Ini kisah tentangku.
Bukan hanya aku saja, sebenarnya. Teman-temanku, keluargaku, juga para hatersku turut andil meramaikan hidupku.
Ini tentang kisah hidupku sehari-hari yang ngebosenin, flat -gak juga sih, dan kisah hidupku selama pagi buta hingga malam gemerlap. Aku senang berpergian malam. Tapi aku bukanlah seorang cabe-cabean. Itu, lho! Yang sekarang sedang booming di Jakarta.
Whatever!
Tiap pagi hingga siang, aku akan menjadi anak perempuan yang diidamkan oleh setiap nyokap or bokap siapa aja dan dimana aja. Jadi anak yang penurut, kalem, alim, nggak urakan macam hatersku, dan pokoknya semuanya yang baik ada pada diriku di kala matahari masih nampak di langit.
Tapi kalau sudah malam, itulah waktu dimana aku menjadi liar.
Tapi nggak pake banget, ya!
Malam-malam aku pergi dengan teman-temanku ke tempat dugem. Dimana pemiliknya adalah oom dari salah satu temanku, Layla Tirta namanya. She is such a kind girl, actually. Tapi aku sama temanku satu lagi, Yolanda, ngebuat dia jadi bejad dan... walla! Kebetulan banget oom dia gila clubbing, dan oom-nya punya tempat nge-dugem, jadi dia aku buat jadi... gitu deh!
Oh! Juga ada-Brak!
"Clarissa Dewi Anjani! Bagaimana bisa kamu bengong di mata pelajaran saya? Kamu mengantuk?!"
Aku kaget, tentu saja. Sontak semua mata tertuju padaku. Aku ngejelasin tentang diriku saat ada guru fisika yang sedang mengajar!
Oh, matilah aku!
***
"Heh, ngape lo? Tumbenan amat bengong pas pelajaran Bu Sri! Hahaha!"
Anak garong, sialan!
Aku mendengus kesal saat aku keluar dari ruang guru dan disambut dengan ejekan dari si Yolanda, temanku yang rambutnya di-ombre violet-orange. Perpaduan aneh.
Ia tertawa hingga memegangi perutnya. Oh, ayolah! Aku hanya baru melakukan kesalahan kecil saja dan ia sudah tertawa begitu! Selera humornya benar-benar rendah!
"Terserah lo! Males gue denger mulut cabe lo!" Kuhentakkan kakiku ke lantai sekolah yang nggak bersalah, menunjukkan kalau aku lagi marah, bete, kesal, dan tak ingin sedang diganggu.
Layla mengikutiku menuju kantin dengan permohonan maaf yang terus-menerus keluar dari mulutnya yang kecil. Aku tak meresponnya karena benar-benar kesal. Padahal bukan dia yang bikin aku badmood begini.
Atau aku sedang PMS, ya?
"Sa! Jangan marah, dong! Kan si Yolan Cuma bercanda! Baper, ih!" Layla berseru dan menarik tanganku yang sedang memegang uang lembaran sepuluh ribu dengan agak maksa. Aku meringis sakit saat kulitku terkena kuku Layla yang panjang -pake banget.
"Eh! Sorry sorry, Sa!"
"Gak apa-apa. Nyantai kali."
"Woi! Nenek!" sebuah teriakan kudengar sayup-sayup diantara keramaian kantin yang bikin gerah. Aku yang sedang mengusap bekas goresan kuku Layla refleks menoleh kearah teriakan.
Aku menghela napas, nggak taunya si Gita, cewek gila, tomboy, norak itu.
Kulihat Layla langsung menghampiri Gita dengan cepat.
"Git, masa' si Clarissa marah, tau! Lagi sensi-an dia! Padahal cuma gara-gara dia-" Aku bungkam mulut polosnya si Layla sebelum memberitahu hal yang sepele pada Gita. Gregetan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Come n' Get It
Teen FictionAda gadis tengil dan juga cerewet didunia ini. Banyak. Namun yang ini lain. Ini cerita tentang keseharian anehnya. Clarissa namanya. Bagaimana jika ia dipertemukan oleh lelaki yang freak, nyeleneh tapi menjadi teladan sekolah? Ganteng pula. Dengan a...