-Di pict Inezhiya Achari Wilova-
"Pagi Inezhiya, pagi-pagi udah ngelamun aja lo." suara berat laki-laki tadi berhasil menghentakkan Inez kedunia nyata.
"Apasih Vin? Pagi - pagi udah berisik aja." dumal Inez.
"Ya apa geh, dari pada lo ngelamun terus kesambet setan, terus nanti kesurupan gimana? Atau lebih parahnya kalo lo kesurupan yang setannya ngefans sama gua, jadi pas lo teriak bakal gini 'KELVIN AKU SAYANG KAMU KELVIN AAA' kan serem gua Nez." jelas Kelvin panjang lebar.
Berisik , batin Inez.
"Nez, aku mau ngomong sebentar sama kamu."
"Apasih Ron? kita gak ada apa-apa lagi ya, jangan pernah ngobrol sama gua lagi."
"Aku mohon Nez, aku mohon sama ka-."
"Kalo cewek gak mau jangan dipaksa dong, gak punya perasaan ya lo?" potong Kelvin.
"Lo siapa sih ngatur-ngatur?" balas Aaron tak terima.
"WOY LORANG BERISIK BABY AIR!" teriak Inez seraya meninggalkan keduanya.
"Lo sih! Bisa gak sih jauhin Inez? Lo tuh bukan siapa-siapanya Inez!" bentak Aaron.
-------
"Inezku sayang,gak pulang-pulang katanga kerja mencari uang~~""Apa sih Kelvin?"
"Gapapa ehehe. Eh btw cowok tadi siapa lo Nez?"tanya Kelvin seraya duduk disamping Inez.
"Oh..dia mantan yang selingkuh ma sahabat gua sendiri ahaha."
"Oh sorry.. Eh Nez mau buat permainan gak?" tawar Kelvin.
"Permainan apaan?" Inez terlihat bingung ketika Kelvin mengajaknya bermain.
"Mainan cepet-cepetan bantuin orang move on jadi, gua bantu lo move on, dan lo sebaliknya. Gimana tawaran gua yang mengasyikan ini?"
"Boleh juga"
"INEZHIA ACHARI WILOVA" teriak seseorang dari depan pintu kelas mereka.
"Ya Tuhan,Elisa jangan teriak -teriak bisa gak sih?"decak Inez kesal kepada sahabatnya.
"GAK TERIAK GAK ASOY!"
"Beneran ada apa?"
"Engga loh, eh kunyuk ganteng siapa nama lu?" tanya Elisa heboh.
"Gua Kelvin nyet." balas Kelvin tak kalah heboh.
"Pacarnya Inez ya lu?"
"Alhamdulillah masih proses, iya kagak Nez?"
"Ogah dah." ucap Inez seraya memutar mata malas.
"Yahh gua doain jadian deh, daripada lo ma Aaron dih. Btw, gua balik ke kelas ya bye!" pamit Elisa seraya keluar kelas.
"Jadi?"
"Jadi apaan Vin?"
"Kapan nih ngedate pertama?"
"Serah lo"
"Sabtu besok gua jemput, dandan senyaman dan secantik mungkin."
-skip-
"Inez keluar geh! Aaron berantem sama Kelvin!!" teriak salah satu teman sekelas Inez.
"HAHH KOK BISA?" teriak Inez seraya berlari turun tangga menuju lapangan.
"BERENGSEK LO! UDAH DIBILANG INEZ GAK MAU NGOMONG SAMA LO LAGI!" teriak Kelvin.
"BANGSAT LO, LO SIAPA DIA SIH? GUA PACARNYA INEZ KOK MALAH GAK BOLEH NEMUIN DIA!" balas Aaron.
"STOP! kalo kalian gak bisa berhenti, gua gak mau kenal sama kalian lagi."
"Nez... Maafin aku Nez maafin.." mohon Aaron.
"Ron, lo yang udah matahin hati gua, gua mungkin bisa maafin lo,tapi gua gak bisa lupain kejadian itu."
"Tapi Nez itu gak seperti apa yang kamu dikirin...aku khilaf Nez aku khilaf.." isak Aaron seraya memeluk Inez.
Inez tercengang.
Aaron menangis?
'Seorang Aaron yang terkenal galak menangis di depan ku? Apa iya harus maafin dia?' tanya Inez dalam batin.
"Maaf Ron,kasih gua waktu buat berfikir. Kelvin lo juga jangan berantem lagi, gua gapapa." ucap Inez seraya pergi meninggalkan mereka berdua.
Inez ingin menemui kedua kakak kembarnya, ia ingin meminta saran.
Maka ia berbelok ke lorong kelas 12 IPA."Aufa... HUAAA AUFAAAAA GUA BINGUNG" tangis Inez pecah ketika tiba di kelas Aufa.
" Adik kecil kakak kenapa nih?tumben nangis" ejek Arkan."Arkan jangan gitu ah, adek lo lagi sedih nih abis di bikin galau ma mantan." ucap Aufa yang mengetahui kejadian yang terjadi dilapangan.
"Lo diapain lagi ma dia Nez? Biar gua hajar udah buat adek gua yang jelek ini nangis." ucap Arkan marah.
"Gapapa Ar udah jangan, mending lo anterin gua ke kelas ya Ar." ucap Inez dengan suara yang sangat lirih.
"Yaudah yuk babi, mau om gendong apa gak nih kekelas?" tanya Arkan jahil.
"Mau Ar, boleh?"
"Hm boleh , sini naik ke punggung gua. Biar cogan anterin tuan putri kembali ke istananya." ucap Arkan seraya mengacak rambut adik kesayangannya.
"Aufa, Inez ke kelas dulu ya"
"Tumben kalem, ya udah sono, jangan nangis lagi ya adek ku sayang."
Di lorong kelas 11 dan 12 banyak yang melihat Inez digendong oleh Arkan. Anak -anak perempuan iri walaupun Inez adalah adik Arkan.
"Udah sampe kelas tuan putri."
"Makasih ya Arkan" ucap Inez seraya mencium pipi Arkan , kebiasaannya sejak kecil bila digendong Arkan.
"Iya, yaudah gua balik kelas ya, jangan nangis lagi, muka lo tambah jelek. Dadah babi kubangan air." ucap Arkan dan meninggalkan Inez.
"Ciyeeee Inez digendong Kak Arkan!" teriak anak perempuan dikelasnya.
"Tadi siapa?" tanya Kelvin ketika Inez duduk disampingnya.
"Tadi? Yang mana?"
"Yang gendong lo" jawab Kelvin dengan nada yang sulit diartikan.
"Tadi Arkan, kenapa?"
"Pacar lo?"
"Bukanlah hahahaha ya kali gua sukannya ma yang kaya gitu." tawa Inez lepas.
"Bagus deh."
Hening.
Hening.
Hening yang membosankan.Inez tidak suka hening, 'kenapa Kelvin jadi mendiamkannya?'
"Vin.."
"Hm?"
"Lo kenapa?"
"Gapapa"
"Maaf ya tadi gua udah marah-marah ke lo, udah ngebentak lo juga."
"Gapapa kok gua ngerti, tapi kalo suatu saat nanti Aaron maksa-maksa lo buat ngobrol ma dia, maaf ya kalo gua ngecegahnya. Soalnya gua gak mau lo sedih, sepenglihatan gua masalah kalian sangat berat. Kalo lo siap cerita, cerita aja gua pendengar yang baik." ucap Kelvin seraya senyum.
"Makasih Kelvin, gua seneng punya temen kaya lo." Inez tersenyum sangat manis.
Kelvin terdiam.
Ada getaran aneh didalam hatinya ketika melihat senyum Inez.-
Yeyyyy! Part 2 jugaaa❤❤❤
KAMU SEDANG MEMBACA
Apology
Teen Fiction"Apakah kalian ingin mendengarkan cerita tentang hidup ku yang kelam? Mungkin akan sedikit membosankan. Hidup ku yang selalu menyedihkan,hingga ia datang merubahnya." -Inezhiya Achari Wilova. All Right Reserved ©2016 by Hipstxrwl