P r o l o g

137 27 5
                                    

Indonesia,2014

Matahari yang sudah mulai turun dengan ditemani cahaya indah semburat kuning sudah cukup membuat pemuda tinggi dengan mata indah dan rambut khas ala orang korea itu merasa tenang akan suasana yang ia rasakan saat ini.

Pemuda yang masih mengenakan seragam sekolah itupun mengeluarkan pesawat terbang remot miliknya dan tak segan segan untuk menerbangkannya, seakan ia kembali teringat masa kecilnya yang ingin bisa terbang seperti burung.

Saat ia sedang mengamati mainan pesawat terbang miliknya sesekali ia membayangkan jika ia yang menerbangkan sekaligus mengemudikan pesawat itu. Tapi, tunggu kemana terbangnya pesawat itu? pemuda itu baru menyadari bahwa saat ini pesawat mainannya tak lagi terbang di udara. Sorot matanya yang tajam tengah menelusuri lapangan yang luas ini dan ketemu.

'Tinggi sekali' batinnya dalam hati, setelah mengetahui pesawatnya menyangkut di ranting pohon yang sangat tinggi. Pemuda itu memutuskan untuk memanjatnya dan BRUUKK!!! "aashh" teriakan yang di sertai dengan suara jatuh yang begitu keras. Tubuhnya merasakan bahwa kakiknya sedikit terkilir karena kejadian ini, ia masih belum bisa berdiri dari posisinya sekarang.

Tiba-tiba saja ada seorang gadis dengan rambut diikat erat datang menghampiri pemuda itu dan langsung mengeluarkan minyak dalam tasnya, dengan cekatan gadis itu menyingkapkan sedikit celana pemuda itu dan langsung mengoleskan minyak ke kaki pemuda yang mulai memerah itu. 'siapa dia?' pikirnya dalam hati. Sesekali pemuda itu merasa kesakitan karena pijatan gadis itu.

"Kakimu terkilir" ucap gadis itu dengan mata yang masih terfokus pada kaki pemuda itu yang mulai membiru

"Aku memang habis jatuh dari pohon,barusan saja aku mengambil pesawat remotku yang tersangkut di ranting" jelas pemuda itu.

Mendesis pelan, gadis yang mendengarkan penjelasan pemuda itu langsung bangkit dan berkata "Aku tidak peduli.Tapi setidaknya berterimakasilah kepadaku" mendengar pekataan gadis itu ia pun mendengus geli sambil mengangguk . "Baik,baiklah. Terimakasih".

Tak butuh waktu lama gadis itu sudah melangkah cukup jauh dan meninggalkan pemuda dengan kaki yang membiru itu.

Tapi, pemuda yang sedang menatap kepergian gadis itu seakan tidak ingin mengakhiri pertemuannya dengan gadis itu.

"Namamu siapa?! Namaku Rio"

Gadis yang merasa ditanyai itu segera menghentikan langkahnya, dan balas berteriak untuk menjawab pertanyaan pemuda yang menurutnya kekanak-kanakan itu karena masih bermain pesawat remot

"Raihanah Valora"

Sesingkat itu. Pertemuan mereka sesingkat itu. Namun siapa yang menyangka dari pertemuan sesingkat itu bersambung menjadi pertemuan-pertemuan yang menjadikan mereka teman dengan perasaan cinta yang sama dan tumbuh dikeduannya?

Dan. Siapa sangka pula jika salah satu dari mereka nantinya harus pergi?

The PastTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang