Daily Prophet

347 39 2
                                    

CREDIT BELONGS TO JK. ROWLING

BAGIAN











ADA yang aneh hari ini, tak biasanya Aula Besar kelihatan ricuh dan terdengar bisik-bisik yang memekkan telinga, mata Hermione melirik ke arah meja asrama Slytherin, tidak ada Draco, mungkin ia hanya terlambat bangun, yah, kalian tahu, setelah semalam ia menemani Hermione. Harry dan Ron sudah berada di tempat biasa mereka makan, bahkan ada George dan juga Neville serta beberapa anak Gryffindor lainnya.


"Hey, 'Mione." sapa Ron canggung, menyuruh Seamus dan Dean mengangkat bokongnya dari tempat Hermione, tampak Neville yang memegang harian penyihir, Daily Prophet, berita terkenal yang di tulis oleh Vada Sketter-- mengingat Rita Skeeter tak bisa lagi menulis. "Kamu sudah lihat berita pagi ini?" Hermione menggeleng, melirik harian yang dipegang oleh Neville.


LUCIUS MALFOY DAN NARCISSA MALFOY DITANGKAP DI MALFOY MANOR TADI MALAM, BEBERAPA PELAHAP MAUT YANG BERSEMBUNYI MASIH DI CARI.


"Omong kosong apa ini?" Ginny menaikkan alisnya mendengar pertanyaan spontan yang keluar dari mulut Hermione, sementara Harry dan Ron memandang Hermione tak mengerti. "Maksudku, bukankah Harry sudah memberikan kesaksian jika keluarga Dra-- maksudku keluarga Malfoy membantu Harry saat menghadapi Kau-Tahu-Siapa, ya 'kan, Harry?"


Harry mengangguk ragu, wajahnya terlihat bingung, kenapa Hermione harus terlihat tidak terima seperti itu? "Eng--begini ya, Harmione. Keluarga 'kan memang terbukti jika mereka pendukung Voldemort, meskipun aku sudah memberikan kesaksian, tetapi, menurutku, bagaiamana ya? mereka tetap pantas di hukum."


Semuanya mengangguk membenarkan pernyataan Harry. Seamus Finnigan dengan alisnya yang baru tumbuh datang dengan cengiran lebar. Hermione menghela nafasnya, pantas saja Draco tidak terlihat pagi ini, pasti ia sedang sedih. "Hey, kalian para pecundang besar. Coba tebak berita apa yang kubawa kali ini."


Ron memukul belakang kepala Seamus disambut dengan aduhan Seamus yang sama sekali tak menimbulkan simpati. George melipat tangannya di depan dada, menatap Seamus adik kelasnya tersebut dengan tatapan menilai. "Aku butuh sumber sebelum mendengar beritamu itu, Seamus-Alis-Botak."


Ron terbahak, sedangkan Neville berusaha untuk tidak tersenyum, bagaimanapun Neville menghargai saat-saat Seamus menemaninya di saat susah. "Baik, dengarkan. Aku mendengarnya dari Profesor McGonagall dan Fudge, kalian semua tidak akan percaya ini. Malfoy melarikan diri."


Untuk sesaat semuanya memandang Seamus dengan pandangan seakan Seamus gila, tapi tidak dengan Hermione, dia bisa menyimpulkannya dengan cepat. Ia berdiri, Ginny menarik tangannya, bertanya 'hendak kemana, 'Mione?' Hermione menggeleng, lalu keluar dari aula besar, diikuti tatapan penasaran dari teman-temannya.


"Lanjutkan, Seamus." ujar Harry penasaran


"Sebagai yang kita tahu, Malfoy sebagai yang terpilih. Otomatis dia adalah pelahap maut, atau bisa aku katakan mantan pelahap maut, beberapa dementor dan orang-orang dari kementrian sihir datang untuk membawa Malfoy-- serta kedua orang tuanya untuk di adili setelah itu akan dimasukkan ke Azkaban, bukankah ini berita yang sangat spektakuler?"


Semuanya bersorak ria, tidak dengan Harry. Ia tahu ada yang tidak beres.

[]

Draco tengah terduduk di pinggir dinding Hogwarts, kakinya tergantung-gantung pada langit. Mata yang biasa menyiratkan kesombongan kini benar-benar redup, tanpa cahaya, di tangannya tergenggam Koran harian Daily Prophet, giginya bergemetak keras, ia tidak tahu harus melakukan apa sekarang.


       
         "Draco?" suara yang sudah akrab dengan telinga Draco namun tidak dengan panggilannya membuat ia menoleh, dilihatnya gadis dengan jubah Gryffindor itu menghampirinya dengan tersenyum, Draco memalingkan wajah, ia tidak butuh teman saat ini, ia hanya ingin sendiri. "Kamu ti—"



         "— Aku baik saja, Granger. Pergilah." Ucap Draco singkat tanpa menatap Hermione, nada suaranya begitu dingin, sama sekali bukan Draco yang Hermione kenal.



     "Dra—"



   "— kamu tidak punya telinga ya, Granger? Aku bilang pergi." Bentak Draco tanpa sadar, di kepalanya berputar-putar segala macam bisikan-bisikan memuakkan, tatapan orang yang menatapnya dengan pandangan ingin tahu. "aku tidak membutuhkan teman berkeluh kesah, apalagi orang seperti dirimu!"



"Ak– aku hanya ingin menemanimu, Dra—"



"— Berheni memanggilku dengan panggilan 'Draco' nama itu terasa menjijikan keluar dari mulut seorang keturunan Muggle sepertimu." Desis Draco tajam, Harmione memandangnya tidak percaya lalu dengan mata berair dan dada sesak ia meninggalkan Draco yang melirik dari ekor matanya.



"I know, Hermione. The guy likes me is not worth for you." Draco memejamkan matanya.

[]

27 Februari 2016

Magical Things; Dramione.Where stories live. Discover now