"Hai juga." balasku sambil salah tingkah di depannya yang membuat ia tertawa geli di depanku. Lalu aku bertanya padanya,
"Kenapa kamu ketawa?ada yang salah ya sama aku?"
"Iya. Kamu salah besar!!!" jawabnya.
"Hah?apaan sih,perasaan gaada deh." kataku kebingungan.
"Dasar! Kamu itu rempong banget. Yang salah itu sikap kamu tuh!" sahutnya.
(perasaan sikapku biasa aja deh)batinku.
"Masih mikir ,neng? Sikapmu itu salah. Kan kamu salah tingkah pas aku senyum ke kamu" sambil tersenyum lagi.
Aku hanya terdiam dan terpaku karena memikirkan tentang itu. Tiba-tiba ia angkat bicara lagi.
"Oh iya, nama kamu siapa sih?" tanyanya.
"Hmm.. Nama aku itu..." jawabku gugup.
"Masih mikir nama samaran ya ,neng?" ledeknya.
"Gak tau! Nama aku itu Dinda." jawabku teriak.
"Apa ,neng?Sianida? Duhh jauh jauh deh" ledeknya lagi.
"Udah deh, kalo kamu masih nyebelin, aku pergi aja. Dan inget!! Namaku DINDA !!!" teriakku sambil melotot padanya. Saat aku akan pergi, tiba-tiba tangannya memegang tanganku bermaksud menahanku untuk pergi.
"Tunggu tunggu. Jangan ngambek dong." serunya.
"Ish, lepas. Siapa juga yang ngambek ke kamu?" jawabku sambil memasang wajah judes dan melemparkan tangannya dari tanganku.
"Habis susah manggil kamu. Mending aku panggil kamu Neng Dinda aja". Usulnya.
"Terus aku panggil kamu Bang Dani gitu?" tanyaku.
"Iyaa dong. Biar sweet" ledeknya.
"Huh. Whatever!" aku pergi meninggalkannya.*dalam hati Dinda*
Ya tuhan, aku menemukan seseorang yang seperti dia lagi. Aku harus apa? Aku tak mau terlalu berharap padanya. Tolong aku, aku tak ingin tersiksa untuk kesekian kalinya. Apakah aku harus menjauhinya saja?atau malah lebih dekat dengannya?ini pilihan yang sulit.
KAMU SEDANG MEMBACA
Lihat Aku untuk Sebentar Saja
RomanceDiceritakan seorang gadis remaja yang mulai mengenal rasa dari apa itu kagum, tertarik, sayang hingga cinta. Ia sangat mudah jatuh cinta tetapi ia susah untuk melepaskan cinta tersebut. Dulunya ia selalu dikejar kejar oleh banyak cowok, tetapi ia me...