Tiga : Prepare

62 41 17
                                    


Prepare



Pada hari ini tepat 3 bulan Ays dan Raras resmi menjadi kelas XI di SMA dan 2 minggu lagi event besar sekolah itu dilaksanakan.

"Okey,mana nih yang lain? Cuma segini? Yaudah si yok dimulai aja,nanti kesorean." Suara milik Ananta itu terdengar tegas namun santai,efektif membuat anak-anak yang menunggunya diam.

Selama pembicaraan itu Raras yang menjabat sebagai Sekertaris Panitia event di SMA,terlihat tidak konsen. Sesekali dia melihat jam tangan yang dia pakai atau melihat keluar jendela,menghindari tatapan Ananta yang saat itu menjabat sebagai Ketua, sedang menjelaskan sesuatu. Tidak biasanya dia seperti ini, maksudnya tidak seperti biasanya dia tidak konsen.

"Ya,rapat hari ini kita akhiri disini.Dan emm,Raras sudah ditulis tadi hasil-hasilnya? Untuk yang lain jika ada yang ingin di tanyakan bisa hubungi saya.Terimakasih,Wassalamu'alaikum "

Raras dan anggota lainnya hanya mengangguk pelan dan pandangan mata mereka tidak lepas tertuju pada 'sang ketua' yang pergi menginggalkan tempat rapat itu dengan wibawanya. Semua anggota rapat itu bergegas pulang, karena sudah sore. Jam menunjukan pukul 5.30 sore.

"Ra, aku duluan ya. Udah dijemput nih. Bye" Raras mengangguk setelah Ays dan teman-teman yang lain berpamitan. Dia sendiri menuju parkiran motor,mengambil motor maticnya.

Psss...

"Ah, sial!!" gumam Raras pelan

'Njir, mana ada angkot lewat sini, jarang ada taxi lewat juga jam segini. Dan bengkel terdekat dimana lagi. Ban motor kempes. Mana HP lowbat, kurang menderita apa lagi coba .' Gerutunya pelan


Tak lama dia menuntun motornya, samapilah dia di sebuah bengkel. Di dekat perempatan, kira-kira berjarak 400 m dari sekolahnya,sayangnya bengkel itu juga hampir tutup. Setelah merengek memohon, akhirnya mereka menerima. Setelah sekitar 15 menit menunggu, pandangan Raras teralih pada sepasang mata Hazel milik seseorang yang dia kenal keluar dari dalam bengkel menuntun motor ninja merah. Dia memakaii seragam yang sama dengan Raras, seragam identitas sekolah mereka karena hari itu, hari kamis. Dia berjalan mendekat ke arah Raras. Dia BARA


"Raras? Kamu ngapain disini? Baru pulang kamu?" Tanya Bara santai mencoba akrab melangkah mendekat, duduk di sebelah Raras, menyisir rambutnya dengan tangan


"Oh,kamu Bar. Nungguin motor nih,bocor. Iya, abis rapat buat HUT Sekolah. kamu sendiri?" ucap raras menimpali, mencoba akrab juga


"Yaelah nungguin motor, aku kira lagi nungguin jodoh. Sibuk ya kamu sekarang, hmm paham deh. Gue si abis servis si merah aja,"  balasnya disertai singraian di wajahnya dan lelucon kecil yang membuat Raras tertawa kecil


"Yee, biarin. Mendingan nungguin motor aja yang pasti, dari pada nungguin jodoh yang belum pasti" Bara hanya tersenyum tipis dan terlihat seperti memikirkan sesuatu saat kata-kata itu terlontar dari mulut Raras.


"Hmm.. Bener juga apa yang kamu bilang. Mendingan aku nungguin 'si merah' di servis dari pada nungguin Ays balik lagi ke aku. Dan aku harus pasti kudu wajib move on secepat mungkin dari dia." Senyum sinis sedikit terukir dibibir Bara saat mengucapkan kata-kata itu


"Eh, loh kok aku jadi curhat si sama kamu. Maaf ya. Gimana kalo aku anterin kamu sekarang? Udah mau setengah 7 loh. kamu pasti belum sholat kan?" Ajak Bara, Raras mengaitkan kedua alisnya

MOUNTAINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang