"Bisa ikut gue, gak?"
"Ha?"
Tanganku ditarik oleh cowok yang baru kukenal itu. Jelas badanku terhuyung karena ia dengan tiba-tiba menarikku begitu. Ia menarikku keluar dari tempat itu dan aku meronta mencoba meminta dilepaskan, tapi dia terlalu kuat. Aku yakin tanganku akan memerah nantinya.
"Sakit, hei! Lepaskan, brengsek!" Aku meronta sekali lagi, dan akhirnya terlepas.
Tiba-tiba dia diam mematung. Kaku. Apa yang terjadi dengannya?
"S-sorry, kelepasan tadi..."
"Kelepasan apa?" Aku menyilangkan kedua tanganku didepan dada. Menatapnya intens seolah ingin mengulitinya.
"Tadi gue liat... bartender yang tadi itu ngantongin pisau. And... gue minta maaf," Jawabnya kikuk. Aneh banget, deh!
Dan tiba-tiba dia lari.
"He-hei!" Si Anggara-Anggara itu lari terbirit-birit mengabaikan teriakanku. Padahal suaraku terkenal sangat melengking. Apa ia tuli? Sepertinya tidak.
"Heh, bajingan! Suara lo ngalahin musik jedag-jedug didalem!" Kutolehkan kepalaku. Yolan dan Layla menghampiriku.
"Teriakin siapa, sih? Niat amat. Copet?" Tanya Yolan dan menoyor kepalaku agak kencang. Aku berdecak kesal.
"Bukan, Yol. Tadi ada cowok tinggi gitu nyamperin gue. Terus gue ditarik kesini, dan dia malah kabur. Bego banget dia kayaknya."
Layla kaget, lalu menutup mulutnya yang refleks menganga, "Tadi gue liat..."
"Liat apa?" Tanyaku dan Yolan bersamaan.
"Eh? A-anu... Gu-gue liat ada oom gue dateng tadi! Iya, oom gue! Ehehe..." Layla tertawa aneh.
Aku nggak ambil pusing dan memutuskan masuk lagi ke dalam. Kulihat Layla menghela napas lega.
Aneh.
Kamipun masuk lagi kedalam, "Oh, iya, kemana Gita?" Tanyaku kepo, Yolan mendengus kesal.
"Dia lagi cipokan sama cogan. Mantap amat, ya? Nemu baru, tuh dia! Padahal gaya kayak laki begitu! Amburadul gak jelas!"
Kutolehkan kepalaku ke Yolan, "Oh, ya? Pantes dia ngilang gitu aja! Gak taunya... ckck!"
"Udahlah... Gita 'kan udah gede. Bisa jaga diri kali," Layla menengahi. Aku memijit pelipisku pelan. Terserah dengan Layla, deh. Dia polos pake banget, sih!
"Yaudah deh!"
***
Hari ini aku telat masuk sekolah, dan untungnya Pak Sujiono -satpam sekolah- yang sedang berjaga malah sedang tidur dengan santainya. Aku mengendap-endap masuk kesekolah dan selamat hingga kelas. Satu kelas langsung bersorak-sorai padaku karena iri tak ketahuan saat telat.
Namun tiba-tiba, semuanya panik saat guru BP melangkah pelan kearah kelasku. Tumben sekali. Biasanya jika guru BP berada di koridor sekolah pasti ada murid nakal yang sedang diincar.
"Selamat pagi, anak-anak," sapa guru BP saat ia masuk kedalam kelasku. Sontak semuanya menegang ditempat dan duduk dengan sikap sempurna. Kompak menelan ludah takut, tak terkecuali diriku. "Pagi, Bu."
"Apa ada murid bernama Clarissa?"
Deg!
Semua mata langsung melihat kearahku, seakan-akan aku adalah objek paling menggelikan. Nyatanya tidak.
Semua teman kelasku menatapku iba. Aku menggerutu saat guru itu menyuruhku untuk pergi dengannya di ruang BK.
Sebelum jauh melangkah dari kelasku, aku melihat teman biadabku -Yolanda dan Gita- malah tertawa terbahak-bahak lewat jendela kelas. And fyi, Layla itu anak pinter. Jadi dia ada dikelas unggulan, sedang kami ada dikelas reguler. Nasib sekali.
KAMU SEDANG MEMBACA
Come n' Get It
Novela JuvenilAda gadis tengil dan juga cerewet didunia ini. Banyak. Namun yang ini lain. Ini cerita tentang keseharian anehnya. Clarissa namanya. Bagaimana jika ia dipertemukan oleh lelaki yang freak, nyeleneh tapi menjadi teladan sekolah? Ganteng pula. Dengan a...