Darah Hello Kitty

462 20 10
                                    

Malam sudah larut ketika Angel berada di kawasan hutan pinus yang gelap. Dengan bermodalkan cahaya bulan Angel melirik jam tangan Hello Kitty pemberian sang kekasih yang melingkar erat di pergelangan tangannya yang halus dan putih itu. Jam lucu itu sudah menunjukkan pukul sepuluh lewat lima belas menit rupanya sudah begitu malam.

"Astaga, rasanya aku sudah jerah untuk pulang malam lagi," cecarnya dalam hati sambil terus meremas saku rok pendek yang di pakainya.

Tiba di rumah ia pasti akan mendapatkan ceramah panjang dan lebar dari ibunya karena sudah sekian kalinya ia terlambat pulang. Sekarang ia terlalu khawatir karena tidak ada satu pun angkutan umum yang melintas. Jalan raya sudah seperti di perkuburan.

Angel menyesal karena ia sudah terlalu lama menghabiskan waktu di rumah Ranti. Menghabiskan waktu bukan untuk membahas materi atau soal-soal pelajaran namun hanya sekadar mengobrol hal-hal yang tidak begitu penting. Sudah satu jam lebih ia berdiri menanti datangnya angkutan umum yang akan lewat. Namun nihil. Tak ada satu pun yang lewat,

mungkin para supir angkutan kehabisan penumpang dan memang jika malam tiba tak banyak bahkan tak ada kendaraan umum yang lewat. Batasnya memang sampai waktu magrib saja, karena aktivitas masyarakat hanya ke pasar saja yang terbilang cukup jauh. Berkebun dan berternak biasanya orang-orang hanya mengandalkan kaki mereka naik turun perbukitan.

Langit Malino sudah lama berkerudung hitam. Cahaya bulan purnama tumpah dipucuk-pucuk pinus dan tanah yang berakar lebat dan kering. Hawa dingin segera bertambah dari menit ke menit. dinginnya cuaca menambah rasa cemas dan panik yang sudah dari tadi menggelayut di hati Angel. Ditambah rasa panik dan jantung yang terus berdegup kencang. Sedari tadi tak ada satu pun kendaraan yang lewat. Ia berusaha mondar-mandir, menengok kiri, kanan, belakang, dan depan namun, mustahil. Matanya tak pernah menangkap kendaraan apapun. Ia kemudian mencoba untuk berjalan kaki beberapa langkah. Meninggalkan tiang lampu jalan ditempatnya berdiri tadi.

Tak jauh berjalan ia melihat ada cahaya disana. Ia mengembuskan napas lega setelah tiba di tiang lampu jalan berikutnya. Ia merasa berhasil telah melewati gelap disepajang jalannya tadi. Tiang ini agak berbeda. Besinya sudah berkarat dan lampunya berkedip-kedip, Angel pikir rasa takut itu datang lagi. Ia mencoba tetap tenang sembari terus mengembuskan napas. Duduk di sebuah kursi kayu yang mampu memuat lima orang itu. Angel rasa kursi ini mungkin tempat untuk menunggu angkutan umum. Ia mencoba menunggu disana dan tetap menjaga rasa ketakutan yang menggorotinya.

Angel pernah berjanji bahwa ia tak akan pernah lagi terlambat pulang. Ia pikir pasti sang ibu akan menghukumnnya kalau ia sudah sampai di rumah. Apalagi baru kali ini Angel mencetak rekor berada diluar rumah tengah malam sekali, apalagi gadis ini merupakan orang yang cukup baru disini ia belum menguasai banyak jalan dan tempat.

Angel dan keluarganya merupakan pindahan dari kota Jakarta. Dua bulan yang lalu Angel dan ibunya tinggal di kota Makassar namun ia terpaksa harus mengikuti keinginan kakeknya untuk tinggal di daerah Malino yang merupakan daerah pegunungan yang tak jauh dari kota Makassar, alasannya pindah karena sang kakek merupakan salah satu pemilik perusahaan teh disana.

Tiba-tiba ada yang menusuk hidung Angel, wewangian yang ia tak tahu dari mana asalnya. Aromanya amis, benar-benar tidak sedap. Seketika Angel ingin muntah. Tak bisa lagi ia tahan. Akhirnya ia berlari ke bawah pohon dan memuntahkan isi perutnya. Angel mulai tidak enak badan dan ditambah keringat dingin yang terus bercucurun.

Ia menghela-hela napas dibawah pohon yang lebat itu. Terengah-engah seperti orang yang sudah berlari naik turun bukit. Ia meremas perutnya yang semakin tidak mengenakkan. Tiba-tiba ada sesuatu yang menetes dari atas dan mengenai rambutnya. Tetesan demi tetesan terus berjatuhan, Angel tak kuasa bergerak. Gadis cantik itu tak kuasa untuk bisa menggerakkan tubuhnya. Seluruh badannya seperti membatu disana. Namun lama-kelamaan matanya mampu bergerak.

Creepy Activity Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang