Romantis itu.....

1.7K 14 12
                                    

Beberapa bagian sengaja di skip. Untuk mengurangi kontroversi.
Enjoy the story

~~~~~~~~~

Chansung tersenyum meledekku. Aku kesal!

Perlahan, dia naik keatas ranjang. Menyibak pelan selimut putih yang menutupiku, lalu menyusup didalamnya.

Ini tak adil! Aku sudah tak memakai apa-apa, tapi dia justru meninggalkan satu bagian.

Aku berusaha tersenyum seindah mungkin. Menutupi rasa gugupku. Dibalas senyumanku, disertai ciuman penuh cinta dikeningku.

Ya Tuhan, baru sentuhan bibirnya saja, aku sudah seperti melayang. Secepat itu kah? Tidak! Ini hanya awal. Begitu ucapku dalam hati.

Chan memposisikan tubuhnya miring menghadapku, dengan kepala yang tertopang tangan kiri, dan sikut yang menahannya. Senyumnya tak lepas dari bibir itu, dengan mata terarah padaku.

"Nuna,..... berapa lama kita pacaran?" pertanyaan yang meluncur ringan dari bibirnya.

Pertanyaan yang aneh, karena dia menanyakannya disaat kami hendak melakukan ritual malam pertama. Atau itu sekedar menutupi kekakuan antara kami? Sebab, gaya pacaran kami yang memilih untuk tidak melakukan sex sebelum menikah.

Ya, bisa jadi. Sebuah obrolan ringan untuk membangun suasana.

Tapi bukankah di film-film romantis, adegan malam pertama justru diisi dengan rayuan-rayuan?! Ah, sudahlah....

"Hampir setahun. Kenapa?" Tubuhku sedikit kumiringkan agar juga bisa menghadapnya.

Tangan ku tergerak untuk mengusap pipinya yang dihiasi beberapa bekas jerawat, dan beberapa lagi yang masih memerah. Tapi sungguh itu justru membuatnya terlihat ganteng dimataku.

Ibu jariku menyapu lembut permukaan bibirnya yang begitu segar dengan warna merona. Saat itulah, tubuh besarnya bergeser lebih merapat padaku, disertai dengan sentuhan tangan halusnya yang sebelumnya sudah menyusup dibawah selimut, di atas perutku. Darahku berdesir.

"Entahlah....kenapa, malam ini aku baru sadar, kalau nuna....cantik sekali!"

Mwo? Rayuan apa lagi ini? Dasar bocah TK! Tidak kah dia punya pilihan kata yang lebih indah? Aku beringsut kesal.

"Kenapa kau tak belajar kata-kata manis untuk merayu perempuan di malam pertama, dari tumpukan buku-bukumu yang sering kau baca!"

"Hahaha....nuna marah!" Ujarnya tanpa menghentikan aksi tangannya, yang kini mulai turun kepaha. "Aku tak suka belajar itu....." Dia membimbingku untuk terlentang dengan nyaman. Jemarinya menyusup diantara kedua pahaku yang merapat, kemudian bergerak lembut, turun sampai lutut.

Kupejamkan sebentar mataku, menikmati sentuhannya.

"Aku hanya belajar, bagaimana nuna akan begitu menginginkanku malam ini?!" Bisiknya lembut ditelingaku, berlanjut dengan kecupan mesrah dikeningku.

Aku suka ketika bibir strawbery-nya berada disana. Perlakuan seorang suami yang begitu menyayangi isti, terpancar dari ciuman itu.

Dengan hidungnya yang menjulang, chan mulai menelusuri wajahku. Kupikir akan berakhir dibibirku, ternyata, dia terus menelisik sampai leher. Aku menarik nafas dengan mata terpejam, seraya mendongakkan kepalaku.

Menyamankannya berada disana lama-lama, sebab aku mulai dibuat melambung dengan tindakannya.

Sejenak aku kehilangan tangannya yang menjelajah permukaan kulitku yang ditumbuhi bulu-bulu nan begitu halus. Sepertinya dia sedang membebaskan tubuh nya dari satu bagian terakhir tadi.

Suatu Pagi....Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang