Hinata pov
"Terimakasih datang kembali ya"
"Tentu saja"
Pelanggan terakhir sudah keluar, aku sedikit lega berarti ini waktuku untuk pulang. Saat aku menegakkan tubuhku yang kulihat adalah bosku yang menatapku geli. Ada apa?
"Kau tidak perlu membungkuk terlalu lama hinata."
Aku hanya tersenyum simpul, ini adalah kebiasaanku. Membungkuk pada pelanggan dalam waktu lama.
"Gomen bos" melihatku yang merasa bersalah dia malah terkekeh. Entah kenapa dia malah mengingatkanku pada naruto-nii yang ceria, tapi juga sasuke-kun yang dingin tapi hangat didalam. Benar-benar unik.
"Ini gaji mu minggu ini, hinata." Dia menyerahkan amplop cokelat kepada ku. Aku menerimanya dengan senang hati.
"Arigatou, sasori-san." Dia menyengritkan dahinya lalu menatapku dengan intens."Sudah kubilang, sasori-kun terdengar lebih baik." aku hanya tersenyum simpul.
"Ha'i sasori-kun."
"Mau pulang bersama?" Tanyanya, aku menggeleng pelan. Dan menolak halus tawarannya dia terlihat kecewa, tapi langsung ditanggapi dengan santai.Aku keluar dari cafe akasuna, milik keluarga sasori-kun. Tercetak jelas diingatanku bagaimana sasori menawarkan bantuan untuk mencari tempat tinggal. Awalnya aku ragu. Sasori memang terlihat baik tapi saat itu kami baru berkenalan, ditambah pikiranku yang kacau karena masalah ku membuatku tak ambil pusing untuk menerima bantuannya.
Sekarang aku tinggal di sebuah flat kecil milik sasori. Dia begitu baik sampai memberikan flat itu setengah harga. Bahkan dia telah menerimaku sebagai pelayan di cafenya. Sungguh beruntung.
Setelah pergi dari apartemen sakura, aku langsung menangis perih. Dia memang sahabatku tapi dia bahkan tak mau menerimaku disaat rapuh.
Naruto-nii, aku tak tau harus bagaimana. Saat ini aku hanya mengulur-ulur waktu untuk berpikir tentang masalah ini. Jujur saja, aku sudah berusaha kabur dari beberapa mata-mata yang naruto-nii sewa. Kalau aku tinggal di apartemen, naruto-nii pasti dengan mudah menemukanku. Aku tak ingin bertemu dulu dengannya. Saat ini hal yang paling ingin ku lakukan adalah mengunjungi sasuke-kun.
Ah, sasuke-kun kami ah bukan, dia tepatnya. Selalu menelpon ku setidaknya lebih dari 100 panggilan perhari. Ingin rasanya aku mengangkat panggilan darinya tapi mengingat naruto-nii pasti berada di dekatnya. Tidak menutup kemungkinan jika naruto-nii akan tahu bahwa aku berkomunikasi dengan sasuke.
Aku memasuki flat kecil milikku. Menaruh tas dan langsung berkutat di dapur.
"Uh, dimana guntingnya?" Aku bergumam lalu berjalan memasuki kamar. Guntingnya ada di atas laci meja, tanganku terulur dan meraihnya tanpa sengaja malah menjatuhkan tumpukkan kertas yang belum kurapihkan. Mataku tertuju pada kertas usang yang berbaur dengan tumpukkan kertas baru lainnya. Tatapanku berubah sendu dan seketika air mata itu kembali lolos.Normal pov.
Hinata membekap mulutnya agar tak meloloskan isakan kecil dari bibir plumnya. Sungguh dia tak bosan menangis.Gadis itu tak ada bosannya selalu menangis, setiap kali deretan tulisan sederhana terbaca dari kertas usang tersebut.
Untuk siapapun anda,
Sungguh aku ingin meminta tolong pada anda. Saya tau, saya begitu tak tahu malu. Tapi saya mohon. Rawatlah bayi ini seperti anak anda sendiri. Dia tidak bisa berada bersama keluarganya, dia seorang gadis, tak pantas untuk berada di keluarga kami. Sebagai ibunya saya ingin mempertahankannya tapi tak bisa. Saya tau ini hal yang egois, tapi saya mohon berikanlah dia nama, hinata. Hyuuga hinata.
Hinata meremas kertas usang pemberian kedua orang tuanya, orang tua aslinya . Dia adalah gadis terbuang.
Ya, hinata adalah anak angkat di keluarga uzumaki yang menyedihkan. Hinata menggelengkan kepalanya kuat-kuat. Apapun yang terjadi dia yakin, dari langit sana okaasan dan tousannya selalu melindunginya.
Dengan cepat dia mengusap air mata yang menetes deras dari mata rembulannya. Menarik nafas panjang sebelum akhirnya dihembuskan dengan pelan.
"Ku harap, semuanya baik-baik saja"
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
"Ya, aku baik-baik saja."
Kiba menatap naruto dengan pandangan menyelidik. Kemarin naruto membolos kerja. Direktur muda itu tak menghiraukan lebih dari 50 panggilan yang membuat hpnya berdering seharian."Kau yakin? Kemarin aku menelponmu sampai jari-jariku bengkak!" Kiba memamerkan jari-jarinya yang memerah.
"Ya! Aku baik! Berapakali harus ku katakan-ttebayo!" Naruto mendelik,sedangkan kiba hanya mendengus kesal.
"Aku heran, kemana hinata? Biasanya dia yang pertama panik kalau kau ada masalah? Aku yakin melihat penampilanmu, hinata tak ada di rumah." Kiba menatap naruto yang hanya menggunakan kemeja putih dengan celana bahan berwarna abu-abu yang berantakan. Rambutnya bahkan tak disisir walau ingat kalau hari ini ada pertemuan penting dengan perusahaan terkenal. Menjalin kerjasama tentunya.
"Hmm.." naruto hanya bergumam, kiba kembali mengerucutkan bibirnya.
"Sedang ada masalah dengan hinata ya?" Naruto langsung melotot, dia menatap kiba seakan meminta penjelasan lebih.
"Hey, jangan menatapku seperti itu! Aku tau karena saat kau mabuk kau terus meracau 'hinata kita hancur, aku hinata terputus~' hinata juga tidak masuk sekolah lebih dari seminggu! Ayo jelaskan, ada apa?" Perkataan kiba sukses membuat naruto geram. Dia jadi tidak mood mengobrol dengan kiba.
"Haaah, sudah sana pergi saja! Dasar menyebalkan!" Gerutu naruto, dia mendorong kiba menjauh, membuat kiba kesal sendiri.
"Iya, iya aku pergi! Dasar bos tak tahu diuntung!" Gumam kiba.
Naruto hanya mendengus, pemuda itu menarik nafas dalam sebelum akhirnya menghembuskannya kembali.
"Aku harap tidak merepotkan." Naruto bergumam, dia malas jika ini adalah rapat lama yang membosankan."Gomennasai, saya telat." Naruto duduk di singgahsananya, menatap lurus pada seorang pemuda tampan yang duduk didepannya.
"Tak masalah uzumaki-san, senang berkenalan dengan anda." Sapaan sopan mengalun lembut di gendang telinga naruto, sungguh jika dia akan mengira orang didepannya adalah wanita.
"Tentu saja, hyuuga-san."
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Bersambung~Okey, pertama saya mau bilang, gomennasai minna-san, huaaaaaaa saya merasa bersalah ><
Udah telat banget update nya, pendek pula :'v saya tau ini chap paling gaje dan absurd yang pernah ada XD yahhh ampuni saya ya~Nah klo udah selesai baca di vote and comment ya minna, a
KAMU SEDANG MEMBACA
my sister? or my girlfriend
Fanfictionsehari setelah uzumaki kushina melahirkan anak pertamanya, minato menemukan bayi cantik yang ditinggalkan didepan kamar rawat kushina. . . . "Mulai hari ini kalian harus ingat bahwa kushina telah melahirkan dua orang bayi kembar, bernama uzumaki nar...