Chapter: 4 (Child Road)

5K 258 24
                                    


Happy Reading!!

Ali memasuki kampus dengan Kevin. Ia berjalan melawati lorong. Disana ada Lolita.

"Aliii."

Ali acuh tak menghiraukan.

"Beibb kita duduk di sana yu.. Mojok-mojok Gituhh"
Lolita terus saja menarik-barik Tangan Ali.

"Apaan si Lohh . Lepasin ga? " Ali membentak. Dengan kesal Lolita melepaskanya.

"Kevv lariiiii".
Saat lolita hendak marah Ali telah pergi.

Bukannya Ali tak suka, tapi emang taksuka. Apalagi sikapnya yang manja membuatnya ingin menghindar. Ngidam apa Sampai Ibu Lolita mempunyai anak seperti itu.

"Ali Awazzz!!"
Telatt.

Ali sudah menabrak Prilly dan Baksonya tumpah, berserakan di mana-mana. Ali bengong.

"Panas. Panas"

"Aduh. Aduhh ,Sorry, gw tadi ga liat" kata Ali kikuk. Ia hendak membantu Prilly, Tapi Prilly menepisnya dan berkata Gausah jangan berdekatan denganya.

Ali pun mengangkat bahu acuh,tidak tau harus berkata apa karna ini kali Pertamanya bicara dengan Prilly.

Ia bisa tau Prilly orangnya sedikit bengis. Apa lagi ia telah mendengar Pacarnya telah di pukuli. Walaupun Ali sedikit tidak percaya Prilly yang memulai.

Ali memandang punggung Prilly yang semakin menghilang. Ia senyum manis. Tapi--- itu adalah Seringai.

"Weiiiizzz Makanya Bro jalan ati-ati. Jangan asal gas. Kena kan loo." Cerca Kevin.

"Berisik" Ucapnya sambil berlalu, pergi untuk membersihkan bajunya yang sedikit berantakan.

Sementara Prilly, dia terus saja mengomel tak karuan. Kenapa hari ini begitu sial. Tuhan terus saja mengujinya. Emang tidak cukup kah setelah ia di jauhkan oleh kedua orang tuanya, tak ter-urus, tidak merasakan kasih sayang.

Gritte merasa khawatir. Kenapa Prilly tidak kembali padahal ini sudah jam 11 bahkan Mr.Edwar sudah mengajar.

Gritte mengangkat tanganya "Mr. Permisi mau ketoilet"

"15 menit"

Gritte berlalu Sambil Meng-grutu "kalau lo nyamuk ,udah gue pijek lo" dalam hati.

Percayalah sebenarnya Prilly bukanlah wanita kuat ,dia sama seperti gadis lain memiliki sisi yang rapuh dan penyang. Bukanya dia tak mau menjadi Prilly yang rama. Sangat ini. Tapi dunia yang Keras menuntun Prilly menghadapi semua kesakitan.

Prilly terus saja meruntuki dirinya, kenapa di saat dia sendiri selalu cengeng, tak seperti diluar sana yang sering menampilkan kekerasanya. Dari dulu sampai sekarang sama saja tidak ada kemajuan. Kesendirian lah yang selalu menemaninya. Punya teman pun masih bisa terhitung.

Cairan bening terkutuk itu terus saja meniti. Hatinya menjerit kenapa air mata bodoh ini keluar, bukanya aku selalu mengeluarkanya. Kenapa juga air mata tidak habis.

Ia berpikir kenapa juga dia menangis cuman gara-gara semangkuk baso? Bukan bukan itu masalahnya. Lalu, apa terkena kuah? Bukan ,tapi ? Sayang baksonya tidak kemakan, mubajir di luar sana masih banyak yang kelaparan. Terus kenapa kita yang mampu malah membuangnya??

Prilly terkikik sendiri. Sungguh lucu,kenapa pemikiranya bisa berpikir pada orang lain. Sedangkan dirinya tak jauh sama dengan mereka.

Senyumanya lenyap seiring pemikiranya yang kembali beberapa tahun lalu.

"Sweety !!"
Ricky terus mengejar Prilly -adiknya- yang melawan desiran ombak.

QualtyTime yang menjadi tuntutan di hati minggu. Keluarganya berlibur ke pantai Bali(kuta). Sangat indah.

keduanya tersenyum melihat Putra-putrinya.

Ricky berhasil menangkap Prilly dan mengangkatnya tinggi-tinggi.Waktu itu Ricky menempuh Pendidikan Tingkat Tinggi Kepolisian, dan Prilly masih duduk di Bangku SMP.

Prilly tertawa bahagia saat Ricky membawanya dan berlari mengejar ombak. kebersamaan yang menjadi obat paling mampu membuat kita bahagia.

Prilly memeluk leher Ricky dengan erat saat keduanya ambruk terjatuh di Bibir Panta. Mereka tertawa lepas menertawakan dirinya sendiri. Prilly
Kenapa  harus jatuh.

"Tanyakan pada dirimu. Kenapa kau begitu berat!! swetty" Ricky mengacak rambut adik kecilnya. Prilly Kesal ia melemparkan segenggam pasir. Dan Ricky berteriak pedih. Prilly panik dia pun membantu Ricky.

"Maaf kaka, maaf" Prilly menangis.

"Wlekkkk boongan. Haha kasian Prilly kena tipu"

Bukanya berhenti Prilly malah semakin tambah menangis, menangsi kenapa dirinya bisa di bodohi.

Ricky menggendong Prilly. Karna permintaanya. Hari sudah sore. Di perjalanan Prilly terusaja mengomel dan selalu menarik rambut Ricky, tapi akhirnya Prilly memeluk leher Kakanya dengan erat. Bahwa dia Sangat menyanyangi Ricky.

Prilly memandangi wajahya di cermin dan berkata betapa menyedihkan hidupnya. Kenangan manisnya telah hilang. Sekarang dia hidup sendiri. Bahkan dia sudah mengubh jati dirinya yang menjadi dingin tidak merubah semua kenyataanya menjadi hangat. Dia mengepalkan tanganya kuat-kuat.

"Prillllyyy"

Prilly menutup matanya erat-erat dan air mata mengalir. Tidak' tidak dia tidak sendiri. Dia mempunyai sahabat. Prilly membuka matanya dan tetap bertekad menjadi dirinya sendiri, bukan tapi Prilly yang hidup dalam kegelapan.

"Gritte" suaranya terdengar seperti bisikan.

"Lo kenapa? Mr.Edwar udah dateng. Lo sakit Prill? kenapa muka lo pucet banget?"

"Kalo nanya itu satu-satu kunyuk.gag gue ga papa! Yaudah yu masuk" Prilly memeluk Gritte. Dan hatinya berkata  TerimaKasih.

"Lo tau vin,gw punya mangsa baru" kata ali.

"Serah lo" Kevin sedang memakan Krifik kentangya dengan lahap.
Ali merebutnya dengang tatapan "gw serius"

Dengan malaz Kevin menyahut "yaudah siapa?" Dia merebut kembali krifik Kentang ya, yang sudah habis di makan Ali.

"Anzeeeengg, kenapa lo abisin. Ini tuh keluaran terbaru. Hanya terbatas dan sekarang lo yang ngabisin ni makanan! Anjing banget lo hah!!" Kevin marah. Karna dia sangat-sangat menyukai krifik apalagi ada kentang.

"Handpone kali ah keluaran terbaru"

"Gw serius ali. Gw ga tau lo harus ganti!!"

"Yaelahh, gw ganti . paling juga gocengan kan?" Tanya ali.

"Emang bener si Ali mah tai. Beli aja noh plastik-nya ,pake duit gocek. Terua lo minta kembalian ?. Apakata dunia?!!" Cerca kevin dengan kesal.

"Masa ci Cinnnn" balas Ali melambaikan tanganya.

"Bener ci booo" Kevin mengondek.

Mereka tertawa Menertawakan ketidak warasan mereka.

Prilly mengikuti pelajaranya dengan baik, walaupun terlambat tapi Mr.Edwar memakluminya karna Prilly Masih baru.

Gritte bertanya kenapa Prilly bisa telat padahal dia selalu tepat waktu. Prilly hanya diam tak menjawab.

"Prilly, lo tau kan lo itu temen gue?" Tak secara langsung Gritte meminta perjelasan.

Prilly menarik napasnya. Dan menceritakn semua yang di alaminya pagi ini. Ia bilang dia baik-baik saja tak usah bertele-tele. Karna semuanya akan tidak penting. Lebih baik menguruskan yang membuat mereka untung. Gritte menurut. Karna itu yang di inginkan Prilly. Dan Gritte pasti mengerti.

Prilly menelpon semua temanya termasuk Al. Untuk berkumpul di kantin.

Ali masih saja tertawa dengan kevin.
Setelah sadar kevin menayakan siapa wanita yang tak beruntung itu?

Ali menggaruk gadunya pelan dan berkata Prilly. Tepat disaat itu Pandanganya jatuh pada orang yang berada di pikiranya. Dia Prilly.

---***---

Yahhh selesai dehh.
Hemmm vote and komenya mana..

28/02/2016

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 28, 2016 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Child RoadTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang