3rd person pov
"Hinata.."
Hinata kembali menangis mendengar suara naruto. gadis itu terlalu bingung untuk menangggapi segala hal yang terjadi saat ini.karena kebodohannya
karena keegoisannya
"gomenasai Naruto-nii," Hinata sesenggukan, menangis seperti ini pun rasanya tak dapat menyelesaikan masalah yang telah di perbuatnya. padahal dia tau kalau mereka bukan saudara kandung. padahal dia tau perasaan Naruto tidak salah, lalu kenapa dia lari?
'kenyataanya aku hanya berharap surat itu adalah ke bohongan, kenyataanya aku berharap keluarga Uzumaki adalah keluarga ku yang sesungguhnya, pada akhirnya aku hanya berharap sesuatu yang salah.' Hinata membatin, saat ini mereka masih berada di mobil. Naruto duduk dibangku kemudi dengan wajah kaku. bingung menunjukan ekspresi apa pada hinata.
marahkah?
sedihkan?
senangkah?
atau mungkin berbunga-bunga?
naruto tak tau, pemuda energik yang biasanya dihiasi senyum seindah mentari itu hanya bisa menelan pil pahit. inilah kisahnya, lukisan tak berbentuk yang tercampur aduk.
"tak apa-apa kau tak salah," naruto berdeham singkat, mengendalikan emosinya yang membuncah tak karuan. ingin memeluk Hinata yang kini masih menangis sesenggukan.
"aku yang salah, harusnya aku tak melakukannya,"
"maaf" lanjut naruto tanpa menoleh lagi pada Hinata, jalanan tokyo cukup parah saat ini. mungkin karen hujan Lebat yang mengguyur tanpa kompromi. canggung? tentu saja. Hinata berhenti menangis dan hanya menatap Naruto yang sibuk mengemudikan mobil.
sejak kapan naruto jadi seperti ini? Hinata ingat sekali rasanya seperti kemarin Naruto bertengkar dengan Kaasannya, rasanya baru kemarin mereka berempat membuat sarapan bersama, rasanya baru kemarin Naruto tertawa renyah mendengar leluconnya, kemarin adalah masalalu.
dan masa kini terasa masih sangat panjang baginya.
"hinata..., kita lupakan saja ini, kita mulai lagi semuanya dari awal,"
....
.
.
.
.
.
.
"jangan kaget saat masuk rumah," ucap naruto ragu, dia belum mempersiapkan kedatangan Hinata. dan terakhir kali dia berada di rumah, tempat itu terlihat seperti kapal pecah.
"apa ada kecoa dirumah?" selidik Hinata, meninggalkan Naruto dirumah sama saja membiarkan rumahnya hancur lebur.
"eum, yah mau bagaimana lagi, kau yang mulai acara kabur-kaburan ini!"
Naruto protes berat, dia tidak salah disini. oke memang karena dialah Hinata meninggalkan rumah, tapi bukan salahnya dia tak membereskan rumah.
"aku kabur karena Naruto-nii!"
"aku tak membersihkan rumah karena sibuk mencarimu-ttebayo!"
Hinata menyerah, lalu mendahului Naruto yang masih menggaruk tengkuk di samping mobil mewahnya. dia tak yakin bisa kabur dari amarah Hinata setelah ini.
"NARUTO-NII!!"
teriakan Hinata membuat Naruto kaget setengah mati. yah, setidaknya gadis itu tak menahan diri lagi di depan naruto.
KAMU SEDANG MEMBACA
my sister? or my girlfriend
Fanfictionsehari setelah uzumaki kushina melahirkan anak pertamanya, minato menemukan bayi cantik yang ditinggalkan didepan kamar rawat kushina. . . . "Mulai hari ini kalian harus ingat bahwa kushina telah melahirkan dua orang bayi kembar, bernama uzumaki nar...