3

371 35 0
                                    

Malam ini hujan turun begitu deras.

Taehyung terlihat cemas, berungkali dia terlihat melirik keluar melalui jendela didepanya.

"Apa kau mencemaskan Jungkook?" tanya Hoseok penasaran.

" Iya hyung, hujan sederas ini dan dia belum sampai rumah" jawab Taehyung matanya masih memandang keluar jendela.

Berharap orang yang ditunggu segera menampakkan diri,
namun yang ditunggu tak juga muncul.

"Ayolah Tae, dia sudah besar dan ini cuma hujan kau tak perlu secemas itu." teriak Hoseok tiba-tiba membuat Taehyung kaget.

"Hyung, kenapa kau marah padaku?" tanya Taehyung bingung.

"Cukup Tae aku sudah tak tahan lagi denganmu" keluh Hoseok membuat Taehyung semakin bingung.

Ada apa denganmu hyung? Batin Taehyung heran.

"Tae, kenapa kau tak pernah melihatku? Kenapa kau tak pernah paham dengan semua yang sudah ku lakukan untukmu selalu Jungkook, Jungkook dan Jungkook hah?!" Ucap Hoseok sambil terengah.

Sepertinya ia sudah benar-benar tidak bisa menahan perasaanya lagi.

Tanpa sadar ia sudah mengungkapkan perasaanya pada Taehyung dengan cara dan waktu yang tidak tepat tentu saja.

"Jadi hyung kau...?" tebak Taehyung tak percaya.

Sungguh Taehyung masih mencoba mencerna kata-kata yang baru saja Hoseok katakan.

"Ya, aku menyukaimu sejak dulu. Tapi matamu hanya melihat Jungkook seorang sedangkan aku, aku hanya bisa berpura-pura bahwa semuanya baik-baik saja". Ucap Hoseok, sambil menitihkan airmata.

Baru kali ini ia benar-benar menangis di hadapan Taehyung.

"Hyung, aku tak pernah bermaksud seperti itu. Aku hanya mencemaskannya karena dia teman serumahku" jawab Taehyung menjelaskan.

"Tapi sikapmu itu berlebihan". teriak Hoseok kesal.

"Maafkan aku hyung, aku tahu kau tidak suka tapi aku benar-benar hanya menganggapmu sebagai sahabatku, bahkan kakakku" jawab Taehyung pelan.

Ia tak ingin salah bicara dan membuat Hoseok semakin marah padanya.

"Lalu bagaimana dengan Jungkook, apa kau menganggap dia itu pacarmu?" pertanyaan Hoseok spontan membuat Taehyung kaget.

Ia bahkan tak pernah berfikir sejauh itu selama ini. Bahkan sama sekali tak pernah terlintas untuk memikirkannya.

Namun setelah melihat hyungnya seperti ini, dia lalu sedikit berfikir apakah yang selama ini ia lakukan untuk Jungkook sudah berlebihan bahkan hingga membuat Hoseok salah paham.

Sekarang Taehyung hanya bisa merutuki kebodohannya, bagaimana ia bisa tidak peka dengan perasaan Hoseok selama ini.

Namun sungguh, ia hanya terlalu takut kehilangan teman sekamarnya itu.

"Kau tak bisa menjawabkan?" tanya Hoseok kecewa lalu berlari keluar meninggalkan rumah Taehyung sambil menangis. Menembus hujan yang mulai membasahi pakaiannya.

Sementara Taehyung hanya bisa memandang kepergian Hoseok tanpa bisa berbuat apa-apa.

Tanpa mereka sadari Jungkook sudah berdiri di depan pintu sedari tadi mendengar apa yang Taehyung dan Hoseok bicarakan.
Tiba-tiba ia merasa bingung dengan hatinya

"Tak masuk akal rasanya jika aku menyukai Taehyung" gumam Jungkook dalam hati.

Ia menepis pemikiran bodohnya lalu melangkah masuk dengan gontai.

"Maaf aku terlambat" katanya begitu melihat Taehyung"

"Darimana saja kau?"Tanya Taehyung .

"Maaf hyung, aku harus menyelesaikan tugasku tadi, Hpku lowbat jadi aku tidak bisa menghubungimu" terang Jungkook.

"Baiklah" jawab Tae.

"Maaf membuatmu khawatir"

"Hm tak apa" jawab Tae singkat.

"Cepat ganti bajumu lalu makan" perintah Taehyung lalu melangkah pergi kekamarnya.

"Ah itu jelas tidak mungkin" tolak Taehyung begitu sampai dikamarnya. Ia menggeleng-gelengkan kepalanya.





Tbc










Akhirnya bisa juga bikin part 3 nya.
Walaupun ini cuma pendek pake banget huh tapi gapapakan dari pada gak ada sama sekali haha.
Jujur aja, sebenernya aku gak bakat bikin cerita2 kayak gini, tp nyoba sekali-kali gapapa dong yaaa :D

Walaupun menurut aku ini gagal, tapi yasyudahlaaah. Rasah di pikir jero wkwk.
Maaf juga kalo typo maklum ngetiknya cuma pake Hp gengs:)

Sudahlah curhatnya,malah panjangan curhatnya sama ceritanya wkwk. Akhir kata wassalamu'alaikum .

YOU (BTS VKOOK)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang