Prolog

174 12 0
                                    

Gadis berambut panjang itu tersenyum lebar, sedari tadi ia memperhatikan bunga-bunga cantik yang berada di taman.

"Ah cantik banget! Harum lagi," ucapnya sambil mencium bunga itu.

Tiba-tiba ada yang menepuk pundaknya, Gadis itu kaget dan memutar badannya, "Kamu siapa?"

Yang ditanya hanya memberikan senyum manisnya, sontak membuat Gadis itu kebingungan, "Kenapa senyum-senyum?"

Orang itu menggelengkan kepalanya, "Boleh aku temenin?"

"Tapi kan, aku nggak kenal kamu. Kalo kamu orang jahat gimana?" Tanya Gadis itu dengan wajah polosnya.

Lelaki itu hanya tertawa, "Aku bukan orang jahat kok."

"Bunga nya cantik, kaya kamu." Ucapnya lagi seraya memetik bunga berwarna putih dan menyelimpkannya di sela telinga Gadis itu.

Gadis itu tersipu malu.

"Ikut aku yuk?" Ajak Lelaki itu.

"Mau kemana? Nanti aku diculik lagi."

Lelaki itu tersenyum, "Aku nggak bakal macem-macem kok."

Gadis itu hanya mengikuti tarikan tangan lelaki tersebut.

Ternyata ia membawanya ke sebuah danau yang lumayan besar. Pemandangannya sangat indah ditambah banyak pohon yang rindang dan perahu dipermukaan danau tersebut.

"Kamu ngapain bawa aku ke danau?" Tanya Gadis itu menatapnya dengan heran.

"Duduk dulu." Lelaki itu menepuk tempat disampingnya supaya Gadis itu ikut terduduk. Gadis itu hanya mengikuti suruhannya.

"Tempat ini tempat favoritku, kamu kalo kesini bisa jadi tenang."

Gadis itu menatap wajah Lelaki tersebut, "Terus kamu ngapain bawa aku kesini?"

"Aku mau kasih kamu sesuatu, balik badan kamu deh."

Gadis itu membalikan badannya.
Tiba-tiba Lelaki tersebut memasangkan liontin ke lehernya. Sangat cantik dan pas di leher Gadis tersebut.

"Kamu ngapain ngasih aku liontin sebagus ini?" Tanyanya seraya menyentuh liontin yang terpasang di lehernya.

"Itu sebagai tanda kalau kamu sama berharganya kayak liontin itu. Suatu saat nanti kamu akan kujaga seperti aku menjaga liontin itu sebelumnya."

"Tapi kan kita baru kenal."

Lelaki itu tersenyum manis dan tiba-tiba memeluk Gadis itu.

Gadis itu mengerjapkan matanya dan merasakan rasa yang sangat nyaman berada di pelukan itu. Entah kenapa, Gadis itu membalas dan mempererat pelukannya, "Jangan tinggalin aku." Secara tidak sadar, Gadis itu membisikan secara lirih kalimat yang bahkan tidak dipercaya akan diucapkannya.

Lelaki itu menjawab, "Maaf, tapi aku harus pergi."

Gadis itu menggeleng, "Aku mohon, jangan tinggalin aku."

Lelaki itu melepas pelukannya dan menatap Gadis itu dengan lekat, "Kamu jangan khawatir, kita akan dipertemukan lagi." Setelah itu, ia beranjak dari duduknya dan berjalan pergi meninggalkan Gadis yang masih menatapnya dengan bingung.

Nothing BetterWhere stories live. Discover now