part 2 (beda cerita :v)

45 2 0
                                    

Seorang anak muda yang tengah merantau ke Jakarta untuk bekerja memilih untuk menetap di sebuah rumah kos disana. Pada suatu hari ia mengalami kecelakaan dan tak bisa bekerja untuk beberapa hari. Akhirnya selama beberapa hari belakangan, ia hanya menghabiskan waktunya di kamar kos barunya. Untuk beberapa hari semuanya terlihat mudah dan menyenangkan. Hasil jerih payah kerjanya sangat cukup untuk memenuhi kebutuhannya sehari-hari. Tak jarang pula ia memasak makanan untuk dirinya sendiri. Tapi setelah satu minggu dalam kedaan tersebut, akhirnya ia menjadi jenuh.

Di siang itu, ia sedang menonton TV kemudian dikejutkan dengan henetakan suara kaki berada tepat di atas kepalanya dan diikuti dengan suara tawa anak-anak. Suara itu datang dari lantai dua. Ia berpikir sejenak, mengapa anak-anak itu pada jam segini tidak berada di sekolah.
Keesokan harinya, di siang yang sama, ia kembali mendengar suara langkah kaki tersebut dan suara anak-anak yang sama. Kali ini terdengar seperti dua anak yang tengah bermain-main dan berlarian.

Hari selanjutnya, anak muda ini menjadi lebih bosan dari sebelumnya. Ia bahkan sudah tidak ingin lagi memasak seperti hari-hari biasanya. Untuk keluar dari kebosanannya, ia pun memesan pizza untuk diantarkan langsung ke kamarnya. Dimakannya pizza yang telah dipesannya sampai ia kekenyangan. Namun, ia menyadari kotak pizza tersebut masih berisikan beberapa potong yang masih tak tersentuh. Dia teringat kembali dengan anak-anak yang tinggal di lantai dua rumah kos itu. Akhirnya ia berniat untuk membawakan beberapa potong pizza yang tersisa tersebut ke lantai dua.

Anak muda yang baru tinggal di rumah kos tersebut belum kenal siapapun apalagi dengan penghuni di lantai dua. Sesampainya ia di lantai dua ia berjalan menuju kamar yang berada tepat di atas kamarnya di lantai satu dan tanpa basa-basi ia memberanikan diri untuk mengetuk pintu kamar tersebut.

"Tok, tok, tok"

Tidak ada jawaban.

"Tok, tok, tok"

Kembali tidak ada jawaban, namun kali ini ia mendengar ada suara yang bergerak dari dalam, seperti suara orang yang tengah beranjak untuk membukakan pintu.

"Permisi..." Ia mencoba untuk menyapa seseorang yang kini berada di balik pintu tersebut.

"Siapa...?" Akhirnya suara itu muncul dari balik pintu. Suara dari wanita yang menjawab sapaan anak muda tadi.

Anak muda itu akhirnya menjelaskan bahwa ia tinggal di lantai satu dan mengatakan ia membawakan pizza bilamana keluarga tersebut menginginkannya.

"Cklek" Akhirnya pintu itu terbuka sedikit demi sedikit dan anak muda itu melihat sekilas wajah yang berada diantara celah yang hanya terbuka setengah meter itu.

Tak ada cahaya yang muncul dari dalam kamar tersebut. Semuanya terlihat gelap. Bahkan ia sama sekali tak melihat dengan siapa ia berhadapan.
Kini wajah itu saling memandang.

Wanita itu masih menatap kosong anak muda tersebut. Anak muda itu juga tak keluar sepatah katapun.

"Makasih, tapi kami gak terlalu butuh," Lirih suara keluar dari mulut wanita itu.

Wanita itu kemudian menutup pintu dengan sangat perlahan sambil terus menatap anak muda itu. Namun dengan reflek cepat anak muda itu menahan laju pintu yang hampir tertutup rapat itu.

"Brak"
"Mungkin anak-nya mau.." Balas anak muda itu dengan tangan kirinya yang masih menempel di badan pintu.

Setelah ia mengatakan itu, tiba-tiba saja muncul dua wajah yang datang dari kegelapan. Kedua wajah anak kecil itu menatap anak muda itu. Kini ada 3 wajah yang menatapnya dengan sayu.

"Kasih aja ke mereka," Kata wanita itu. Anak muda itu memiringkan kotak pizza agar dapat menembus celah pintu dan sebuah tarikan akhirnya menyambar kotak pizza itu sampai masuk ke dalam.

Anak muda itu terdiam. Dan ketiga wajah itu masih menatap lurus ke arahnya. Perlahan-lahan, pintu itu bergarak menutup sampai akhirnya menjadi rapat dan anak muda itu pergi.

Seperti ada sesuatu. Sesuatu yang mengganggunya daritadi. Ia merasakan tengkuk belakangnya terasa dingin. *berlanjut ke bagian berikutnya

-_-_-_-Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang