XI: Flipped

91 12 0
                                    

Aku merasa sangat beda hari ini. Pasalnya ketika aku membuka mata, jelas tertera di depanku wujud nyata dari Cameron, orang yang benar-benar aku sukai. Entahlah, mungkin memang aneh untuk menyukai sahabatku sendiri, tapi ini rasanya hebat.

"Good morning, Cam." Bisikku. Ia tak merespon. Tidur nyenyak, Cam. Gumamku dalam hati. Akupun beranjak dari tempat tidurnya dan berjalan keluar dari kamar berdinding biru ini. Berharap hal ini tidak terjadi untuk waktu yang singkat, bahkan hal ini membuatku berdoa agar Dad tinggal lebih lama di Colorado.

Aku merindukan hal-hal yang pertamakali kami berdua lakukan dulu, setelah kepindahannya ke sini. Kami yang dulu sering bermain bersama, berangkat ke sekolah bersama dan melakukan aktifitas bersama. Dan kau tahu tidak? Banyak sekali perubahan yang signifikan di antara kami. Aku bisa merasakan itu.

Cameron tumbuh menjadi anak yang popular--sangat popular menurutku--sehingga ia digandrungi banyak sekali cewek-cewek yang tak kalah popular. Aku membayangkan betapa manisnya ia saat pertama kali mengajakku berangkat bersamanya menaiki sepeda BMX miliknya, memintaku mencengkram pundaknya agar aku tak terjatuh. Bibirnya semakin manis ketika ia melumatnya dan sedikit mengigau.

Di situ pula aku membayangkan bagaimana drastisnya perubahan Cam setelah kenal dengan Sky, dan the cool. Apalagi setelah aku mengetahui bahwa Cam berpacaran dengan Rachel. Sakit. Sangat sakit. Namun ia tetap menjadi Cam yang aku sayang, tak peduli apapun keadaannya.

Perlahan Cam membuka matanya..

"Jas? Kau kenapa? Kenapa kau menangis?" Ia tersentak ketika mengetahui bahwa ada bulir-bulir air mata yang mengalir ke pipiku. Bahkan tak aku sadari. Aku segera menyekanya. "No, it's all fine." Jawabku.

"Kau kenapa?" Tanyanya lagi, sekarang dengan nada yang sedikit ditinggikan.

"Tidak, Cam." Aku tersenyum kemudian bangun dalam posisi duduk, berharap Cam akan merangkulku atau apapun itu. Kriing! Suara telepon genggam Cam berbunyi. Dengan cepat Cam mengangkatnya.

"Ya? Halo?" Begitu katanya, ia bercakap.

"Oh, okay, babe, aku akan kesana. Tunggu, ya, sayang!" Saat itu juga sebuah pisau terasa menancap tepat di jantungku. Tak terasa air mata-air mata payah itu keluar lagi. "Hey, Jas. Bisakah kau bereskan tempat tidurku? Aku harus ke rumah Rachel sekarang, ia mengadakan pesta. Aku sebagai pacarnya harus ada di situ membantunya. Kau tidak keberatan, bukan, sahabatku?"

Entah apa pastinya, namun Cam begitu lihat menusuk hatiku, tepat di jantungku. Bukan, bukan karena ia menyuruhku membereskan tempat tidurku. Tapi karena ia meninggalkanku untuk Rachel. Duh, apa yang kau pikirkan, Jasmine? Rachel kan pacarnya!

"Oh, okay. Apapun untukmu, sahabat." Aku tersenyum masam.

"Baiklah, terimakasih ya."

Aku mengangguk begitu ia pergi dengan jaket kulitnya. Meninggalkan aku yang bahkan masih meringkuk sendirian di kamarnya. Aku berjalan beranjak menuju jendela, tempat biasa Cameron nangkring untuk berbincang denganku. Aku tatap lekat-lekat jendela kamarku.

Apa perasaan Cameron ketika melihatku di jendela? Jendela yang dulu tak sengaja kupecahkan karena melihat ia bersama Rachel? Aku meringkuk. Kemudian bersandar di antara kusen yang mulai berdebu itu.

Aku seharusnya sadar bahwa Cam memang tak pantas aku sukai. Lihatlah, bahkan kakak perempuannya sendiri membenciku. Sangat.

Hidup itu adil. Karena hidup tak adil untuk semua orang. Aku memutuskan untuk benar-benar berhenti menyukai Cameron. Toh, jika aku terus menerus menyukainya, itu hanya akan membuatku semakin sakit.

Cukup lama aku melamun di kusen jendela kamar Cam. Aku membenarkan posisi dudukku, sebelum kertas-kertas jatuh tersenggol dari tepi kusen.

"Apa ini?" Gumamku dalam hati.

Aku memunguti satu persatu kertasnya. Dan yang ku temukan ialah amat sangat banyak puisi di dalamnya.

×××××

Hey hey hey fellas sorry bgt gue ngerasa dosa gitu dah membengkalai-kan(?) tear in my heart. Sorry for LONG LONG LONG updates and for a short chappy.

Buat yang mau tau knp updatesnya suka late, boleh liat profile gue ya gue curhat disitu hehehehe

Dannnn lgsg ke QOTD yaa

Q: KALO CAMERON KE INDO TERUS KETEMU KALIAN GA SENGAJA, KALIAN MAU NGAPAIN?

me: pingzan

×ara×

Tear In My Heart // cameron dallasTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang