3

8.7K 479 2
                                    

Haiii.....
Maaf baru nongolya

***
(Esokhari)

Bell dirumah berbunyi, aku membuka pintu karna mama, papa dan stefi gak mau membuka pintu. Saat aku buka pintu yg aku liat adalah orang yg slalu aku rindui, Gio. Aku langsung memeluknya dan dia membalas pelukanku, sudah 2 tahun lebih kami tidak berjumpa. Aku mengajak Gio dan keluarganya masuk kerumah. Gio merangkul aku sambil masuk kedalam. Saat bahagiaku langsung musnah saat Stefi mendorong aku dan langsung memeluk Gio. Aku hanya diam melihatnya. Aku disuruh mana untuk membuat air buat keluarga Gio. Saat aku kembali dari dapur aku melihat Stefi yg begitu manja dengan Gio. Aku meletakkan air tehnya kemeja, Gio sama sekali tidak mau bersapa denganku, dia berubah. Aku sedih melihatnya. Aku langsung lari kekamarku dan menghiraukan bentakan dari papa karna ketidak sopanan aku.

(Malam)

Aku petik gitarku dan aku menyanyi lagu" yg sudah lama ku hafal. Saat aku lagi asik memainkan gitarku, tiba-tiba papa masuk ke kamarku tanpa mengetuk pintu dulu.
"Ada apa pa? Tumben papa kesini, biasanya sama anak kesayangannya terus" aku tau kalau yg aku lakuin ini berdosa, tapi aku sudah tak tahan meliat tingkah kedua orangtua ku kepada aku.
"Ooo,,,, jadi kamu udh berani lawan papa ya, SIAPA YG NGAJARIN HAH!!!!!! PAPA GK PERNAHYA NGAJARIN KAMU JADI PELAWAN KE ORANGTUA YA!!!!!" bentak papa. Padahal aku begini gara-gara mereka yg gak pernah perhatian sama aku
"Asal papa tau, AKU CAPEK PA, AKU KAYAK ANAK PUNGUT, GAK PERNAH DAPAT KASIH SAYANG DARI KALIAN, YG KALIAN SAYANGIN CUMAN STEFI, AKU CUMAN MAIN GITAR PAPA MARAH SM AKU, SUARANYAKAN GAK TERLALU KERAS. KALAU STEFI MAIN BIOLA PAPA DAN MAMA GAK PERNAH MARAH. AKU CAPEK HARUS NGALAH SAMA STEFI DARI KECIL, AKU BENCI SAMA STEFI, KARNA DIA AK-"

Plak

Belum selesai aku mengeluarkan unek-unek yg aku simpan selama ini, papa MENAMPARKU.

Aku menggelengkan kepalaku. Belum reda air yg keluar dari mataku, ditambah dengan hal yg diluar dugaanku, sungguh, aku capek kalau aku masi hidup disini, tersiksa. Tiba-tiba papa mengambil gitar kesayanganku, lalu papa bawa keluar. Aku mengejar papa yg pergi menuju halaman belakang. Mama, Stefi, Gio, bunda Nike dan om Gerry meliat aku sambil mengejar dan meneriakin papa. Aku tau, pasti mereka sudahmendengarkan percakapan aku dengan papa di kamar aku. Papa menghidupkan korek api dan membakar gitar ku didalam bak pembakar sampah. Aku yg meliatnya hanya bisa menatap gitarku yg malang.
"PAPA JAHAT, ITU GITAR KASAYANGAN AKU, PAPA JAHAT, PAPA GAK PERNAH NGERTIIN AKU. PAPA HANYA SAYANG SAMA STEFI, KALAU AKU BOLEH MILIH, AKU MAU PERGI JAUH DARI DUNIA INI, AKU PENGEN TIDUR DAN TIDAK AKAN BANGUN UNTUK SLAMA LAMANYA,, KALIAN GK PERNAH NGERTIIN AKU.. AKU BENCI SAMA KALIAN SEMUA"

aku langsung lari kekamarku, aku gak peduli dengan keluarga ini, yg aku pengen hanya tidur dan tak akan pernah bangun lagi. Aku kunci pintu kamarku, aku masi berdiri di depan pintu kamarku. Aku gak kuat, aku capek, aku pengen tidur dan gak mau bangun lagi. Aku terperosot ke bawah, aku tenggelamkan wajahku ketangan ku.

Tiba-tiba ada yg mengetuk pintu kamarku
"Kak,, hiks... maafin Stefi kak,, hiks,,,, ini semua karna Stefi,,, hiks,,,, hiks,,,, kak plis, keluar kak, jangan lakukan hal yg enggak- enggak kak,,, hikss,,,." Lirih stefi dari luar kamar aku, sungguh aku sayang sama Stefi, tapi karna orangtuaku lebih memanjakan Stefi membuatku sedikit muak melihat wajah dia. Ku buka pintu kamar, yg pertama kali kulihat adalah Stefi yg sedang duduk didepan kamarku. Aku raih bahunya dan ku bantu dia berdiri, wlaupun aku muak melihatnya, aku sangat sayang sama dia. Aku peluk dia dan kami menangis bersama. Lama kelamaan Stefi jatuh dari pelukanku. Stefi pinsan. Aku kaget setengah mati. Mama, papa,Gio,bunda Nike dan om Gerry datang dan meliat Stefi jatuh, papa langsung menggendong Stefi dan membawa ke mobil. Aku mengikuti mereka, aku cemas sama Stefi.

***
Vc

GoodbyeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang