Chapter 1

15 3 0
                                    

Vei POV~

"Hai!" Seruku pada seorang gadis dengan rambut pirang bergelombang. Kulitnya putih khas orang Eropa. Kilatan usil di mata birunya masih sama cerahnya dengan kemarin.

"Hai juga!" Serunya lalu kembali asik dengan bukunya. Aku langsung duduk disampingnya dan melihat sekilas ke arahnya.
"Apa yang kau lakukan? Tidak biasanya kau serajin ini" Tanyaku.
"Hellooo Vei, pagi ini pelajarannya si Vornith, apa kau lupa?"
"Memangnya kenapa kalau pelajarannya si Vornith?" Tanyaku seperti orang linglung.
"Kau ini masih tidur atau apa? Kau pasti belum mengerjakan PRmu kan? Apa kau ingin mati?" Ucapnya cepat sambil terus memandang bukunya. "Astaga iya, aku lupa!" Ucapku setengah berteriak sambil menepuk dahi. Buru- buru aku membuka tasku dan mengambil buku matematika.

"Finish!" Seru Gwen bangga.
"Pinjam bukumu!" Aku langsung mangambil bukunya, tanpa menunggu jawabannya. Ya ampun kenapa aku bisa lupa? Tinggal beberapa menit sebelum bel berbunyi. Dengan cepat aku menyalin persis tulisan yang ada di buku Gwendeline. Di sampingku, lagi- lagi Gwendeline sibuk dengan cermin dan sisirnya. Hfff! Awal yang tidak bisa dibilang baik untuk hari yang cerah.

-----------------------------------
-----------------------------------

Vei POV~

"Mom? Kau di sana?" Tanyaku saat mendengar suara ribut di lantai bawah rumahku. Aku diam sebentar menunggu jawaban, tapi jawaban tak kunjung datang. Suara ribut itu kembali terdengar, dan aku mulai was was. Setahuku mom pergi bersama dad tadi pagi, dan mereka baru akan kembali paling cepat besok. Sedangkan adik perempuanku pergi bersama teman sekolahnya.

"Dad? Apa kalian pulang cepat? Kenapa tidak memberitahu dulu?" Lagi- lagi tidak ada jawaban. Jantungku mulai berdetak cepat, dan rasa takutpun muncul tanpa bisa dicegah. "Apa itu kau Lily? Jangan menjahiliku kalau kau memang sudah pulang! Ini tidak lucu!" Perlahan aku berjalan keluar kamar dan turun tangga dengan hati- hati. Ketika aku hampir sampai di anak tangga terakhir, aku melihat sekelebat bayangan hitam. Aku memberanikan diri untuk terus turun, tapi tak lama kemudian aku merasakan sesuatu yang menusuk di belakang leherku. Tiba- tiba kepalaku pusing dan pandanganku buram, sedetik kemudian aku merasa seseorang menangkap tubuhku dan membawaku pergi. Anehnya, aku merasa tidak asing dengan orang itu.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 15, 2016 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

The HunterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang