Abela masih melongo saat Frans melepaskan bibir mereka. Frans menyeringai. Ia menangkup kedua pipi Abela.
"Mulai sekarang kamu itu pacar aku, punya aku, milik aku." Ucap Frans tegas. Abela yang masih syok malah tambah melongo.
"Wh..what? Tap...tapi-..." Abela tergagap.
"Gak ada tapi tapian sayang." Frans menyeringai.
"Gak! Enak aja siapa anda berhak ngatur-ngatur saya." Ucap Abela setelah sadar dari syoknya tadi.
"Kamu gak bisa nolak itu Leonna Abela Vataro. Karna apa yang aku mau harus aku dapet, termasuk itu kamu." Frans menarik dagu Abela.
"Anda bukan siapa-siapa saya, jadi anda tidak berhak mengatur saya sedikitpun." Abela mendekatkan tubuhnya pada Frans dan memeluk pinggangnya.
Saat sedang memeluk Frans, kesempatan ini ia gunakan untuk mengikat ujung taplak meja ke celana Frans. Ia juga menuangkan tinta spidol yang ada di meja Frans ke tangannya.
"Oh ya? Kata siapa? Kamu kan pacar aku, milik aku."
"Tapi sayangnya saya gak ngerasa kalo saya itu milik anda Pak." Abela menyeringai lalu mengoleskan tangannya yang penuh dengan tinta hitam ke wajah tampan Frans lalu langsung melepaskan pelukannya.
"Bye Pak Frans yang tampan." Abela memeletkan lidahnya lalu langsung kabur dari ruangan Frans.
"LEONNA ABELA VATARO!" Teriak Frans dari dalam ruangannya. Abela tertawa lalu berlari ke lapangan basket karena saat ini Abelano sedang latihan basket untuk olimpiade.
Abela melihat Abelano sedang duduk di pinggir lapangan dengan seorang wanita yang dandanannya seperti tante-tante. Dan Abelano ketara sekali merasa sangat risih.
"Itu Ano ngapain dilendotin cama cabe kering gitu? Siapa sih itu cewe? Kok gue gak pernah liat, kayaknya itu anak baru." Abela mengerutkan keningnya. Ia menghampiri Abelano.
"Ano? Lo ngapain? Dan lo cabe lo siapa ngelendot terus sama Ano kek monyet ngelendotin emaknya ih udah lepas." Abela melepaskan tangan wanita itu secara paksa. Abelano sangat berterimakasih dan ingin memeluk cium saudara kembarnya itu. Sedangkan wanita itu merasa sangat kesal.
"Lo gak tau siapa gue hah?! Gue itu Dita Audry Ginandra! Putri bungsu keluarga terkaya ke-9 di dunia sekaligus pacarnya Lano! Gue juga donatur terbesar di sekolah ini! Dan lo gak boleh deket-deket sama Lano!" Bentak Dita.
"Lo? Pacar Ano? Hahaha gak mungkin. Mana mau Ano mau sama cewe cabe macem lo karna yang pacarnya Ano tuh gue, bukan lo. Plis deh ya gak usah mimpi jadi pacarnya Ano. Lo itu jauh dari tipenya Ano. Lagipula kalo lo pacarnya Ano, kenapa lo manggil dia tuh 'Lano' sedangkan gue manggil dia itu pake sebutan 'Ano' yang notabenya hanya ditujukan buat orang terdekatnya aja." Abela duduk di pangkuan Abelano dan mengalungkan tangannya di leher Abelano.
Dita merasa kesal karena Abela tidak dibentak ataupun diusir oleh Abelano. Malah Abelano memeluk pinggang Abela.
"Lano sayang kok kamu gak usir dia sih? Dia kan udah duduk di pangkuan kamu."
"Jijik gue denger omongan lo. Mending lo pergi dari sini." Ucap Abelano dingin.
"Tap-..." Ucapan Dita dipotong oleh Abela.
"Lo denger kan? Ano nyuruh lo pergi." Sinis Abela.
"Awas lo!" Dita langsung pergi dari lapangan basket sambil menghentakkan kakinya.
"10 coklat, 5 ice cream, 15 Chanel." Bisik Abela.
"Kebanyakan Ela." Abelano menghela nafasnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mine
Teen FictionTernyata hanya karena obsesi tidak berguna anda itu? Oh! Selamat, anda sudah membuat saya jatuh sejatuh jatuhnya. -Leonna Abela Vataro- Murid trublemaker yang pandai dari semua bidang kecuali fisika? Bagaimana bisa? Aku harus bisa merubahnya, bagaim...