Cinta suci - part 1

872 12 0
                                    

"Kamu tahu keisha, aku sangat sangat sangat dan sangat mencintai dirimu melebihi diriku sendiri. Setelah ibuku. Jadi, apakah kau juga mencintaiku ?"

"Mm, aku...aku..."

"Tidak apa. Kamu tidak usah menjawabnya sekarang. Saat ini kita sudah SMA, dan kamu bisa menjawabnya jika telah siap saja. I love you."

Tidak terasa air mata itu mengalir dengan mudahnya tanpa permisi, membasahi wajah Anindita yang baru saja terbangun dari tidurnya. Ia masih jelas mengingat semua itu, semua kenangan dimana ia hanya memiliki teman Alif seorang diri saat kakaknya Aisha dan juga sahabatnya Natasya tak lagi berteman dengan dirinya. Dan pasti, itu karena masalah pasangan!

"Hikss...kenapa, kenapa kalian berubah ? Apakah kalian tidak tahu aku sangat kesepian ? Apakah kalian tidak tahu aku membutuhkan teman ? Kenapa ? Hiks..hiks.." Anindita terus saja bergumam dan menyesali semuanya. Andai saja ia lebih awal menjelaskan pada Aisha dan juga Natasya, semuanya tidak akan serumit hingga empat tahun ini. Tapi apalah daya.

Nasi telah menjadi bubur...

Baru saja Anindita akan beranjak dari kasur tempatnya tidur, pintu kamar miliknya terbuka dan masuklah seorang wanita yang paling disayanginya. Aisha Syifa Prasetya. Kakak sekaligus sahabat yang selama ini telah menjaga dan selalu menghabiskan waktu bersamanya.

Dengan gembiranya Anindita turun dari kasur dan menyambut kakak tersayangnya itu. "Selamat pagi kak. Tumben, kok kak Aisha ke kamarku. Ada apa ?" Tanya Anindita dengan polosnya.

Aisha tak merespon jawaban dari adiknya itu dan memilih duduk ditepi ranjang sedang yang pernah menjadi saksi bagi mereka berdua, dimana sewaktu kecil selalu tidur bersama dengan Aisha yang membacakan dongeng untuk Anindita.

Anindita yang merasa sedikit aneh dengan kakaknya kemudian menutup pintu dan ikut duduk disebelah Aisha.

"Ada apa kak ? Apa ada masalah ? Ceritakan padaku. Siapa tahu aku bisa membantumu. Kamu ingat kan, dulu waktu kita ma--."

"Cukup Dita." Belum sempat Anindita menyelesaikan pembicaraannya, Aisha telah lebih awal memotongnya dengan bentakan. Dan itu membuat Anindita sedikit terkejut kemudian diam. Sewaktu kecil dia tidak pernah dibentak oleh Aisha seperti ini. Tapi saat telah dewasa dan karena masa lalu waktu SMA, semuanya berubah dengan dirinya selalu salah dimata Aisha kakak nya.

"Kamu tahu ? Gara-gara kesalahan mu itu Alif jadi membenciku. Dia tidak lagi mencintaiku. Dan kamu tahu kenapa ? Itu semua karena kamu. Karena kamu yang kegatelan untuk berteman dengan Alif. Itu semua karena kamu." Aisha menumpahkan kekesalannya yang telah lama terpendam selama ini. Dia sangat membenci Anindita yang selalu menang. Baik dalam hal kasih sayang ayah dan ibu, teman, bahkan pasangan sekaligus.

Sejujurnya ia tidak ingin melakukan semua ini kepada adiknya sendiri. Tapi, karena terlalu mencintai Alif dan mengikuti ego-nya lah yang membuat ia melakukan semua itu. Apalagi ditambah dengan kasih sayang kedua orang tua yang makin dalam pada Anindita membuat rasa benci itu semakin dalam dan bertambah.

Kini air mata itu terjatuh lagi dan lagi membasahi wajah Anindita. Sebenarnya dia benci harus menangisi masa lalu yang telah terjadi. Dia tahu dengan menangis tidak akan mungkin merubah segalanya dari awal. Tapi setidaknya itu akan membuat dirinya legah.

"Maafkan aku." Suara Anindia terdengar parau saat berbicara. Tubuhnya gemetaran. Ingin sekali ia memeluk kakaknya tapi ia tidak bisa. Oh, Allah.

Kemudian dari wajah oval milik Aisha terbentuk sebuah senyuman kecil yang menyeringai di wajahnya. Ia kemudian berdiri dari tempatnya duduk dan sedikit berjalan membelakangi Anindita.

"Hkkk, maaf ? Apakah itu cukup Dita ?" Sambil berbalik, "kau tahu, semua orang dengan gampangnya hanya meminta maaf dan kau pikir itu akan selesai begitu saja ? Iyah ?"

Cinta suciTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang