Bab 1

73 7 3
                                    


Satu ruangan besar kini sudah di setting menjadi panggung yang megah dan dilengkapi lighting yang menawan menambah kesan romantis saat dinyalakan redup,dengan ratusan penonton yang sudah ber selfie ria dan mengupload fotonya dengan hastag #OnTasyaConcert .Sementara itu di lain sisi, Gadis manis dengan gaun merah dan rambut dikepang menyamping sudah siap menunggu dibawah stage setelah di make up oleh 'si mba berotot' yang kegirangan saat memoles bedak ke mukanya. Ya itu yang Pak produser ajarkan saat breafing tadi sore.

Selang 5 menit menunggu, ratusan penonton pun tak henti-hentinya menyerukan nama gadis itu seraya tepukan tangan yang meluap-luap saat namanya dipanggil menuju panggung.

"Baiklah para hadirin yang terhormat,mari kita sambut pianis yang terkenal saat ini, give applause ini dia Tasya Zahira!"

"Tasya!!!Tasya!!! you can! yeyyyyyy"

"Tasya! We love you!"

Teriakan cheerleader dengan centilnya memacu semangatnya untuk memainkan piano yang kini sudah berada di hadapan. Ia mencoba menghafal kembali keberadaan not-not yang telah dihafalkan tanpa Sistem Kerja Semalam pastinya .

Sejenak, Tasya teringat cubitan pipi ,tawa dan keluguan Raka yang tak henti hentinya menar-nari di benaknya . Namun nasi telah menjadi bubur kenangan bersama Raka hanya menjadi mimpi yang ingin diwujudkan kembali. Andai saja doraemon meminjamkan mesin waktunya , pasti Tasya orang pertama yang ingin menggunakannya walaupun hanya sekilas.Dan ingin sekali kembali mengulang kebersamaan bersama Raka ,ya Raka pria hebat yang mampu mewujudkan semua mimpi ini.

****

'kring kring kring...' dering alarm mulai terdengar ,menyengat di telinga Tasya yang masih memeluk hangat guling bercover dora yang bercampur dengan legitnya air surga yang mengalir dari mulutnya .

Sementara itu Mamah Rita sibuk dengan ocehannya menunggu anak kesayangannya ini bangun dari kasurnya yang semakin hari semakin reot dimakan rayap-rayap rakus."ish bener-bener ya ,jadi anak kenapa males gini. Tasya bangun nak kamu mau rezeki kamu dipatok ayam?" ya mungkin Tasya juga sudah kenyang denger ocehan Mama dengan suara 7 oktaf nya itu ,tak heran kalau ia masih saja bisa terlelap dengan pulasnya tanpa mengkhawatirkan 'Si Singa' yang mengaung.

Sampai akhirnya... 'plakkk!!' tangan sekasar parutan kelapa mendarat mulus di pahanya

" Aw mamah!iya iya Tasya bangun.huft" sahutnya memelas seperti biasanya."Yaudah sekarang kamu mandi cepet udah kesiangan ini" sebagai anak yang hobinya pencitraan ke orang tua , gadis itu pun menuju ke kamar mandi dengan dibantu oleh kedua tangan yang meraba benda di sekitar agar mengetahui letak kamar mandi,inilah caranya demi hidup yang mandiri meskipun segala hal yang terlihat di mata Tasya tak berwarna,

ya Tasya memang terlahir buta namun itu bukan penghalang bagi dia Si Gadis Riang Tasya Zahira mewujudkan cita-cita menjadi pianis hebat dan terkenal.

Setelah menghabiskan 5 menit di kamar mandi dengan gaya free style saat mengguyur air akhirnya ia pun selesai mandi girl band korea. Secepat kilat Tasya memakai seragam sekolah SLB yang sudah disiapkan Mbok Minah,tak lupa deodorant yang baru dibeli di warung teh Kokom dioleskan di silit nya,eh ketek nya.

"Ayu Tasya,Mama tuntun ke lantai bawah." Ucap Mama selembut Juliet yang disapa Romeo. Tasya pun membalas nya dengan sentuhan lembut ke pundak Mama. Memang Mama itu seperti koin bermuka dua kadang ia bisa menjadi 'Singa' namun gak jarang seperti sales-sales rokok yang sok baik.


Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 22, 2016 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Alunan Piano TasyaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang