Pukul 09.00 pagi akhirnya Tata terbangun dari mimpi indahnya. Mimpi yang kadangkala muncul sekali dua kali atau beberapa kali dalam hidupnya. Memang tidak sering terjadi tetapi memberikan efek yang dapat membuat bulu kudunya meremang seketika. Rasanya hatinya membuncah tinggi layaknya burung yang terlepas dari sangkarnya dan bebas terbang sangat tinggi ke langit. Ah... alangkah senang hati ini disaat bertemu dengan imam impiannya. Sayangnya perasaan ini hanya berlangsung sebentar saja, pada kenyataannya calon yang diimpikannya tidak ada disampingnya. Ya.. ia masih menunggu kapan waktunya tiba. Biarkan mimpi ini menjadi salah satu memori indah yang tersimpan dalam relung hatinya.
"Oh... tidak... sudah jam 9 pagi dan aku belum bersiap untuk kuliah" ujar Tata. Dengan kecepatan super, Tata langsung beranjak dari ranjang tempat tidur dan melesat ke kamar mandi untuk melakukan ritual rutin sebelum berangkat kuliah. Mencuci muka, mengosok gigi, mandi, memilih pakaian lalu dilanjutkan dengan menyetrikanya terlebih dahulu. Tata punya kebiasaan untuk tidak menyetrika pakaiannya setelah mencucinya. Biar tidak membuat capai katanya dan tentu alasan yang lain agar efektif. Ia terbiasa untuk menyetrika pakaian sebelum digunakan. Lalu Tata berdiri didepan cermin untuk melihat pantulan dirinya. Ia mengolesi krim sunblock dan membubuhkan bedak di muka ovalnya dan tak lupa menyapukan lip balm dibibirnya agar terlihat lebih segar. Baju beres. Rok beres. Kerudung beres. Tas beres. Dan jangan lupa smartphone, charger, power bank, dan colokan T. Tata siap berangkat.
Pagi ini rasa-rasanya amat dingin bagi Tata. Untung saja ia membawa cardigan rajutan kecintaannya yang berwarna coklat sehingga tubuhnya terasa hangat. Tentunya udara pagi menjelang siang ini menjadi hal biasa di musim penghujan kali ini karena hujan seringkali turun pada pagi hari. Untung saja hujannya sudah reda sehingga tak perlu untuk berhujan-hujan ria. Sebenarnya Tata sangat menyukai hujan. Ia merindukan bau khas air hujan saat menyentuh tanah. Rasanya sangat menyegarkan.
Tak sampai 15 menit Tata telah sampai di kampusnya. Gedung putih yang terlihat sangat gagah menjulang tinggi diantara pohon-pohon yang tertata rapih disekelilingnya. Tata bersyukur sekali bisa menginjakkan diri di kampusnya sekarang. Kilasan-kilasan memori beberapa tahun silam kembali muncul. Saksi bagaimana perjuangannya untuk bisa menjadi salah satu mahasiswi disini. "Semangat pagi Tata, kamu bisa pasti bisa untuk kuliah hari ini!" Ujar Tata dengan penuh semangat di dalam hati. Talina Shakila Azzahra tercatat sebagai mahasiswi tingkat tiga di perguruan tinggi negeri dengan lambangnya yang terkenal makara kuning. Tak ayal usaha yang dikeluarkannya untuk menjadi mahasiswi kampus ini pun sungguh luar biasa. Ia harus bersaing dengan 1000 orang untuk mendapatkan satu bangku di kampus ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Jejak Langkah
EspiritualJejak langkah adalah sebuah kisah penulis tentang hidupnya. Belajar dari pengalaman diri sendiri maupun dari orang sekitarnya. Karena bagi penulis hidup ini seputar diri dengan lingkungan yang saling timbal balik. Lingkungan mempengaruhi diri seseor...