia, Bellvia Cinta Kirana. Rada-rada bule sih namanya tapi aku asli Indonesia hanya saja orang tuaku kerja di kedubes asing jadi biar sedikit ke bule-bulean katanya sih gitu.

Aku mahasiswa baru di salah satu universitas terkenal di Jakarta. Bukan mahasiswa baru seperti layaknya tapi aku mahasiswa pindahan dari kota Bandung tahun ketiga. Sejak kecil aku tinggal di Bandung bareng Eyang dari bunda, tapi karena sekarang orang tuaku menetap di Jakarta aku di suruh pindah ikut mereka dengan alasan kangen ga mau jauh lagi karena aku memang anak tunggal.

Suasana koridor kampus masih sepi karena sebagian mahasiswanya masih berada di ruang basket.

"Ga ikut nonton Bell?" Rio temen satu kelas aku bertanya saat aku masuk kelas.
"Nonton bentar soalnya ga terlalu ngerti sama basket heee."
"Owh..." Rio hanya menganggukan kepalanya sambil tersenyum.
"Bellaaa..." Yasmin masuk ke kelas kemudian menghampiriku.
"Aishh...bisa ga sih Yas lo ga pake teriak." Rio mengorek kupingnya karena teriakan Yasmin.
"Biasa aja keles..." Yasmin mencibir ke arah Rio.
"Eh Bell lo tadi liat ga the six prince keren banget ya, apalagi ka Dany pake buka baju lagi duhh jadi ngiler dehh..." tatapan Yasmin begitu memuja Dany.
"Gue sih nonton tapi ga lama jadi gue ga tau kalo ada adegan HOT begitu." Dengan penekanan saat mengatakan hot.
"Udah lo usap tuh iler jijik gue lihat nya." Rio melemparkan tisu ke wajah Yasmin yang masih melongo ga jelas.

16.30 kuliah ku selesai
"Girls mau bareng pulang gue?" Tanya Rio padaku dan Yasmin
"Gue mau ke toko buku dulu klo lo mau nganterin sih gpp." Jawab Yasmin.
"Gue kayaknya ga deh kalian berdua aja." Jawabku
"Ok deh gue duluan sama Yasmin." Rio dan Yasmim pergi mendahuluiku sambil melambaikan tangan.

Bhukk...
Badanku menabrak sesuatu dan pantatku mendarat manja di lantai.
"Aduh...hiks pantat gue..." aku meringis sambil mengusap-usap pantat. Tiba-tiba seseorang menjulurkan tangannya.
"Sory gue ga sengaja." Katanya
"Ya gpp aku juga ga liat ko." Tepat saat aku memegang tangannya mata kami berdua bertemu dan meleleh lah aku. Gimana aku ga meleleh yang nabrak aku Samy cowok yang sejak SMA aku sukai.

Samy emang kakak kelas aku saat SMA tapi setelah lulus aku ga tau dia kuliah dimana dan setelah aku pindah kesini baru aku tahu dan itu pun di tahun terakhir kuliahnya.

"Tunggu lo... Bella?!" Tangan kami masih belum terlepas.
"Oh hai...ka Samy." Aku tergugup karena di tatap. Kemudian tangan kami terlepas.
"Lo kuliah disini? Kenapa gue baru lihat lo?"
"Gue baru pindah kak, baru masuk semester sekarang." Aku menjawab pertanyaan ka Samy.
Disàat yang sama hp ka Samy berbunyi.
"Gue duluan ya ka, bye." Aku pun berlalu dengan jantung yang berdegup kencang.

Di depan halte bus aku hanya bisa duduk lemas sambil tak percaya dengan pertemuan barusan.

Tin...tin...tin...
Suara klakson mobil tepat di depanku. Kemudian kaca mobil terbuka.
"Dek! Masuk bentar lagi hujan." Tanpa berpikir lagi aku berjalan membuka pintu mobil.
"Makasih ya kak."
"Dek, tadi lihat aksi kakak ga waktu main basket?" Tanyanya
"Lihat cuma bentar aja." Jawabku sambil lihat ke arah jalan
"Keren kan?" Ujarnya lagi
"Biasa aja tuh."
"Coba pas lo lihat gue lagi..."
"Shirtless gitu." Potong ku
"Ko tahu sih katanya cuma sebentar?"
"Kata temenku aja sampai dia ngiler. Lagian ka Dhani ngapain coba pake buka baju segala?!"
"Slow aja kali, jeles ya?" Ka Dhany tertawa sambil menjawil hidungku.
"Dih sory aja ya ga level. Mereka bisa ngiler ngeliat ka Dhany begitu kalau gue sih udah kebal kali."
"Hahaha iya oke gue tau. Btw kenapa lo lemes gitu ?"
"Gpp gue cuma lapar aja." Jawab ku tak lama mobilpun berhenti di depan pagar rumah ku.
"Masuk dulu kak?"
"Ga deh lain kali aja, lagian gue udah lengket banget pengen cepet mandi."
"Ya udah gue balik ya makasih buat tumpangannya."
"Oke salam buat om sama tante."
"Siiip." Aku pun turun dari mobil sambil melambaikan tangan hingga mobil ka Dhany tak terlihat lagi.

"Udah pulang sayang?" Bunda bertanya sambil menonton tv.
"Iya bun, cape banget." Aku merebahkan diri di sofa dekat bunda sambil kepala di pangkuan bunda.
"Tadi kayaknya bunda denger suara mobil, kamu dianterin siapa?" Sambil mengusap kepalaku
"Oh dianter ka Dhany." Jawabku sambil makan kue yang ada di atas meja.

"Kenapa ga di suruh masuk Bell?" Tiba-tiba aja ayah datang dan menghampiri kami.
"Loh ada ayah tumben masih sore dah nyampe di rumah?"
"Iya ayah tadi cuma ada rapat aja jadi bisa pulang cepat."
"Oooh.." aku hanya berohria sambil makan kue.

"Bell, ayah sama bunda mau ngenalin kamu sama seseorang?" Bunda menatap ku serius.
"Maksud bunda Bella mau di jodohin gitu?" Jawabku acuh dan masih makan kue, ayah dan bunda menatapku heran.
"Kamu mau...?!" Tanya ayah dan bunda bebarengan.
"Ya kalau itu yang terbaik buat Bella sih gpp." Kemudian ayah dan bunda tertawa.
"Hahaha... ternyata putri kita dah ga sabar bun." Kata ayah sambil tertawa. Aku hanya bisa berdecak sebal melihat ayah dan bunda.
"Ya udah Bella tolak aja..."
"Ih jangan sayang, bunda sama ayah cuma heran aja kok kamu ga kayak anak gadis lainnya yang suka nolak atau marah-marah." Jelas bunda padaku sambil mengelus rambutku.
"Ck....Lagipula kalau Bella nolak juga ga ngaruh tetep aja harus mau buang tenaga Belka aja." Bunda dan ayah kembali tertawa mendengar alasanku dan melihat ekspresiku yang kecut.
"Tapi awas ya kalau bunda sama ayah sampai ngejodohin aku sama om-om apalagi kakek-kakek." Lagi ayah dan bunda tertawa terbahak-bahak.
"Tenang aja ini masih muda ganteng lagi. Tapi ga sekarang Bell ketemuannya orang tuanya masih ada di amerika." Ujar ayah.
"Serah ayah sama bunda aja deh mau sekarang juga boleh." Ayah dan bunda kaget melihat ke arahku.
"Ga deng, becanda heee. Udah ah Bella mau mandi cantik dulu." Kemudian aku mencium pipi ayah dan bunda dan pergi menuju kamarku.
"Yah anak mu tuh masa jadi cewek ko agresif banget."
"Iya sama kayak ibu, huahahahaha...." terdengar ayah tertawa.

☆☆☆☆☆

Happy reading guyssss

♡♡kiss♡♡



BellviaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang