Apes dan Gagal Part 3

8 0 0
                                    



" FATIHA......". Aku meneriakkan namanya saat pertandingan basket antar kelas disekolahan. Dia yang duduk ditribun depan jadi gelagapan karena perbuatanku. Tanganku melambai kearahnya, dibalaskan dengan sikapnya yang pura-pura tidak melihat ku. Awas saja kali ini kamu bakal jadi pusat perhatian. Aku terus menerikkan namanya ketika berhasil memasukkan bola kekeranjang. Dia mulai tidak nyaman dengan kasak kusuk didekatnya dan memilih pergi dari lapangan basket.

Aku cepat-cepat keluar dari lapangan basket. Niat buat nonton musnah sudah. Kenapa sih si Dika meneriakkan namaku terus, salah aku apa coba hingga buat aku jadi pusat perhatian cewek-cewek penggemar beratnya. Aku melangkahkan kaki menuju perpus, membenamkan diri dengan buku kelihatan lebih nyaman dan menyenangkan dari pada harus melihat Dika itu.

Sudah lama aku terserap dengan cerita dari novel yang kubaca, saat tiba-tiba suara berisik datang dari bangku yang ditarik tepat sebelahku. Aku menutup novel dan mendapati Dika nyengir memperlihatkan gigi rapi dan putihnya. Berasa model iklan pasta gigi kali?

" kok nggak diterusin baca bukunya?". Dia menopang kepalanya dengan satu tangan sambil memperhatikanku. Risi juga ditatap kayak gini.

Aku mendengus keras " ada apa si?'.

" aku bakal buntutin kamu terus sampai kamu ngasih nomer hapemu".

Ini yang aku nggak suka, dia modus banget. " saya nggak punya hape".

Tiba-tiba dia mengeluarkan hape.dan apesnya miscall ke hapeku. Aku mengernyitkan dahi. " pasti Adel kan yang ngasih tahu".

" kenapa harus bohong sih". Mimic mukanya mulai serius.

" maaf saya memang tidak punya hape. Ini hape abah saya. Ada masalah?".

" ada".

"hust....". suara penjaga perpustakaan memperingatkan kami yang mulai berdebat. Aku memutuskan tidak meneruskan membaca novel dan beranjak keluar.

Dika mengikuti ku dibelakang. " hei tunggu ...". Dika memegang lenganku,

" jangan pegang-pegang kali". Aku mengibaskan tanganku. " sebenarnya salah saya apa sama anda?".

Aku hampir terbahak dengan kata formalnya. Aku menyilangkan tangan dan memerhatikannya. " kamu ingin tahu kenapa? Karena kamu cantic dan aku jatuh cinta".

Wajahnya pucat pasi seperti kehabisan darah. Dia tidak menjawab malah membalikkan badan dan pergi. Aku menatap sekeliling yang ternyata sudah ramai karena pengakuan ku tadi.

............

" jadi mas dika bilang gitu ke Fatih". Aku mengangguk. " yah jelas lah dia ilfeel, tiap hari ketemu cowok aneh yang ngintilin terus disekolah habis itu nyatain cintanya nggak tahu tempat. Fatih sebenarnya nggak jutek mas, kecuali sama mas Dika hahaha".

" Fatih itu cewek sholehah, pantengin terus deh. Tiap istirahat jam pertama ke masjid sekolah buatsholat dhuha, nanti jam 12 sholat dhuhur. Puasa senin kamis, ikut rohis, dari keluarga agamis, hapal berapa jus Al quran ya... kayaknya baru 7 juz. Dan Adel yakin mas Dika nggak masuk kriteria Fatih. Buktinya mas aja baru ngeh kalo ada Fatih disekolah kalo bukan karena Adel yang cerita kan?". Buju busyeet, religious banget dia. Mana sanggup nyetarain derajat keagamaanku denganya. Sholat jarang, baca Quran belum bisa, aku baru Iqro' 5 deh kayaknya. Itu aja waktu SD. Aku juga alergi jika ikut pengajian disekolah. Haduuh.

" kenapa jadi pusing". Adel dan Ragil menatapku bersamaan.

Aku mengusap wajahku yang seperti benang kusut.

MENERJEMAHKAN RASATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang