[29] Day (part two) +17

30.1K 605 2
                                    

HAAAALLLO!! SO, GUYS INI ADALAH CHAPTER TERAKHIR DARI CERITA INI SEBELUM EPILOG.

ENJOY!! ;) JANGAN LUPA VOTE & COMMENT :)

MALEM MINGGU GUE POST YG PANAS2 HEHEHEHEHEH

LOVE, C xx
---
Harry | 1912

Setelah Adela meninggalkan rumahku, hatiku hancur berkeping-keping. Aku terus bertanya pada diriku sendiri, mengapa aku harus melakukan hal itu. Otakku menolak untuk memberikan jawaban.

Ketika hari Senin tiba, aku tahu bahwa Adela akan masuk sekolah. Bungaku yang manis. Aku tidak bisa menghentikkan kebiasaanku menguntitnya.

Aku harus memastikan bahwa ia baik-baik saja. Bagaimana jika ia diculik? Atau kabur? Aku harus berada disekitarnya untuk memastikan tidak terjadi apa-apa padanya. Ketika aku pergi, aku tidak membawa kameraku dan aku memilih berjalan kaki daripada mengendarai mobilku.

Adela melihat keberadaanku disini. Ia mencoba mengusirku, aku tidak menyalahkannya. Aku melakukan apa yang ia katakan, setelah aku memastikan ia tiba di rumah dengan selamat.

Hari Rabu, aku menerima panggilan sebuah pekerjaan. Aku diterima, namun sebagai seorang pelaut. Yang berarti, aku harus berjauhan dengan Adela. Mungkin itulah jalan yang terbaik, lagipula, ia tidak akan memaafkanku.

Aku menandatangani kontrak. Aku akan pergi pada bulan Desember dan kembali setiap musim panas selama dua tahun. Bulan ini bulan September, aku bekerja disebuah pabrik, dari pagi hingga siang. Kira-kira ketika Adela pulang sekolah.

Setelah empat hari, aku mendengar sebuah ketukan di pintukku. Aku memutar kenop pintu dan berkedip melihat seseorang dihadapanku, Adela. Bunga manisku kembali padaku. Aku bisa melihat sosoknya dihadapanku sebelum ia memeluk tubuhku. Kakinya melingkar di pinggangku dan tangannya berada di rambutku sambil bibirnya memagut bibirku.

"Bawa aku ke ranjangmu. Aku sangat merindukanmu." Katanya. Tanpa berpikir dua kali, aku melangkahkan kakiku untuk menutup pintu dan tanganku menjalar ke bokongnya. Aku meremas bokongnya, membuat ia memekik.

Ia memberikan beberapa kecupan di leherku sebelum menghisapnya. Aku merasakan lidah dan bibirnya serta giginya menghisap pelan beberapa area di leherku.

Aku menggendongnya menuju kamarku sambil mendekap erat tubuhnya. Aku menutup pintu dengan kakiku. Ia turun dari gendonganku dan berdiri. Tangannya bergerak menuju kancing gaunnya, ia membuka kancingnya satu persatu dengan gerakan menggoda dan matanya menatap lurus kearah mataku.

Ketika ia berhasil melepas seluruh kancingnya, ia menurunkan gaunnya. Ia mengenakan sebuah celana dalam tipis berwarna merah jambu dengan sebuah pita ditengahnya. Dadanya telanjang, ia tidak mengenakan branya.

"Jangan menggoda." Kataku padanya. Aku meraih pinggulnya dan mencium bibirnya dengan kasar. Tanganku meremas bokongnya dan ia memekik. Aku mengambil kesempatan ini untuk memasukkan lidahku kedalam mulutnya. Lidahnya beradu dengan lidahku. Saliva kami berdua saling menyatu.

Kami berjalan mundur dan aku mendorong Adela dengan perlahan keatas tempat tidur dan menidurkan tubuhnya. Aku mencium bibirnya sekali lagi lalu turun keleher dan puncak dadanya.

Aku meremas pelan dadanya dengan tanganku. Jariku bermain dengan putingnya, sambil lidahku menjilati puting sebelahnya. Nafasnya semakin cepat ketika mulutku tiba di hadapan vaginanya.

"Baby girl, beg for it. Call me daddy."

"Daddy, please. I need you." Ia mengerang ketika ia merasakan nafasku berada dekat dengan area privatenya.

Asylum [H.S] (indonesian translation)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang