part 3. menunggu (2)

67 18 2
                                    

Sebelum bacaaa. Aku mohon pada kalian kawann. Votenya sama commentnya. Ya maaf ya kao ceritanya ngaur. Tpi ini masi permulaan .

Lanjut

Vote

Comment

⬇⬇⬇⬇⬇⬇⬇⬇

"Lalu, aku harus bagaimana sekarang? Memints maaf? Menjelaskan yang tadi? Kenaapa aku memikirkan soal ini? Aku kenapa?" perasaan ku mulai gusar. Mengapa dia membuatku khawatir. Apa aku benar benar sudah membalas? Hem. Aku tau alya mencintaiku. Aku tau itu. Hanya saja alya yg menututup semuanya.

"Kamu mau tau apa alasannya?" tanya Sophiam

"Yaa"

"Kamu mau tau apa yang sebenernya kamu rasain?" disambung Eleanor

"Yaaaa"

"Kamu mau--"

"IYAA!!!  Aku mau tau semuanya. Kalian jangan bikin aku bingung", aku sudah tidak sabar. Mereka semua senang sekali membuatku penasaran.

"Hanya satu kata ya itu kamu MENCINTAInya" jelas Liam dengan nada tegas dn cepatnya yg diikuti anggukan mereka bertiga.

"Secepat itu?" aku melongo dn tak percaya. Tpi jantungku berdegup kencang seperti batu batre HP yg baru di charger.

Kalian ingat kejadian waktu diKoridor dimna alya menubruk ku. Itu aneh. Dadaku berpacu hebat . panas dingin. Darah begitu ngalir dengan derasnya. Apa aku benar mencintainya? Sekian lama aku campakan dia?

AUTHOR'S POV

Semuanya kembali kedalam kelas dn mulai belajar dikelas masing masing. Detik demi detik alya lalui dengan mengantuk. Jujur membuatnya ingin sekali tidur. Pelajaran Sejarah yg membuat ia terlelap akhirnya dikelas. Memang iya guru Sejarah, Mr. Suth itu cara belajarnya menerangkan dan  menerangkan. Beda dengam guru lain. Sedikit ada candaan tpi buat guru satu ini nihil tidak ada kata candaan.

Sedangkan dilain kelas, tempatnya disebelah kelas Alyaa, itu adalah kelas Harry. Apa yg kalian pikirkan seputar perasaan harry? Apa membalas cinta alya? Atau hanya saja sesaat? Kita akan tau di chapter ini. Maaf ya authornya banyak ngomong .

○○○○○○

Bel pulang pun berbunyi ..
Dimna iti bel menjadi primadona anak sekolahan. Bel yang selalu di tunggu akan bunyinya membuat para siswa senang dn berhati ceria.

ALYA'S POV

Kurasa handphone ku bergetar didalam saku seragamku. Segera ku rogoh dn kulihat 2 missed call , 3 whatsup . bukan salah lagi kalau bukan dari Liam .

Liam: "al, kamu pulang bersmaa Harry ya, maaf sekarang kaka ada kerja kelompok dirumah Matt"

Alyaa: "kenapa tidak pulang saja kak? Ayolah kak, aku tak ingin ini terjadi"

Liam: "maafkan aku my little girl"

Dengan lesu aku masukin handphone lagi kedalam saku. Aku berjalan dn menemukan sesosok yangg aku cari. Yups. Harry

"Alya, sudah diberi tahu sma liam kan?" dengan cepatku anggukan keplaku. Tanpa ada sepatah kata lagi harry mulai berjalan dn aku mengerti maksudnya apa aku harus mengikuti.

Sampai diparkiran.
Aku melihat motor sport milikmya yg berwarna hitam kilat.

"Memakai motor?" aku melihat ke arah harry yg sudah naik keatas motornya.

"Ya. Cepatlah naik. Sebentar lagi akan turun hujan" sarkartik(?), Harry.

"Iyaa iyaaaaa" kesalku langsung naik motor sportnya. Aku hanya berpegangan dijas harry.

Tanpa banyak bicara harry ngeggas dengan melasatnya seperi Marc Marquez  yg sedang berakhir di sirkuit. Dengan spotan ku peluk punggung harry . aneh. Aneh.. Jantungku. Kenapa jantungku apa aku komplikasi jantung? Sehingga dengan mudah jantungku berpacu begitu cepat? Apa darah aku bocor? Aliran darah didalam tubuhnya seperti struman listrik. Ya Tuhan, bawa aku ke ujung dunia.

Tik tik tik
Air hujan mulai turun dengan perlahan seperti motor harry yg mulai melambat .

Tik tik dressssss(?)
Akhirnya dalam hitungan detik debit air hujan dengan mudahnya dn dengan tanpa izin langsung menghujani kota London. Diikuti angin yg agak kencang. Yg membuat ku semakin mengeratkan pelukannya.

"Apa kita harus meneduh dulu?" suara harry yg diteriakin . suara hujan yg membuat harry berteriak.

"Iya kita neduh dulu. Ayoooo", aku tidak suka hujan. Hujan yg membuat aku takut.

Selang berapa menit.
Akhirnya kita neduh dihalte bus. Memang cukup aman disini. Air hujan makin lama debitnya makin banyak. Hujan hujan hujan.
The first moment.

Aku memang sama harry duduknya agak jauhan . masih terasa sesak pas kejadian di kantin tadi.
Aku menunggu semuanya berlalu. Menunggu dengan susah payah yg aku lakukan untuk melupakan Harry. Tapi nyatanya apa? Semakin aku menjauh darinya semakin pula dia mendekat. One step closer

Little Things Of YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang